Rabun Dekat Pada Anak Thumbnail

Rabun Dekat Pada Anak Dapat Dikenali Dengan Gejala Ini

Hai Sobat KMU, sudah pernah dengar tentang rabun dekat pada anak? Ini adalah kondisi yang membuat kita bisa melihat benda-benda jauh dengan jelas, tapi benda-benda dekat malah jadi kabur. Di dunia medis, kita menyebutnya dengan sebutan Hyperopia, tapi jangan khawatir, nanti mimin akan jelaskan dengan bahasa yang gampang dimengerti. Dan yang perlu kalian ketahui, ini bukan hanya masalah orang dewasa, loh. Anak-anak juga bisa mengalaminya. Tapi tenang, kita akan bahas cara mengenali gejalanya agar kita bisa tahu apa yang harus dilakukan. Simak pembahasan dari narasumber kita kali ini yaitu dr. Alissa Devi Agustina, Sp.M. Oh iya, lanjutin bacanya disini terus dong biar tau informasi selengkapnya!

Penyebab Rabun Dekat Pada Anak (Hyperopia)

Pengertian Rabun Dekat Pada Anak (Hyperopia)

Pernahkah teman-teman merasa tidak nyaman saat beraktivitas karena mata terasa aneh, seperti saat mengalami rabun dekat pada anak? 

Ya, kondisi ini memang bisa membuat Si Kecil merasa kesulitan melihat objek yang berada dekat, sehingga membutuhkan alat bantu penglihatan seperti kacamata. Padahal, kemampuan melihat objek dekat sangat penting dalam aktivitas harian dan proses belajar mereka. Nah, yuk, mari kita eksplorasi lebih dalam tentang apa yang menjadi akar penyebab dari gangguan rabun dekat ini.

Untuk bisa melihat dengan baik, cahaya perlu melewati proses penekukan atau pemerataan melalui Kornea dan lensa mata. Hal ini memungkinkan cahaya terfokus saat mencapai Retina dan lapisan sel-sel yang sangat sensitif terhadap cahaya. Retina ini sebenarnya seperti kertas film yang menangkap gambar yang terbentuk dari cahaya, dan kemudian mengirimkan gambar tersebut ke otak lewat saraf optik, bagian dari otak kita.

Hyperopia atau rabun dekat yang dialami anak-anak terjadi karena bentuk mata yang lebih pendek dari biasanya atau memiliki Kornea yang terlalu datar. Dampaknya, cahaya yang masuk akan terfokus di luar Retina, bukan langsung ke bagian yang sensitif itu. Hasilnya, anak-anak dengan kondisi ini bisa melihat objek yang jauh dengan jelas, tetapi menjadi kabur saat objek berada dekat.

Baca juga:
Katarak
Operasi Katarak Gratis
Lasik

Seperti juga rabun jauh, rabun dekat pada anak umumnya memiliki unsur keturunan. Pada beberapa kasus, anak-anak yang mengalami kesulitan melihat objek dekat mungkin tidak akan merasakan kabur secara signifikan. Dengan bantuan alat, mata mereka bisa mengarahkan cahaya langsung ke Retina. Biasanya, jika kondisi ini tidak terlalu parah, penglihatan anak masih cukup jelas. Namun, seiring bertambahnya usia, intensitas rabun dekat bisa berkurang.

Gejala Hyperopia

Gejala Rabun Dekat Pada Anak

Pernah nggak terbersit dalam pikiran kita, kenapa sih ada yang mengalami rabun dekat atau Hyperopia? Awalnya gejala ini tuh seringkali susah buat kita sadari atau bahkan tidak terlalu terasa. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, kita mungkin baru sadar bahwa melihat benda dekat semakin merepotkan, dan yang jauh juga mulai kelihatan kabur. Nah, mari kita coba cari tahu lebih dalam tentang apa yang sebenarnya jadi penyebab dibalik gangguan ini.

Mungkin sebagian dari kita pernah merasakan gejala-gejala seperti berikut ini:

  • Walaupun objek jauh keliatan jelas, yang dekat malah kabur dan nggak fokus.
  • Mata kita cepat lelah setelah melihat benda dekat, misalnya pas lagi ngetik di komputer atau baca buku.
  • Pernah nggak, harus mengerling biar bisa lihat benda dengan jelas?
  • Susahnya baca, apalagi baca tulisan yang kecil.
  • Mata rasanya panas dan gatal.
  • Kadang juga bisa muncul sakit kepala.

Nah, teman-teman, ini adalah beberapa gejala umum yang bisa jadi pertanda kalau kita mengalami Hyperopia. Tapi, pertanyaannya sekarang adalah, mengapa hal-hal ini bisa terjadi? Apa sih yang bikin kita jadi punya masalah dalam melihat benda yang dekat? Nah, bersama-sama kita akan menggali akar dari gangguan ini dan memahami lebih dalam tentang apa yang terjadi di mata kita. Yuk, terus ikuti artikel ini buat dapetin info lengkapnya!

Baca juga:
Mau Operasi Lasik? Pastikan Hal-Hal Ini Terlebih Dahulu!
Pilihan Bebas Mata Minus Selain Lasik, Cek Informasinya!
4 Cara Sehat Menjaga Mata Saat Membaca

Cara Pengobatan Hyperopia

Nah, setelah mengetahui apa itu rabun dekat pada anak serta gejala dari Hyperopia itu sendiri, sekarang mari kita bahas tentang cara mengatasinya.

Jadi, buat kamu yang mengalami gejala-gejala seperti melihat benda dekat jadi kabur, sebenarnya ada beberapa opsi pengobatan yang bisa diambil. Yang paling umum adalah menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata atau lensa kontak yang spesial. Kamu bisa pilih mana yang nyaman, atau bahkan keduanya, tergantung kebutuhanmu.

Kacaamata / Lensa Kontak

Kalau resep kacamata atau lensa kontak yang diberikan oleh dokter mata dimulai dengan angka plus, misalnya +2.50, itu menunjukkan bahwa kamu menderita Hyperopia. Dan, nggak perlu khawatir, mengenakan kacamata atau lensa kontak ini bisa jadi solusi yang baik, baik itu saat membaca, bekerja didepan komputer, dan lain sebagainya.

Saat memilih kacamata, pastikan untuk memilih lensa Asferis berindeks tinggi, terutama kalau resepmu cukup kuat. Lensa ini lebih tipis, lebih ringan, dan punya bentuk yang lebih menarik. Yang penting, lensa Asferis juga bisa mengurangi efek “mata kumbang” yang biasa timbul akibat lensa kacamata untuk Hyperopia.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa lensa Asferis berindeks tinggi bisa lebih memantulkan cahaya dibandingkan lensa plastik standar. Supaya lebih nyaman dan nggak mengganggu, usahakan untuk memilih lensa yang dilapisi dengan pelapis anti pantul. Bagi anak-anak dengan Hyperopia, lensa kacamata yang terbuat dari bahan lensa polikarbonat bisa jadi pilihan terbaik. Bahan ini ringan, jadi lebih nyaman dipakai, dan tahan terhadap benturan.

Dan, jangan lupakan Lensa Photochromic yang otomatis menjadi gelap saat terpapar sinar matahari. Ini sangat dianjurkan untuk anak-anak dan siapapun untuk melindungi mata kalian yang sering beraktivitas di luar ruangan.

Buat yang Hyperopia-nya cukup signifikan, lensa kontak bisa jadi lebih disukai daripada kacamata. Kenapa? Karena lensa kontak memberikan penglihatan yang lebih alami dan lebih baik di bidang pandang sekeliling. Jadi, teman-teman, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dokter mata terlebih dahulu dan temukan kacamata atau lensa yang paling cocok untuk mata kalian!

Baca juga:
Ini 2 Jenis Kacamata Bifokal, Manakah yang Kamu Gunakan?
Harga Lasik vs Softlens: Temukan Pilihan Terjangkau dan Unggul!

Periksa Mata di KMU Yuk!

Periksa Mata di Klinik Mata KMU

Yuk, Jaga Kesehatan Mata Si Kecil dan Keluarga di Klinik Mata KMU!

Jangan pernah ragu untuk merawat mata kita dan juga mata si kecil. Kalau kamu atau anggota keluarga mengalami masalah seperti rabun dekat pada anak (Hyperopia) atau kelainan refraksi mata lainnya, kita punya solusi yang pas untukmu di Klinik Mata KMU.

Apa sih yang bikin Klinik Mata KMU istimewa? Pertama, mereka punya peralatan medis canggih dengan teknologi terkini yang bisa bikin diagnosa lebih akurat dan penanganan masalah mata jadi lebih tepat sasaran. Kamu bisa tenang, karena di sini kamu bakal ditangani sama dokter spesialis mata yang sudah profesional dan berpengalaman. Mereka sudah menangani lebih dari 43.000 Operasi Katarak dan lebih dari 400 ribu kasus kesehatan mata lainnya. 

Jadi, gak usah tunda lagi, yuk periksa mata di Klinik Mata KMU dan pastikan mata kita selalu dalam keadaan prima. Cerahkan mata, cerahkan masa depan!

Sumber : dr. Alissa Devi Agustina, Sp.M

Tonton juga video menarik seputar kesehatan mata lainnya disini!