Retina: Jenis, Diagnosa, Pengobatan Hingga Pencegahanya

PENYAKIT RETINA : JENIS, DIAGNOSA, PENGOBATAN, HINGGA PENCEGAHANNYA

Hai Sahabat KMU! Anda pasti tahu betapa pentingnya fungsi mata ini. Mata manusia yang terdiri dari struktur, seperti Retina, Kornea, Bilik Mata, dan lain-lain

Struktur mata detail ini-lah yang membuat mata berfungsi untuk melihat dan membantu melakukan aktivitas sehari-hari.

Melalui mata, Sahabat KMU bisa mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan rumah atau kantor, serta aktivitas lainnya. Selain itu, mata juga bisa mengenali dan mengingat wajah seseorang hingga benda-benda yang ada di sekitar.

Hampir semua aktivitas kita memerlukan indera penglihatan. Tapi, bagaimana jika terjadi gangguan pada salah satu bagian dari mata yaitu Retina? Simak penjelasan lebih lanjutnya.

Retina

Struktur Retina: Ada beberapa bagian dalam Retina yang menunjang fungsi Retina pada mata.

Pengertian Retina

Sebelum memahami lebih lanjut tentang beragam jenis penyakit Retina, Sahabat KMU perlu tahu fungsi dari Retina yang merupakan salah satu bagian penting dari mata dalam proses penglihatan manusia.

Retina adalah lapisan atau jaringan tipis yang melapisi sisi dalam di belakang bola mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya.

Retina mengandung jutaan sel peka cahaya (batang dan kerucut) dan sel saraf lainnya yang menerima, mengorganisir, dan mengatur informasi visual. informasi inilah yang kemudian dikirimkan dari Retina kepada otak melalui saraf optikus yang membuat kalian semua bisa melihat dengan jelas.

Di tengah jaringan saraf ini juga terdapat makula yang membuat Sahabat KMU mampu melihat lebih jelas dan detail, mulai dari membaca tulisan, hingga membedakan bentuk wajah seseorang.

Penyakit Retina

Sesuai namanya, penyakit Retina adalah semua penyakit mata yang terjadi atau ada pada Retina. Penyakit Retina dapat sangat bervariasi, namun sebagian besar dapat menyebabkan kelainan daya lihat.

Banyak sekali keluhan atau penyangkit yang ada dalam Retina Mata manusia. Adapun beberapa macam penyakit Retina yang biasanya umum ditemukan, diantaranya :

1. Robekan Retina

Robekan Retina atau Retinal Tear terjadi ketika zat bening seperti gel yang terletak di tengah mata (vitreous) mengecil dan menarik lapisan Retina sehingga menyebabkan adanya kerusakan pada jaringan Retina.

Hal ini sering kali menyebabkan gejala yang muncul tiba-tiba, seperti kilatan cahaya atau ada sesuatu yang mengambang dan bergerak Ketika kita sedang melihat (floaters).

Dalam kasus yang langka, robekan Retina dapat terjadi akibat cedera mata atau trauma pada Retina. Robekan Retina dapat meningkatkan risiko ablasi Retina (pelepasan Retina) dan gangguan penglihatan berat.

2. Ablasi Retina

Ablasi Retina merupakan penyakit Retina yang terjadi akibat robeknya Retina dan jaringan penyangganya sehingga menyebabkan Retina terlepas dari posisi normalnya.

Biasanya pada penderita dengan mata minus tinggi, pengidap diabetes, trauma bola mata, perubahan kondisi cairan pada bola mata, atau munculnya jaringan parut di area Retina khususnya pada penderita diabetes.

Kondisi ini tergolong masalah serius dan memerlukan penanganan segera. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, ablasi Retina dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Baca juga :
LASIK
Bisakah Biaya Lasik Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ablasio Retina

Gambaran penyakit Retina, seperti halnya Katarak, Ablasi Retina juga dapat berisiko menyebabkan kebutaan bila tidak tertangani dengan cepat dan tepat.

3. Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik merupakan penyakit Retina yang muncul akibat komplikasi dari diabetes. Secara perlahan, kadar gula darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah, termasuk di Retina mata.

Pembuluh darah kecil (kapiler) di belakang mata menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah di bagian Retina mata sehingga bisa rusak dan mengeluarkan cairan ke dalam dan ke bawah Retina.  

Hal ini menyebabkan Retina membengkak, kemudian mengaburkan atau mengganggu penglihatan Sahabat KMU. Selain itu, ketika kapiler rusak menyebabkan pembuluh darah abnormal baru diproduksi.

Pembuluh darah baru ini rapuh dan lebih rentan pecah sehingga lebih mudah mengeluarkan cairan ke dalam mata. Kondisi ini mengakibatkan pandangan menjadi gelap/kabur, muncul floaters, dan penglihatan terganggu.

4. Membran EpiRetinal

Membran Epiretinal adalah jaringan parut atau bekas luka menyerupai jaringan atau selaput yang terletak di atas Retina.

Membran ini dapat menarik Retina sehingga mengubah daya penglihatan Sahabat KMU sehingga mengakibatkan benda-benda mungkin akan tampak buram atau bengkok.

5. Lubang Makula

Lubang makula adalah kelainan kecil di tengah Retina di bagian belakang mata (makula).

Gangguan pada Retina ini dapat terjadi akibat adanya tarikan tidak normal antara Retina dan vitreous.Lubang makula juga mungkin semakin melebar setelah Sahabat KMU mengalami cedera pada mata.

6. Degenerasi Makula

Degenerasi Makula

Age-Related Macular Degeneration (AMD) atau Degenerasi Makula merupakan salah satu gangguan yang bisa menurunkan fungsi Retina mata.

Kondisi ini ditandai dengan penurunan kemampuan melihat yang disebabkan oleh rusaknya bagian pusat Retina (makula). Fungsi Retina tidak dapat optimal ketika makula rusak.

Degenerasi makula lebih sering terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut dan berisiko pada seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat degenerasi makula.

Penderita akan merasakan gangguan pandangan menjadi kabur, buram yang dimulai dari tengah penglihatan. Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, menyetir atau mengenali wajah orang.

Ada dua jenis penyakit degenerasi makula,yakni basah dan kering. Degenerasi kering lebih kerap ditemukan,tetapi degenerasi basah lebih berbahaya karena ada pembuluh darah yang pecah di mata. Hal ini bisa terjadi pada satu atau kedua mata.

7. Retinis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah penyakit bawaan yang menyerang Retina sehingga dapat diwariskan dari orang tua ke anaknya.

Kondisi ini perlahan dapat mempengaruhi kemampuan Retina dalam merespons cahaya dan menyebabkan penurunan kemampuan melihat pada malam hari dan gangguan lapang pandang secara bertahap hingga kehilangan fungsi penglihatan.

8.Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah penyakit Retina yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan kanker pada Retina.

Penyakit ini merupakan jenis penyakit yang dapat mengganggu fungsi penglihatan dan cukup langka, biasanya terjadi pada anak-anak khususnya balita.

Kanker ini terjadi saat sel-sel Retina tumbuh cepat sehingga merusak jaringan di sekitarnya. Jaringan kanker yang terbentuk dapat menyebar ke jaringan lain, seperti otak dan tulang belakang.

Tanda utama dari retinoblastoma adalah refleks mata kucing, yaitu munculnya pantulan cahaya berwarna putih pada bagian pupil mata ketika terkena berkas cahaya atau blits kamera.

9.Retinopathy of Prematurity (ROP)

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit Retina yang terjadi pada bayi prematur. ROP terjadi saat perkembangan pembuluh darah di bola mata bayi prematur tidak sempurna sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh darah abnormal.

Pembuluh darah yang abnormal ini umumnya lemah dan mudah pecah sehingga bisa menyebabkan pendarahan pada Retina, bahkan bisa sampai menyebabkan kebutaan apabila terjadi ablasio Retina.

Baca juga : Putri Ariani dan Retinopathy of Prematurity

Gejala Penyakit Retina

Gejala penyakit Retina dapat berkembang secara perlahan seiring bertambahnya usia atau berkembang secara cepat karena faktor lain.

Retinal Detachment

Gejala penyakit Retina dapat terjadi pada salah satu atau kedua belah mata. Namun, gejala yang umumnya muncul pada penderita penyakit Retina adalah gangguan penglihatan berupa:

  • Penglihatan kabur atau terdistorsi (garis lurus terlihat bergelombang) / floaters
  • Luas pandangan samping menjadi terbatas
  • Melihat kilatan-kilatan cahaya atau photopsia
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Terganggunya kemampuan membedakan warna
  • Kehilangan penglihatan                                                                               

Faktor Risiko Penyakit Retina

Risiko terkena penyakit-penyakit Retina di atas dapat meningkat karena sejumlah faktor, antara lain:

  • Berusia 40 tahun ke atas.
  • Cedera pada mata.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit Retina.
  • Menderita penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi.
  • Merokok
  • Berat badan berlebih (obesitas)

Diagnosis Penyakit Retina

Bagaimana dokter mata mendiagnosis penyakit pada Retina ini? Sebelum dokter mendiagnosis, ada beberapa tahapan yang harus Anda ikuti saat pemeriksaan Retina mata yaitu:

1. Dokter akan Menanyakan Keluhan

Awalnya, dokter akan menanyakan kepada pasien gejala yang dialami. Apakah ada pandangan yang buram? Bintik-bintik yang melayang atau pandangan gelap? Apakah ada kilatan cahaya? Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita. Terutama bila penderita memiliki penyakit penyerta atau riwayat gangguan Retina mata di keluarga.

2. Proses Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, melalui pemeriksaan fisik. Prosedurnya diawali dengan dokter memberikan obat tetes mata khusus untuk melebarkan pupil. Fungsinya agar dokter dapat melihat bagian dalam mata dengan mudah. Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang mata. Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar pupil terbuka sempurna.

Pada pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp dilakukan dengan sebuah alat pemeriksaan khusus. Lalu, Anda duduk di depan sebuah alat tersebut. Letakkan dagu dan dahi Anda pada perangkat itu agar posisi kepala bisa stabil. Lalu, dokter akan mendekatkan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa tersebut ke mata untuk melihat bagian belakang mata Anda.

Sebagian orang akan merasa sedikit tidak nyaman (silau) selama pemeriksaan, namun tidak menyakitkan. Fungsinya untuk mengetahui gejala awal dari kerusakan Retina, saraf optik, atau pembuluh darah. Dengan demikian, penanganan dini dilakukan untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi berat.

3. Pemeriksaan Penunjang Untuk Penyakit Retina

Selain pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp ada juga pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan, seperti:

1. Tes Amsler Grid

Dokter akan melakukan pemeriksaan Amsler Grid untuk menguji kejelasan dari daya lihat sentral. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang menunjukkan gambar bergaris. Dokter kemudian akan menanyakan apakah garis yang Anda lihat tampak pudar, patah, bengkok, dsb, lalu mencatatnya untuk memahami lebih lanjut tingkat kerusakan Retina.

2. Optical Coherence Tomography (OCT)

Optical Coherence Tomography (OCT) atau tomografi koherensi optik adalah teknik untuk menangkap gambar yang tepat dari Retina untuk mendiagnosis membran epiretinal, lubang makula, dan pembengkakan makula. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk memantau sejauh mana degenerasi makula memengaruhi penglihatan, serta memantau respons Anda terhadap pengobatan.

3. Angiografi fluoresens

Tes ini menggunakan pewarna yang menyebabkan pembuluh darah di Retina tampak jelas di bawah pencahayaan khusus. Metode ini dapat mengidentifikasi pembuluh darah yang tertutup, pembuluh darah bocor, pembuluh darah abnormal baru, dan perubahan halus di bagian belakang mata.

4. USG Mata

USG Mata

Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membantu melihat Retina dan struktur lainnya di dalam mata. Selain itu USG juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik jaringan tertentu yang dapat membantu diagnosis dan penanganan pada tumor mata.

5. CT dan MRI

Dalam kasus yang jarang terjadi, metode pencitraan ini dapat digunakan untuk membantu mengevaluasi adanya cedera atau tumor mata yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit Retina.

Baca juga : Jenis Operasi Retina Sesuai Kelainan Pasien

Pengobatan Penyakit Retina

Tujuan utama pengobatan penyakit Retina adalah untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan penyakit, serta mempertahankan, memperbaiki dan mengembalikan daya lihat. Sering kali, kerusakan yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki, yang membuat deteksi dini menjadi sangat penting. Pengobatan penyakit-penyakit ini mungkin kompleks dan terkadang termasuk darurat karena dibutuhkan segera. Pilihan pengobatan kelainan Retina mata yang mungkin direkomendasikan oleh dokter adalah:

1. Laser

Operasi laser ini tentu saja berbeda dengan Teknik laser pada Operasi Lasik yang biasa kita tahu. Operasi ini dikenal dengan nama focal laser photocoagulation yang digunakan untuk memperbaiki robekan atau lubang pada Retina.

Dokter akan mengarahkan laser pada Retina kemudian memperbaiki robekan pada Retina, pemanasan dengan sinar laser pada bagian mata yang robek juga menyebabkan terbentuknya bekas luka yang dapat mengikat Retina dengan jaringan penyangga di sekitarnya. Jika terapi laser dilakukan sedini mungkin maka dapat mengurangi risiko Retina yang robek menjadi Retina yang lepas (Retinal detachment) atau ablasi Retina.

2. Penyusutan Pembuluh Darah Abnormal

Dalam melakukan perawatan yang dikenal dengan nama pan Retinal photocoagulation (PRP), dokterakan menggunakan teknik untuk mengecilkan pembuluh darah baru yang berdarah secara abnormal dan rentan untuk mengalami perdarahan kembali. Perawatan ini dapat membantu pasien dengan kondisi retinopati diabetik.

3. Pembekuan (Cryopexy)

Cryopexy

Pada prosedur ini, dokter akan menggunakan alat pembeku ke dinding luar mata untuk mengobati robekan Retina. Suhu dingin yang intens akan mencapai bagian dalam mata dan membekukan Retina sehingga dapat memperlambat kerusakan akibat luka dan mengembalikan Retina agar tidak berpindah dari dinding bola mata.

4. Menyuntikkan Udara atau Gas ke Mata

Teknik ini disebut dengan pneumatic retinopexy yang digunakan untuk membantu memperbaiki beberapa jenis ablasi Retina atau Retinal detachment. Teknik ini umumnya dilakukan sebagai kombinasi dengan Cryopexy atau laser photocoagulation.

5. Operasi Scleral Buckling

Operasi ini disebut dengan Scleral Buckling yang dilakukan untuk memperbaiki ablasi Retina atau Retinal detachment. Dalam prosedur ini, dokter akan menjahit sepotong kecil silikon ke permukaan mata luar (sklera).

Tindakan ini sering dikombinasi dengan drainase cairan di ruang subRetina sehingga memungkinkan penempelan kembali lapisan Retina yang terlepas dan membantu menjaga Retina tetap berada pada posisinya.

6. Mengevakuasi dan Mengganti Cairan di mata

Dalam prosedur yang disebut dengan vitrektomi ini, dokter akan mengambil cairan seperti gel yang mengisi mata (vitreous). Kemudian dokter akan menyuntikkan udara, gas, atau cairan ke dalam ruang tersebut sebagai gantinya. Vitrektomi dapat dilakukan apabila perdarahan atau peradangan menyebabkan buram pada vitreus. Teknik ini menjadi salah satu bagian penanganan pada individu dengan robekan pada Retina (Retinal detachment), retinopati diabetik, lubang makula, infeksi, dan cedera pada mata.

7. Menyuntikkan Obat ke Mata

Dokter dapat menyarankan penyuntikan obat ke dalam vitreus mata. Cara ini mungkin efektif dalam mengobati orang dengan degenerasi makula basah,retinopati diabetik,atau pembuluh darah yang pecah di dalam mata. Pada beberapa kasus, pengobatan juga dapat membantu mengembalikan penglihatan.

Biaya Operasi Retina

Biaya untuk operasi Retina mata ini di berbagai daerah cukup berbeda-beda ya Sahabat KMU, tergantung dengan gejala yang muncul, kondisi Retina, dan tingkat keparahan gejala serta jenis pengobatannya.

Umumnya pihak rumah sakit atau klinik mata akan mematok tarif operasi bagi pasien umum mulai dari kisaran 10 juta hingga 40 juta rupiah.

Namun jika pasien merupakan peserta program BPJS Kesehatan, maka kemungkinan besar mereka tidak akan dipungut biaya sama sekali atau gratis.

Dengan kata lain biaya operasi Retina mata sepenuhnya akan ditanggung oleh pemerintah asalkan pasien memenuhi semua syarat dan ketentuan yang berlaku dari pihak BPJS Kesehatan.

Baca juga :
3 Jenis Ablasio Retina Penyebab Kebutaan
Biaya Laser Retina (PRP) di Klinik Mata KMU

Pencegahan Penyakit Retina

Pencegahan Penyakit Retina

Agar Retina pada mata tetap sehat dan berfungsi dengan baik, ada beberapa langkah yang bisa Sahabat KMU lakukan nih, diantaranya :

1. Konsumsi Makanan Bergizi

Makanan yang bernutrisi menjadi salah satu pilihan terbaik untuk mencegah berbagai penyakit di dalam tubuh, termasuk berbagai penyakit di Retina mata. B

iasakan untuk mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang tepat. Penuhi kebutuhan nutrisi tubuh ya, terutama vitamin A, C, dan E, lutein, zinc, serta asam lemak omega-3. Ada banyak sumber vitamin yang bisa dijadikan pilihan diantaranya dengan mengonsumsi sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, dan ikan laut.

2. Kenakan Kacamata Hitam dan Topi

Paparan sinar ultraviolet (UV) langsung pada mata dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya Katarak dan degenerasi makula.

Jika Sahabat KMU ingin beraktivitas di luar ruangan pada saat siang hari, maka Sahabat bisa menghindari paparan langsung sinar ultraviolet (UV) pada mata dengan mengenakan kacamata hitam khusus serta topi untuk meminimalkan paparan sinar UV pada mata.

3. Istirahatkan Mata

Bekerja sepanjang hari di depan komputer atau bahkan terlalu lama memandang layar ponsel tentu sajaakan membuat mata terasa lelah.

Jangan paksa mata untuk bekerja terus menerus ya, karena kebiasaan ini bisa membuat penglihatan menjadi kabur dan sulit fokus, mata kering, bahkan rasa nyeri di kepala dan tengkuk karena terlalu lama fokus pada layar komputer dan ponsel.

Biasakan untuk berhenti sejenak dan mengalihkan pandangan dari layar komputer atau ponsel setidaknya sekali dalam setiap 20 menit, melihat sejauh 20 kaki (6 meter), selama 20-30 detik.

4. Belajar untuk Berhenti Merokok

Pengaruh rokok dalam jangka panjang dapat mengganggu Kesehatan secara kesuluruhan dan juga membawa banyak dampak negatif bagi kesehatan mata.

Beberapa penyakit yang bisa timbul akibat merokok antara lain: kerusakan pada saraf optik, katarak (bisa disembuhkan dengan operasi Katarak), degenerasi makula, dan bahkan kebutaan permanen.

Jika selama ini Anda termasuk perokok, maka berhentilah merokokmulai saat ini. Hal ini akan membantu Anda menjaga kesehatan Retina mata dan juga kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan.

Baca juga :  Operasi Katarak Gratis

Yuk, Periksa Mata !

Ketika Retina terganggu, maka penglihatan Sahabat KMU juga akan ikut terganggu sehingga perlu segera periksa ke klinik mata dan bertemu dengan dokter mata untuk menanganinya.

Bila tidak mendapatkan penanganan, sebagian penyakit Retina dapat menyebabkan kehilangan daya penglihatan yang berat hingga kebutaan. Pemeriksaan mata menyeluruh akan dilakukan oleh dokter spesialis mata untuk mendeteksi tanda penyakit Retina sedini mungkin.

Dengan deteksi dini, beberapa jenis penyakit Retina dapat diobati dan jenis lainnya dapat dikontrol untuk memperlambat perkembangan penyakitnya. Beberapa jenis pengobatan juga mungkin dapat memulihkan penglihatan, yang tentunya dengan melalui konsultasi dokter mata ya.

Jika Sahabat KMU ternyata memiliki risiko untuk menderita penyakit Retina, selain perlu menjalani pemeriksaan mata secara rutin, juga perlu untuk mengontrol atau mengobati faktor risiko yang dimiliki ya.

Contohnya, penderita diabetes atau hipertensi perlu menjalani pengobatan dan pemeriksaan rutin ke dokter sesuai spesialisasi agar penyakitnya tidak menyebabkan komplikasi penyakit Retina berupa gangguan penglihatan yang perlahan dapat menyebabkan kebutaan.

—–

Yuk sayangi kesehatan mata. []
KMU – Jelas Lebih Jelas

Saksikan pula video kesehatan mata dan info terkait Klinik Mata KMU lainnya

https://www.youtube.com/watch?v=2CkVuZhlXpk

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *