ablasio retina

3 Jenis Ablasio Retina Penyebab Kebutaan

Karena beberapa faktor, retina dapat mengalami masalah. Salah satunya yaitu yang disebut ablasio retina, yang jika tidak tidak tertangani dengan baik, dapat menyebabkan kebutaan. Sejauh ini, ada tiga jenis ablasio retina. Apa saja dan bagaimana pengobatan masing-masing jenis ablasio retina ini?

Secara teoritis medis, ablasio retina adalah gangguan mata yang terjadi ketika retina terlepas menjauh dari posisi normalnya di belakang mata. Menurut dr. Fitria Romadiana, Sp.M, ablasio retina merupakan salah satu kondisi gawat darurat mata. “Karena jika terlambat penanganannya akan menyebabkan kebutaan yang permanen,” ucapnya.

Mengutip sebuah hasil kajian, dr.Fitria, yang adalah dokter spesialis mata di Klinik KMU, Gresik, mengatakan bahwa angka kejadian atau insiden ablasio retina yaitu dalam 100.000 orang ada 12 orang yang mengalami ablasio retina per tahunnya.

Baca juga: Daftar Artis Pernah Operasi Katarak, Begini Cerita Mereka 

“Studi di Singapura menunjukkan dalam 100.000 penduduk didapatkan 11,6 kasus pada populasi China, 7 kasus pada populasi melayu, dan 3,9 kasus pada populasi India,” bebernya.

Jenis ablasio retina

[1] Ablasio retina eksudatif

Ini terjadi, jelas dokter Fitria, karena kebocoran dari permeabilitas pembuluh darah yang memberi makan retina. “Itu bisa disebabkan oleh misalnya pada pasien kandungan, ibu  ibu hamil, dengan eklampsia. Itu adalah keracunan kehamilan. Jadi, menyebabkan tekanan darahnya pada tinggi mendadak. Nah, tekanan yang tinggi ini menyebabkan kebocoran di pembuluh darah termasuk di retina,” paparnya. 

Selain itu, sambung dokter Fitria, bisa juga disebabkan peradangan di dalam mata karena adanya sejumlah penyakit kritis atau karena adanya tumor dari belakang mata.

“Nah terapinya,  penanganannya tergantung kausanya. Kalau kayak ibu hamil yang tensinya tinggi sekali, ya terapinya berarti harus menurunkan tekanan darahnya sehingga ketika tekanan darahnya turun maka kebocorannya berkurang. Cairannya bisa diserap. Akhirnya, lepasnya saraf mata ini bisa reversibel,” urainya.

Baca juga: Memakai Kacamata Bikin Mata Minus Bertambah, Benarkah?

Tetapi, tambahnya, memang ada beberapa yang tidak bisa reversible. “Terutama untuk kasus yang misalnya ada tumor atau peradangan yang tidak bisa tertangani.”

[2] Ablasio retina regmatogen

Menurut dokter Fitria, ini adalah jenis ablasio yang paling banyak terjadi. “Ablasio regmatogen terjadi karena adanya robekan di retina itu sendiri. Ablasio regmatogen ini banyak menyerang orang-orang dengan kelainan minus, terutama yang minusnya sedang dan minusnya tinggi,” sebut dokter Fitria.

Ia juga menyebut bahwa ablasio retina regmatogen bisa juga karena trauma. “Misalnya, karena kecelakaan, terbentur atau terjadi pada pasien yang sudah pernah menjalani operasi katarak yang mendapatkan komplikasi,” tegasnya.

Terapinya untuk ablasio regmatogen ini, kata dokter Fitria, yaitu harus dilakukan pembedahan.

[3] Ablasio retina traction [tarikan] 

Menurut dokter Fitria, ablasio retina jenis ini terjadi seiring dengan meningkatnya  angka penderita diabetes. “Terjadi terutama pada pasien-pasien diabetes yang menderita diabetes retinopati. Terapinya lewat pembedahan,” jelasnya.

Perbedaan mata sehat dan mata yang mengalami ablasio retina.

Faktor risiko terkena jenis ablasio retina

Baca juga: Waspada Selaput Putih Mata Jadi Pterygium

Dokter fitria menyebutkan faktor-faktor risiko itu adalah sebagai berikut. 

  • Usia 50 tahun keatas.
  • Mengidap ablasio retina pada mata sebelah.
  • Memiliki riwayat keluarga.
  • Miopia atau mata minus.
  • Riwayat trauma hebat pada mata.
  • Menderita penyakit mata lain sebelumnya seperti uveitis [peradangan dalam mata], adanya penipisan retina perifer [tepi] dll.
  • Riwayat pembedahan pada mata [katarak]
  • Mengidap diabetes.
  • Hipertensi akut [eklamsia].

Gejala dan diagnosa ablasio retina

Ada beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh seseorang yang mengalami  salah satu jenis ablasio retina.

“Yang paling utama adalah floaters. Selain itu fotopsia, di dalam mata seolah-olah ada kilatan cahaya,” tutur dokter Fitria.

Penglihatan buram juga menjadi salah satu gejala yang bisa dialami saat terjadinya ablasio retina. “Kalau sudah berat, mulai buram. Seperti melihat tirai. Kok seperti ada tirai di lapang pandangan. Juga kehilangan sebagian atau seluruh lapang pandangan. Jadi, misalnya, melihat seseorang, lho kok kakinya nggak kelihatan,” papar dokter Fitria.

Lantas, bagaimana cara mendiagnosa jenis ablasio retina? “Otomatis diagnosanya adalah harus dilakukan pemeriksaan oleh dokter mata,” kata dokter Fitria.

Baca juga: Fakta Penting Katarak

Pemeriksaan dilakukan menggunakan lampu celah [slit lamp] biomikroskop agar bisa melihat mata ini dengan kondisi yang diperbesar. “Kemudian kita melakukan funduskopi, melihat bagian dalam dari mata. Kalau misalnya berat, kita melakukan pemeriksaan ultrasonografi,” terang dokter Fitria.

Floaters
Floaters jadi salah satu tada terjadinya ablasio retina.

Penanganan jenis ablasio retina

Dokter Fitria menjelaskan bahwa untuk ablasio retina regmatogen, bisa dilakukan laser fotokoagulasi jika masih minimal atau hanya robekan atau cairannya belum masuk ke belakang retinanya.

Bisa juga dengan cryopexy. “Ini menggunakan bunga es. Jadi, ada alat yang bisa mengeluarkan bunga es. Kemudian alat ini ditempelkan ke dinding bola mata, di tempat yang ada robekan. Tetapi, jika robeknya besar atau cairannya sudah masuk ke belakang retina, maka penanganannya melalui pneumatic retinopexy yaitu memasukkan udara atau gas ke dalam bola mata. Jadi, bola matanya itu disuntik dengan harapan bisa mendorong retina yang lepas ke posisinya. Kemudian beberapa hari kemudian dilakukan laser,” urainya.

Baca juga: KMU Gelar Pemeriksaan Mata Gratis

Dokter Fitria menjelaskan pula bahwa penanganan mungkin memerlukan indentasi pada permukaan bola mata dan menggunakan vitrektomi alias pembedahan retina.

Terkait prognosa penglihatan menyusul terjadinya ablasio retina, dokter Fitria mengatakan bahwa hal ini bergantung kepada lamanya menderita. Selain itu, sebutnya, ablasio retina sudah mengenai makula atau belum serta seberapa besar derajat keparahannya.

Pencegahan jenis ablasio retina

Bagaimana mencegah terjadinya ablasio retina? Hal penting apa yang perlu dilakukan?

Menurut dokter Fitria, memeriksakan mata secara rutin merupakan salah satu upaya pencegahan ablasio retina. Pemeriksaan ini, sebutnya, harus sedini mungkin, terutama pada mereka yang mengidap diabetes. “Pada pasien pasien diabetes sebaiknya kontrol mata,” saran dokter Fitria.

Baca juga: Keunggulan Klinik Mata sebagai Solusi Kesehatan Mata 

Upaya pencegahan lainnya, lanjut dokter Fitria, yaitu kita harus menggunakan alat-alat proteksi saat bekerja untuk mengurangi risiko trauma mata.

Sahabat KMU, itulah uraian tentang jenis ablasio retina mata. Semoga bermanfaat.

Periksa mata rutin dapat cegah ablasio retina.

Anda yang ingin mengetahui lebih jauh soal jenis ablasio retina mata atau ingin mengetahui pula soal operasi katarak gratis maupun lasik, jangan sungkan untuk menghubungi kami.

Bagi Anda yang perlu melakukan konsultasi dokter mata, dapat pula menghubungi kami atau datang ke klinik KMU terdekat di kota Anda.

Sumber:
dr. Fitria Romadiana, SpM(K)

Jangan lupa simak update informasi terkini seputar kesehatan mata berikut layanan pengobatannya di kanal YouTube kami.

Sumber: dr. Fitria Romadiana, Sp.M