glaukoma kongenital

Glaukoma Kongenital: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Penyebab kebutaan terbanyak kedua setelah katarak adalah glaukoma. Salah satu jenisnya adalah glaukoma kongenital. Apa itu glaukoma kongenital, apa saja gejalan dan penyebab serta bagaimana cara mengobatinya?

Apa Itu Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital adalah kondisi tingginya tekanan bola mata yang tinggi pada anak-anak sehingga merusak saraf optik (penglihatan). Istilah lainnya adalah glaukoma pediatrik.

Glaukoma jenis ini terjadi pada bayi dan anak-anak. Dari aspek penyebabnya, ada dua tipe. Pertama, glaukoma kongenital primer yang terjadi pada usia tiga tahun pertama akibat perkembangan sudut filtrasi yang abnormal dan tidak terkait dengan kelainan sistemik lain. Kedua, glaukoma developmental jika disebabkan oleh kelainan perkembangan sistem aliran keluar cairan akuos yang mungkin juga terkait kelainan sistemik lain.

Mayoritas glaukoma pada anak-anak adalah kongenital primer. Prosentasenya mencapai 50-70 persen. Kasusnya terjadi secara sporadis, tetapi sekitar 10-40 persen berhubungan dengan faktor genetik.

Di Amerika Serikat, glaukoma kongenital ditemukan pada satu dari setiap 10.000 bayi. Jika tidak mendapatkan penanangan yang tepat, glaukoma ini bisa mengakibatkan kebutaan.

Baca juga: Operasi Katarak

Penyebab Glaukoma Kongenital

Penyebab glaukoma secara umum adalah meningkatnya tekanan pada bola mata. Pada glaukoma kongenital, hal serupa juga terjadi dengan akar penyebabnya adalah kelainan jaringan trabekuler. Keterlambatan perkembangan jaringan trabekuler  ini menyebabkan peningkatan tahanan aliran keluar cairan akuos.

Cairan akuos mengalir dari area bagian belakang iris, keluar melalui jaringan trabekuler kemudian disalurkan kembali ke aliran darah. Jika jaringan trabekuler tidak berfungsi dengan baik, aliran aqueous humor pun terganggu. Inilah yang menyebabkan tekanan di dalam mata menjadi tinggi.

Mengapa terjadi kelainan jaringan trabekuler? Belum ada jawaban pasti. Namun, sebagiannya terkait dengan faktor seperti genetik atau riwayat orang tua yang menderita glaukoma sejak lahir.

Baca juga: Buta Warna

Gejala Glaukoma Kongenital

Berbeda dengan glaukoma pada orang dewasa yang bisa menyampaikan keluhannya, gejala glaukoma kongenital –terutama pada bayi- perlu mendapat perhatian orang tua secara serius. Gejala-gejalanya meliputi:

  • Fotofobia (sensitif terhadap cahaya).
  • Blefarospasme (kelopak mata berkedut)
  • Kornea terlihat keruh
  • Epifora (mata sering berarir atau mengeluarkan air mata)
  • Membrant descemet rusak
  • Sering menutup satu atau kedua matanya, terutama saat sedang berada di tempat terang
  • Satu atau kedua mata bayi lebih besar dari ukuran normal
  • Mata merah

Karenanya jika anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca juga: Obat Mata Gatal

Cara Mengobati Glaukoma Kongenital

Berbeda dengan orang dewasa yang dokter bisa melakukan anamnesis dengan menanyakan keluhan dan sebagainya, glaukoma pada anak ini lebih banyak melalui sejumlah pemeriksaan untuk penegakan diagnosisnya.

1. Pemeriksaan penglihatan

Yakni pemeriksaan apakah bayi dapat fokus pada satu objek dan mengikuti objek bergerak dengan mata. Pada anak yang lebih besar, pemeriksaan bisa lebih kompleks.

2. Pengukuran pembiasan

Gunanya untuk mendeteksi apakah ada rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropi), atau silinder (astigmatisme). Dalam glaukoma kongenital, tekanan mata yang tinggi dapat menyebabkan rabun jauh (miopi) dan astigmatisme.

3. Tonometri

Yakni pemeriksaan untuk mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer.

4. Gonioskopi

Gonioskopi berfungsi untuk mendeteksi apabila sudut (lokasi anyaman trabekular) terbuka, menyempit, atau tertutup. Juga apakah ada kondisi lain seperti sobekan jaringan pada sudut tersebut.

5. Pemeriksaan saraf optik

Yakni pemeriksaan dengan oftalmoskopi untuk melihat tanda-tanda kerusakan saraf optik.

Cara mengobati glaukoma yang paling efektif adalah dengan operasi. Dokter mata akan mengambil tindakan ini hanya jika penegakan diagnosis sudah tuntas dan pasti. Tidak seperti orang dewasa, membius bayi lebih berisiko.

Untuk menyembuhkan glaukoma kongenital, banyak dokter memilih melakukan prosedur operasi kecil. Yakni memakai alat-alat kecil untuk membuka saluran drainase bagi cairan berlebih. Bisa pula memasang sebuah katup atau pipa kecil untuk mengeluarkan cairan dari mata.

Jika operasi biasa tidak memungkinkan, dokter bisa melaksanakan operasi laser untuk menghancurkan bagian yang memproduksi cairan.

Jika operasi belum bisa dijalankan dalam waktu dekat karena faktor kondisi bayi atau lainnya, dokter akan memberikan resep obat tetes mata, obat minum, atau kombinasi keduanya untuk memantau tekanan cairan.

Demikian pembahasan glaukoma kongenital. Mulai gejala, penyebab hingga bagaimana cara mengobatinya. [mbk/kmu.id]