Glaukoma Kongenital_ Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Glaukoma Kongenital: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Salah satu penyebab kebutaan terbesar di Indonesia setelah Katarak adalah Glaukoma, salah satu jenisnya yaitu Glaukoma Kongenital. Glaukoma Kongenital adalah kondisi langka dan tergolong serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mata bayi sejak lahir. Sebagai orang tua, wajar jika Anda merasa khawatir dan ingin tahu lebih banyak tentang apa itu Glaukoma Kongenital, gejala yang perlu diwaspadai, penyebabnya, serta cara-cara mengobatinya. Dalam artikel kali ini kita akan mengulas tuntas bagaimana cara mengenali tanda-tanda awal, sehingga Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi penglihatan buah hati Anda. Yuk, langsung aja simak pembahasan lengkapnya disini!

Apa Itu Glaukoma Kongenital

Pengertian Glaukoma Kongenital

Glaukoma Kongenital adalah kondisi yang cukup serius dimana tekanan dalam bola mata bayi dan anak-anak meningkat, sehingga bisa merusak saraf optik yang sangat penting untuk penglihatan. Glaukoma jenis ini juga dikenal sebagai Glaukoma Pediatrik. 

Ada dua jenis Glaukoma Kongenital yang perlu diketahui. Yang pertama adalah Glaukoma Kongenital Primer, yang terjadi dalam tiga tahun pertama kehidupan anak akibat perkembangan yang tidak normal pada sudut filtrasi mata. Jenis kedua adalah Glaukoma Developmental, yang disebabkan oleh kelainan dalam sistem aliran keluar cairan mata dan mungkin terkait dengan kondisi kesehatan lainnya.

Sebagian besar kasus Glaukoma pada anak-anak adalah Glaukoma Kongenital Primer, dengan persentase mencapai 50-70%. Walaupun banyak kasus terjadi secara sporadis, sekitar 10-40% memiliki hubungan dengan faktor genetik. Di Amerika Serikat sendiri, kondisi ini ditemukan pada satu dari setiap 10.000 bayi. Penting untuk mengetahui dan mengenali kondisi ini sejak dini, karena tanpa penanganan yang tepat, Glaukoma Kongenital dapat menyebabkan kebutaan.

Baca juga:
Operasi Katarak
LASIK
Glaukoma Sudut Terbuka Primer: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Penyebab Glaukoma Kongenital

Penyebab Glaukoma secara umum adalah meningkatnya tekanan pada bola mata. Pada Glaukoma Kongenital, hal serupa juga terjadi dengan akar penyebabnya adalah kelainan jaringan trabekuler. Keterlambatan perkembangan jaringan trabekuler  ini menyebabkan peningkatan tahanan aliran keluar cairan akuos.

Cairan akuos mengalir dari area bagian belakang iris, keluar melalui jaringan trabekuler kemudian disalurkan kembali ke aliran darah. Jika jaringan trabekuler tidak berfungsi dengan baik, aliran aqueous humor pun terganggu. Inilah yang menyebabkan tekanan di dalam mata menjadi tinggi.

Mengapa terjadi kelainan jaringan trabekuler? Belum ada jawaban pasti. Namun, sebagiannya terkait dengan faktor seperti genetik atau riwayat orang tua yang menderita Glaukoma sejak lahir.

Baca juga:
Buta Warna
Operasi Katarak Gratis
Mata Minus

Gejala Glaukoma Kongenital

Berbeda dengan Glaukoma pada orang dewasa yang bisa menyampaikan keluhannya, gejala glaukoma kongenital pada bayi perlu mendapat perhatian orang tua secara serius. Gejala-gejalanya meliputi:

  • Fotofobia (sensitif terhadap cahaya).
  • Blefarospasme (kelopak mata berkedut)
  • Kornea terlihat keruh
  • Epifora (mata sering berarir atau mengeluarkan air mata)
  • Membrant descemet rusak
  • Sering menutup satu atau kedua matanya, terutama saat sedang berada di tempat terang
  • Satu atau kedua mata bayi lebih besar dari ukuran normal
  • Mata merah

Karenanya jika anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Cara Mengobati Glaukoma Kongenital

Berbeda dengan orang dewasa yang dokter bisa melakukan anamnesis dengan menanyakan keluhan dan sebagainya, Glaukoma pada anak ini lebih banyak melalui sejumlah pemeriksaan untuk pelaksanaan diagnosisnya.

1. Pemeriksaan penglihatan

Yaitu pemeriksaan apakah bayi dapat fokus pada satu objek dan mengikuti objek bergerak dengan mata. Pada anak yang lebih besar, pemeriksaan bisa lebih kompleks.

2. Pengukuran pembiasan

Gunanya untuk mendeteksi apakah ada rabun jauh (Miopi), rabun dekat (Hipermetropi), atau Silinder (Astigmatisme). Dalam Glaukoma Kongenital, tekanan mata yang tinggi dapat menyebabkan rabun jauh (Miopi) dan Astigmatisme.

3. Tonometri

Tonometri - Glaukoma Kongenital

Yakni pemeriksaan untuk mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer.

4. Gonioskopi

Gonioskopi - Glaukoma Kongenital

Gonioskopi berfungsi untuk mendeteksi apabila sudut (lokasi anyaman trabekular) terbuka, menyempit, atau tertutup. Juga apakah ada kondisi lain seperti sobekan jaringan pada sudut tersebut.

5. Pemeriksaan saraf optik

Yakni pemeriksaan dengan oftalmoskopi untuk melihat tanda-tanda kerusakan saraf optik.

Cara mengobati Glaukoma yang paling efektif adalah dengan operasi. Dokter mata akan mengambil tindakan ini hanya jika penegakan diagnosis sudah tuntas dan pasti. Tidak seperti orang dewasa, membius bayi lebih berisiko.

Untuk menyembuhkan glaukoma kongenital, banyak dokter memilih melakukan prosedur operasi kecil. Yakni memakai alat-alat kecil untuk membuka saluran drainase bagi cairan berlebih. Bisa pula memasang sebuah katup atau pipa kecil untuk mengeluarkan cairan dari mata.

Jika operasi biasa tidak memungkinkan, dokter bisa melaksanakan operasi laser untuk menghancurkan bagian yang memproduksi cairan. Jika operasi belum bisa dijalankan dalam waktu dekat karena faktor kondisi bayi atau lainnya, dokter akan memberikan resep obat tetes mata, obat minum, atau kombinasi keduanya untuk memantau tekanan cairan.

Bagi kalian para orang tua yang merasa si buah hati mengalami Glaukoma Kongenital atau gangguan mata yang lainnya, kalian bisa banget untuk melakukan periksa mata ke cabang Klinik Mata KMU terdekat di kota kalian. Disana kalian bisa banget untuk melakukan tes mata KMU atau periksa mata KMU. Kalian juga bisa melakukan konsultasi dokter mata terkait keluhan mata yang kalian alami.

Tonton juga video menarik lainnya seputar kesehatan mata disini!