fungsi retina

7 Fungsi Retina yang Tidak Banyak Orang Ketahui!

Retina menjadi salah satu elemen penting mata kita. Ia merupakan bagian kunci dari penglihatan kita. Apa saja fungsi Retina? Apa yang terjadi dengan penglihatan kita jika fungsi Retina kita terganggu atau rusak. Dan bagaimana mengoptimalkan fungsi Retina?

Gambaran Umum Retina

Secara umum, fungsi Retina mengubah cahaya yang masuk ke mata kita menjadi sinyal listrik tatkala saraf optik mengirimkannya ke otak kita yang lantas menciptakan citra/gambar yang kita lihat. 

Dengan kata lain, fungsi Retina menangkap cahaya yang masuk ke mata kita dan membantu menerjemahkannya menjadi citra/gambar.

Tanpa Retina – atau dengan fungsi Retina mengalami gangguan maupun rusak – mata kita mungkin masih berfungsi, dalam artian masih akan menerima cahaya. Namun, otak tidak bakal menerima semua informasi yang diperlukan untuk menghasilkan citra/gambar.

Segala sesuatu yang mempengaruhi fungsi Retina dapat membuat penglihatan kita menjadi terganggu atau memburuk. 

Anatomi Retina Mata - Tipisnya Retina
Anatomi Retina pada mata

Struktur dan Anatomi Retina

Ditilik dari aspek strukturnya, Retina adalah lapisan jaringan kompleks dan sensitif,  letaknya di bagian belakang mata. Seperti telah disebut di muka, Retina memainkan peran penting dalam penglihatan dengan jalan menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang lantas ditransmisikan ke otak melalui saraf optik. 

Anatomi dan struktur Retina sendiri mencakup beberapa lapisan sel khusus. Masing-masing lapisan memiliki fungsi sendiri. Lapisan-lapisan ini secara umum dikategorikan menjadi tiga bagian utama sebagai berikut.

Lapisan fotoreseptor

Ini adalah lapisan paling luar dari Retina dan berisi dua jenis sel fotoreseptor: batang dan kerucut. Batang bertanggung jawab atas penglihatan dalam kondisi cahaya rendah dan tidak mempersepsikan warna, sedangkan kerucut bertanggung jawab atas penglihatan warna dan berfungsi paling baik dalam cahaya terang. Batang lebih banyak jumlahnya daripada kerucut dan tersebar terutama di daerah perifer Retina, sedangkan kerucut terkonsentrasi di daerah sentral yang dikenal sebagai Fovea.

Lapisan sel bipolar

Sel bipolar menerima sinyal dari sel fotoreseptor dan mengirimkannya ke sel ganglion. Ada berbagai jenis sel bipolar, masing-masing terhubung secara selektif ke batang atau kerucut, yang memungkinkan pengolahan informasi visual, baik itu dalam kondisi cahaya redup maupun dalam kondisi terang.

Lapisan sel ganglion

Sel ganglion menerima informasi dari sel bipolar dan mengirimkannya melalui akson (bagian dari sel ganglion dalam Retina), yang membentuk saraf optik, ke otak. Sel-sel ini bertanggung jawab atas mentransmisikan sinyal visual yang telah diproses ke otak untuk diinterpretasi lebih lanjut.

Baca juga:

Katarak

Operasi Katarak

Sel horizontal dan amakrin

Selain dari tiga lapisan utama tersebut, Retina juga mengandung sel horizontal dan amakrin, yang memainkan peran penting dalam inhibisi lateral dan pengolahan sinyal dalam Retina.

Sel pendukung

Bersamaan dengan sel-sel neuron, Retina juga mengandung sel pendukung yang dikenal sebagai sel Müller, yang memberikan sokongan struktural dan membantu menjaga integritas Retina. Sel Müller juga memainkan peran dalam regulasi ion dan neurotransmitter dalam Retina.

Pemasok darah

Retina sangat aktif secara metabolisme dan memerlukan pasokan darah yang kaya untuk keperluan nutrisi dan oksigenasi. Retina menerima pasokan darahnya dari dua sumber yakni dari arteri Retina sentral dan Koroid, yang terletak di belakang Retina dan memasok lapisan luar Retina.

Secara keseluruhan, struktur rumit Retina memungkinkan terjadinya proses penglihatan yang kompleks, mulai dari penangkapan cahaya awal hingga transmisi informasi visual ke otak untuk persepsi dan interpretasi.

retina
Retina memiliki jaringan yang sangat kompleks.

Baca juga:

Jarak Pandang Mata dengan Komputer

Penyebab dan Cara Menghilangkan Mata Sembab

Fungsi Retina

Apa saja sih fungsi Retina? Selain menangkap informasi visual, termasuk bentuk, warna, dan gerakan, Retina juga memainkan peran penting dalam pemetaan spasial, penglihatan warna, dan akuitas visual, yang memungkinkan kita melihat dunia di sekitar kita dengan jelas dan seindah warna aslinya.

Secara rinci, fungsi Retina adalah sebagai berikut.

Pertama, penerimaan cahaya. Retina menangkap cahaya yang masuk ke mata melalui Lensa dan mengkonversinya menjadi sinyal saraf yang bisa diinterpretasikan oleh otak kita. Proses ini difasilitasi oleh sel-sel khusus yang disebut fotoreseptor.

Kedua, fotoresepsi. Apa itu? Seperti diketahui, terdapat dua jenis sel fotoreseptor dalam Retina yakni batang dan kerucut. Batang sensitif terhadap tingkat cahaya rendah dan bertanggung jawab atas penglihatan dalam lingkungan yang redup. Adapun kerucut berfungsi paling baik dalam cahaya terang dan bertanggung jawab atas penglihatan warna dan akuitas visual.

Ketiga, pemrosesan sinyal. Setelah cahaya ditangkap oleh sel-sel fotoreseptor, Retina memproses informasi ini melalui jaringan kompleks neuron yang saling terhubung. Neuron-neuron ini termasuk Sel bipolar, sel horisontal, dan sel amakrin, yang membantu mempertajam dan memodulasi sinyal sebelum dikirim ke otak.

Keempat, transmisi sinyal. Sinyal yang telah diproses kemudian ditransmisikan dari Retina ke otak melalui saraf optik. Saraf optik membawa sinyal-sinyal ini ke korteks visual di otak, di mana mereka diinterpretasikan dan diterjemahkan menjadi gambar yang kita persepsikan.

Kelima, pemetaan spasial. Retina juga memainkan peran penting dalam pemetaan spasial, mengorganisir informasi visual ke dalam representasi yang kohesif terkait dunia eksternal. Proses ini melibatkan penataan yang tepat dari sel-sel fotoreseptor dan lapisan Retina, yang memungkinkan otak untuk menginterpretasikan lokasi dan orientasi objek dengan akurat dalam lapang pandang visual.

Keenam, penglihatan warna. Kerucut dalam Retina bertanggung jawab atas penglihatan warna. Ada tiga jenis kerucut, masing-masing sensitif terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda yang sesuai dengan merah, hijau, dan biru. Aktivasi gabungan kerucut ini memungkinkan persepsi berbagai warna.

Ketujuh, akuitas visual. Kemampuan Retina untuk mendeteksi detil-detil halus dan membedakan antara objek-objek disebut akuitas visual. Ini ditentukan terutama oleh kerapatan dan susunan sel-sel fotoreseptor, terutama kerucut, di Fovea Centralis dalam Retina yang bertanggung jawab atas penglihatan dengan resolusi tinggi.

Gambar Detail Struktur Retina & Saraf Optik
Gambar Detail Struktur Retina & Saraf Optik

Baca juga:

Kapan Screen Time Terbaik untuk Anak?

5 Penyebab Mata Berair dan Buram

Gangguan pada Retina

Apa saja gangguan atau kerusakan yang dapat berpengaruh terhadap fungsi Retina kita? Banyak! Namun, menurut dr. Yosef Aji Gatra Krisantono, SpM, dokter mata dari RSUP Dr. Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, ada empat yang paling umum terkait gangguan yang mempengaruhi fungsi Retina. Apa saja? Dan seperti apa tanda maupun gejalanya?

1) Ablasio Retina

Ablasio Retina, juga dikenal sebagai terlepasnya Retina. Ini terjadi ketika Retina terlepas dari posisi normalnya. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak segera diobati.

Gejala antara lain yaitu floaters, kilatan cahaya, penglihatan kabur, efek bayangan atau tirai. Gejala-gejala  ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap, tergantung pada jenis dan keparahan Ablasio Retina yang terjadi.

Pengobatan untuk Ablasio Retina umumnya melibatkan operasi untuk merekatkan kembali Retina ke bagian belakang mata. Jenis operasi yang direkomendasikan tergantung pada keparahan dan lokasi pemisahan. Pilihan operasi tergantung pula pada faktor seperti ukuran dan lokasi pemisahan, serta kondisi keseluruhan mata.

2) Diabetes Retinopati

Diabetes Retinopati adalah komplikasi dari Diabetes yang mempengaruhi fungsi Retina mata kita. Ini terjadi ketika kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah di Retina. Ada dua jenis utama Diabetes Retinopati. Pertama, Diabetes Retinopati non-proliferatif, dan kedua, (NPDR) dan Diabetes Retinopati proliferatif (PDR).

Gejala-gejalanya mencakup antara lain: penglihatan kabur, floaters, 

gangguan terkait penglihatan warna, munculnya area gelap atau kosong di penglihatan, kehilangan penglihatan.

Pengobatan untuk Diabetes Retinopati bergantung pada tahap dan keparahan kondisi yang dialami. Pengendalian ketat terhadap kadar gula darah melalui diet, olahraga, dan obat sangat penting untuk memperlambat perkembangan Diabetes Retinopati.

Terapi laser dan injeksi anti-VEGF dapat membantu menutup pembuluh darah yang bocor dan mengurangi pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina.  

Pada kasus lanjutan Diabetes Retinopati, terutama Diabetes Retinopati proliferatif (PDR) atau Edema Makula Diabetik yang parah (DME), sering diperlukan operasi vitrektomi. 

Baca juga:

Mata Silau Sering Terjadi, Pertanda Apa Ya?

Alasan Mata Kuning, Waspadai Penyebabnya?

3) Retinitis

Retinitis adalah peradangan pada Retina. Ada beberapa jenis Retinitis. Salah satu jenis yang paling umum adalah Retinitis infeksi, yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, atau jamur. Jenis lainnya adalah Retinitis autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang Retina.

Gejala Retinitis dapat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan bagian spesifik dari Retina yang terpengaruh. Namun, secara umum, gejalanya mencakup antara lain: penglihatan kabur, floaters, kilatan cahaya, kehilangan penglihatan perifer, penurunan kemampuan untuk melihat objek di sisi bidang visual, gangguan penglihatan warna.

Pengertian Retinitis Pigmentosa
Retinis merupakan salah satu gangguan pada Retina.

Pengobatan untuk Retinitis tergantung pada penyebab utamanya. Jika Retinitis disebabkan oleh infeksi, obat antivirus atau antibakteri yang sesuai mungkin diresepkan untuk menargetkan patogen spesifik yang bertanggung jawab atas peradangan.

Adapun kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan pada kasus Retinitis autoimun atau penyebab non-infeksi lainnya. Pada kasus Retinitis autoimun, obat-obatan yang menekan respons sistem kekebalan tubuh mungkin diresepkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada Retina.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat disuntikkan langsung ke mata untuk menargetkan peradangan atau infeksi. Sementara itu, terapi laser dapat digunakan untuk menutup pembuluh darah yang bocor atau menargetkan area peradangan di Retina. Pada kasus Retinitis yang parah, intervensi bedah mungkin pula diperlukan untuk memperbaiki atau mengangkat jaringan yang rusak dari Retina.

4) Degenerasi Makula 

Degenerasi makula terkait usia adalah kondisi mata progresif yang mempengaruhi Makula, bagian tengah Retina yang bertanggung jawab atas penglihatan tajam dan pusat. Biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan merupakan salah satu penyebab utama kehilangan penglihatan pada orang di atas 50 tahun. Ada dua jenis utama yakni Degenerasi Makula kering dan Degenerasi Makula basah.

Pada tahap awal, Degenerasi Makula basah mungkin tidak memiliki gejala yang terlihat. Namun, seiring kondisi memburuk, gejala dapat mencakup penglihatan pusat yang kabur atau terdistorsi, kesulitan mengenali wajah, membutuhkan cahaya lebih terang saat membaca, dan kesulitan yang meningkat dengan tugas seperti mengemudi atau membaca. 

Saat ini, belum ada pengobatan untuk Degenerasi Makula kering. Tetapi, perubahan gaya hidup tertentu seperti berhenti merokok, makan makanan sehat yang kaya antioksidan dan asam lemak omega-3, menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol normal, dan menggunakan kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar UV yang berbahaya dapat membantu memperlambat progresivitasnya.

Untuk Degenerasi Makula basah, biasanya ini berkembang sebagai komplikasi dari Degenerasi Makula kering – meskipun bisa pula terjadi Degenerasi Makula kering sebelumnya. Gejalanya awalnya hampir sama dengan Degenerasi Makula kering, tetapi mungkin berkembang lebih cepat dan menyebabkan kehilangan penglihatan pusat yang tiba-tiba. 

Gejala lainnya dapat mencakup penglihatan terdistorsi, melihat garis lurus sebagai bergelombang atau bengkok, dan munculnya area gelap atau bintik kosong di tengah penglihatan.

Degenerasi Makula basah dapat diobati dengan suntikan obat yang disebut obat anti-VEGF, yang membantu mengurangi pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal dan kebocoran di Retina. Terapi fotodinamik dan terapi laser juga dapat digunakan dalam beberapa kasus.

Baca juga:

LASIK

Operasi Katarak Gratis

Benarkah Merokok Meningkatkan Risiko Katarak? Ini Faktanya

Cara Menghindari Gangguan Fungsi Retina

Mengingat fungsi Retina yang demikian krusial bagi penglihatan kita, menjaga dan menghindari gangguan fungsi Retina, penting dilakukan. 

Jadwalkan konsultasi dokter mata dan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mata atau jika menghadapi risiko gangguan mata karena faktor usia atau faktor kesehatan lainnya yang bisa berdampak pada terganggunya fungsi Retina. Pemeriksaan mata menyeluruh dapat mendeteksi tanda-tanda awal gangguan Retina seperti Degenerasi Makula, Diabetes Retinopati, maupun Ablasio Retina.

Tak kalah pentingnya yaitu mengembangkan pola hidup sehat antara lain dengan mengkonsumsi makanan bergizi secara seimbang, rutin olahraga, berhenti merokok, dan menekuni hobi yang disukai.

konsumsi buah dan sayur segar
Konsumsi buah dan sayuran bermanfaat untuk tingkatkan kesehatan Retina

Saat beraktivitas di luar ruangan, lindungi mata dari paparan sinar ultraviolet (UV) yang berkepanjangan. Begitu pula saat berpartisipasi dalam aktivitas dengan potensi bahaya mata, seperti olahraga atau pekerjaan konstruksi, kenakan kacamata pelindung yang sesuai untuk mengurangi risiko cedera pada mata.

Terapkan formula 20-20-20 ketika beraktivitas dengan melibatkan layar digital. Penggunaan layar digital yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketegangan mata dan dapat berkontribusi pada kondisi seperti computer visual syndrome. Maka, beristirahatlah selama 20 detik setiap 20 menit dan lihat sesuatu yang berjarak 20 kaki (sekitar enam meter) untuk memberi mata kesempatan untuk beristirahat.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Sumber:  dr. Yosef Aji Gatra Krisantono, SpM

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *