operasi kelopak mata

Mengenal Gangguan Kelopak Mata dan Tujuan Operasi Kelopak Mata

Salah satu bagian yang sangat terkait erat dengan mata kita adalah kelopak mata. Karena sejumlah faktor, kelopak mata kita dapat mengalami gangguan, dari mulai yang paling ringan, seperti kelilipan hingga yang lumayan berat, seperti tumor atau kanker, yang penanganannya mungkin saja harus melalui prosedur operasi kelopak mata.

Meski demikian, tak selamanya operasi kelopak mata dilakukan untuk tujuan mengatasi gangguan kelopak mata. Sekarang ini, operasi kelopak mata tak jarang pula dilakukan untuk kepentingan kosmetik, yaitu untuk memperelok penampilan.

Kelopak Mata

Peran kelopak mata

Kelopak mata kita terdiri dari kelopak atas dan kelopak mata bawah.Terhubung ke kelopak mata adalah sejumlah otot yang bertanggung jawab untuk membuka dan menutup kelopak mata, baik itu secara sengaja seperti saat kita  tidur maupun tidak disengaja seperti ketika kita berkedip.

Dalam kelopak mata, terdapat kelenjar meibom (atau tarsal), yang mengeluarkan cairan pelumas. Kelopak mata sendirinya ditutupi kulit, dilapisi selaput lendir, dan dibatasi oleh pinggiran rambut atau bulu mata.

Peran utama kelopak mata adalah untuk melindungi mata. Kelopak mata bertanggung jawab untuk menyebarkan cairan air mata secara merata ke seluruh permukaan mata sehingga kornea mata tetap lembab secara konstan.aat kita sedang tidur, kelopak mata tidak hanya memproteksi mata dari sumber  cahaya dapat menyilaukan mata, tetapi juga menjaga kornea agar tidak mengering.

Baca juga: Kelopak Mata : Struktur, Fungsi, dan Penyakitnya

Bulu-bulu pada kelopak mata ikut melindungi mata kita dari partikel debu, benda asing maupun keringat.

Jenis gangguan Kelopak mata

Ada beberapa jenis gangguan kelopak mata. Dari mulai yang paling ringan hingga yang sangat serius. Untungnya, sebagian besar gangguan kelopak mata tidak mengancam penglihatan atau mengancam jiwa. Yang paling banyak umumnya gangguan menyebabkan gejala iritasi seperti rasa terbakar, sensasi benda asing, atau nyeri sesaat.

Berikut adalah beberapa gangguan kelopak mata yang mungkin saja bisa kita alami.

1) Dermatokalasis

Dermatokalasis adalah kulit yang berlebihan pada kelopak mata, baik itu kelopak mata atas ataupun kelopak mata bawah.

Gangguan ini terkait dengan kulit kelopak mata ekstra yang berkembang pada mereka  berusia di atas 50 tahun. Dermatokalasis muncul sebagai bagian dari proses penuaan normal. Pada beberapa kasus, dermatokalasis bisa saja sangat parah sehingga dapat menghalangi bidang visual bagian atas mata kita. Pembedahan, yang dikenal sebagai blepharoplasty, dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan ini dan mengembalikan fungsi penglihatan secara penuh.

 2) Blefaritis

Ini adalah peradangan pada kelopak mata yang membuat kelopak mata  merah, gatal, dan sedikit bengkak. Selain itu, pangkal bulu mata mungkin terlihat bersisik, terdapat kotoran pada bulu mata dan tepi kelopak mata, kelopak mata terasa berminyak dan lengket, mata berair atau malah tampak kering, mata terasa berpasir, terasa terbakar, mata menjadi sensitif terhadap cahaya serta penglihatan menjadi buram.

Baca juga: Entropion: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Blefaritis dapat disebabkan oleh bakteri, kelenjar minyak yang tersumbat, masalah hormon, alergi, infeksi virus, gangguan kulit seperti dermatitis dan eksim serta tungau.

3) Entropion

Mereka yang terjangkit entropion,  tepi kelopak mata bawahnya mengarah ke permukaan mata. Oleh sebab itu, bulu mata dapat bergesekan dengan kornea dan konjungtiva. Ini bisa  menyebabkan iritasi, infeksi, jaringan parut, dan ulserasi kornea. Perawatan entropion yang paling umum diperbaiki dengan operasi. Entropion paling sering terjadi karena faktor penuaan.

Entropion vs mata normal

4) Ektropion

Ektropion adalah kebalikan dari entropion. Kelopak mata akan terlipat atau berputar ke luar atau hanya mungkin hanya melorot ke bawah. Mata menjadi terbuka dan mengering. Gejala ektropion bisa berupa keluarnya lendir, rasa berpasir,  iritasi, dan munculnya jaringan parut. Gangguan ini juga lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia kita. Selain itu, kelumpuhan wajah yang berlangsung lama juga dapat menyebabkan ektropion.

5) Myokymia

Kulit kelopak mata bergerak tanpa sadar. Myokymia biasanya dapat dirasakan dan dilihat oleh penderitanya. Penyebabnya antara lain karena kelelahan yang ekstrim, stres, kecemasan, konsumsi kafein berlebih dan menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar komputer. Istirahat dan relaksasi biasanya dapat segera  mengatasi myokymia.

6) Blefarospasme

Gangguannya berupa kontraksi otot kelopak mata yang abnormal serta kuat. Penyebab pastinya masih belum diketahui dan tampaknya tidak terkait dengan penyakit lain. Gejala biasanya mulai perlahan tapi meningkat seiring waktu, dan kontraksi bisa menjadi kuat dan melibatkan kedua kelopak mata. Blefarospasme dapat diobati dengan toksin Botox atau botulinum.

 7) Bell’s Palsy

Bell’s palsy adalah kelumpuhan atau kelemahan otot dan saraf wajah di salah satu sisi wajah Anda akibat disfungsi atau kerusakan saraf wajah. Gangguan ini datang tiba-tiba dan biasanya membaik dengan sendirinya dalam rentang waktu empat sampai enam minggu. Namun, bisa juga bertahan hingga enam bulan. Sejauh ini, Bell’s Palsy masih dianggap idiopatik. Artinya, penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, dalam beberapa kasus, herpes zoster, virus yang menyebabkan luka dingin, dapat memicu Bell’s Palsy.

Jenis-jenis operasi kelopak mata

Meski sebagian besar gangguan kelopak mata tidak serius dan bisa diobati dengan mudah, toh dalam beberapa kasus, tindakan operasi mungkin perlu dilakukan.

Baca juga: Penyakit Mata pada Lansia

Menurut dr. Nurul Fitri Shabrina Sp.M, dokter mata di klinik mata KMU Gresik, Jawa Timur,  ada beberapa jenis dan tujuan operasi kelopak mata.

1) Mengangkat tumor

Tumor atau benjolan pada kelopak mata tentu saja perlu diangkat agar tidak menutupi mata. Tidak semua tumor ganas. Untuk memastikannya sudah barang tentu perlu pemeriksaan medis.

Kendati begitu, dr. Nurul Fitri Shabrina Sp.M mengutarakan bahwa ada beberapa ciri yang bisa kita ketahui terkait tumor ganas ini. Salah satunya yaitu membesar dalam waktu cepat. “Terus warnanya berbeda dibandingkan kulit kita. Biasanya lebih gelap daripada kulit sekitarnya. Kemudian disertai bengkak dan kemerahan. Juga sebelum munculnya tumor, biasanya mata mengalami peradangan,” jelas dr. Nurul.

Lebih lanjut, dr Nurul mengatakan bahwa terkadang tumor yang muncul merontokkan bulu mata dan menimbulkan rasa yang sangat gatal.

Kendati demikian, ia menyatakan bahwa kita jangan terlalu khawatir dulu sekiranya ada benjolan di kelopak mata. “Periksakan dulu saja kelopak matanya kalau misalnya ada benjolan,” sarannya, seraya menambahkan bahwa mungkin saja itu cuma bintitan.

 “Jangan keburu takut dulu. Tidak selalu semua tumor di kelopak mata itu penanganannya lewat operasi, ” jelasnya.

2) Trauma atau kecelakaan

Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Pada kasus kecelakaan, kelopak mata, misalnya, bisa robek. Ini perlu segera ditangani.

Menurut dr. Nurul, kelopak mata yang robek harus dijahit karena di kelopak mata ada saluran air mata. “Sehingga kalau terjadi robekan, saluran air mata tersebut harus disambung kembali karena kalau sudah lewat dari dua bulan, saluran tersebut tidak bisa diperbaiki kembali. Jangan sampai telat penanganannya sehingga saluran air matanya bisa diselamatkan,” paparnya.

Ia menerangkan bahwa jika saluran air di mata kita sampai putus, maka mata kita akan berair terus. “Karena air mata itu biasanya kan dialirkan ke saluran tersebut untuk dibuang. Tapi, karena salurannya terputus, nanti keluhannya yang pasti itu matanya berair terus, kayak kepingin nangis terus.”

3) Kelopak mata turun

Kelopak mata turun dapat terjadi pada individu  baik, yang masih anak-anak maupun yang telah dewasa. Menurut dr. Nurul, hal yang berbahaya terkait kelopak mata turun ini ketika terjadi pada individu saat anak-anak atau masih bayi.

Baca juga: Mata Juling: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

“Karena kelopak mata yang turun ini akan menutupi penglihatan si anak sehingga perkembangan saraf anak terganggu. Sehingga saat anak dewasa bisa mengalami minus sebelah atau tidak berkembang matanya sebelah ataupun terjadi mata juling,” beber dr. Nurul.

Selain dapat terjadi pada saat anak-anak, kelopak mata turun juga bisa terjadi di saat kita tua. Penyebabnya, menurut dr. Nurul, bisa karena kelainan metabolisme. Tapi, kata dr. Nurul, kelopak mata turun pada saat usia tua relatif boleh dioperasi atau juga tidak. “Karena kalau sudah usia lanjut, pertumbuhan sarafnya sudah berhenti. Tidak seberbahaya seperti pada anak-anak,” tuturnya.

4) Kelopak mata masuk

Pada kelopak mata masuk (entropion), bulu mata yang seharusnya mengarah keluar, justru masuk ke dalam. Buntutnya, bulu mata menggesek kornea yang bisa mengakibatkan luka. “Saat sudah tergesek-gesek dan terjadi luka, sembuhnya kornea tidak bisa kembali jernih seperti sebelum terjadi luka,” kata dr. Nurul.

5) Kelopak mata keluar

Meski tidak seberbahaya kelopak mata masuk, kelopak mata keluar sama tidak nyamannya dengan kelopak mata masuk. “Karena air matanya keluar terus. Kadang-kadang, kalau keluarnya berat, kelopak mata itu menutup tidak sempurna sehingga lama-kelamaan juga akan terjadi luka. Penyebabnya karena mata tak terlindungi kelopak mata sehingga terekspos matanya oleh lingkungan sekitar, dan lama-lama menjadi luka,” urai dr. Nurul.

Dalam kasus kelopak mata masuk maupun kelopak mata keluar, dr. Nurul menyebut bahwa paling banyak terjadi karena faktor usia. “Usia lanjut biasanya. Tapi, anak muda juga bisa. Terutama yang setelah terjadinya trauma atau infeksi, atau terutama luka bakar,” jelasnya.

6) Kosmetik

Operasi kelopak mata bisa untuk tujuan kosmetik. Contohnya, membuat lipatan kelopak mata menjadi ganda atau lebih besar, juga untuk memperbaiki kantung mata. Bisa pula, misalnya, menaikkan alis yang, karena faktor usia, melorot .  Tapi, ini, menurut dr. Nurul, sifatnya adalah opsional. Maksudnya, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Hal yang perlu diingat terkait operasi kelopak mata

Semua operasi kelopak mata membutuhkan waktu hingga 6 bulan. “Jadi, misalnya, setelah operasi, lho kok kayaknya tambah jelek mata saya. Kok tambah bengkak, terutama orang-orang yang melakukan  operasi untuk tujuan kosmetik, itu memang masih belum sempurna karena menunggu waktu enam bulan penyembuhan,” jelas dr. Nurul.

Operasi katarak di Klinik Mata KMU

Baca juga: 8 Vitamin Mata dan Sumber Alami Makanan yang Mengandungnya

Selama masa penyembuhan ini, lanjut dr. Nurul, pasien harus diberi obat untuk mencegah penyakit yang bisa terjadi. Ia kemudian mengingatkan agar pasien selalu mematuhi pantangan selama masa penyembuhan, juga patuhi waktu kontrol yang diberikan oleh dokter. Yang penting juga diperhatikan, tambah dr.Nurul, yaitu istirahat dan makan dengan gizi yang cukup.

Bagi Anda yang ingin melakukan konsultasi dokter mata untuk mengetahui lebih jauh mengenai gangguan kelopak mata dan operasi kelopak mata, atau juga ingin mengetahui masalah-masalah gangguan mata dan operasi mata lainnya seperti penyakit katarak maupun  operasi katarak serta lasik , Anda dapat menghubungi Klinik Mata KMU terdekat di kota Anda.***