Perbedaan Katarak dan Pterigium

6 Perbedaan Katarak dan Pterigium, Serupa Tapi Tak Sama

Tidak selamanya selaput putih yang nampak di bola mata adalah katarak. Bisa juga penyakitnya adalah selain katarak, yakni pterigium. Lantas apa yang membedakan keduanya. Yuk sahabat KMU, simak sampai akhir 6 aspek perbedaan katarak dan pterigium.

Perbedaan Katarak dan Pterigium

Sebelum memahami aspek perbedaan katarak dan pterigium, berikut ini adalah gambaran penyakit baik katarak maupun pterigium : 

Katarak

Katarak adalah kondisi dimana lensa mata yang seharusnya jernih, untuk meneruskan cahaya dari iris dan pupil menuju retina, mengalami kekeruhan. Layaknya kita memakai kacamata yang jernih, lalu ada penghalang warna putih. Otomatis, penglihatan jadi terhalang bahkan bisa merambah pada kondisi buta.

Katarak termasuk gangguan mata yang tidak menyebabkan rasa sakit, namun termasuk penyakit yang sangat banyak terjadi. Meski tidak menyakitkan, gejalanya sangat tidak nyaman. Beberapa di antaranya adalah : 

  1. Penglihatan yang silau
  2. Pandangan seperti berasap, sekaligus kabur
  3. Penurunan fungsi penglihatan seperti sulit melihat yang jauh
  4. Perubahan persepsi warna dan warna memudar
  5. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya
  6. Pandangan ganda

Penyakit ini dipicu oleh tidak elastisnya lensa yang normalnya bisa mencekung dan mencembung, serta menggumpalnya protein di lensa. Terjadilah lensa memutih, kuning atau kecoklatan. Bisa semakin parah saat sering terpapar sinar matahari yang mengandung sinar UV. Umumnya, kondisi tersebut dialami saat seseorang bertambah tua. 

Banyak penderita yang pada akhirnya membutuhkan operasi katarak untuk mengganti lensa yang rusak karena keruh permanen ini dengan lensa buatan yang juga permanen. Karakteristik khas dari gejala katarak yang lensanya putih adalah, penampakan putihnya terletak di bagian dalam dan membulat mengikuti bentuk pupil di depannya.

Baca juga :
LASIK
Glaukoma

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Pterigium

Pterigium merupakan penyakit mata yang ciri khasnya adalah pertumbuhan selaput putih atau kekuningan di selaput bening mata (konjungtiva). Penyakit yang juga disebut Surfer’s eye ini biasanya menyerang salah satu mata saja. 

Tonton juga video edukasi berikut agar bisa menambah pemahaman perbedaan katarak dan pterigium : 

Selaput putih atau bisa disebut pinguecula yang bisa diamati itu muncul karena adanya penggumpalan protein, lemak, maupun kalsium di mata. Adapun sebab pastinya belum bisa dipastikan dan ditentukan, namun sering terjadi di iklim panas seperti di Indonesia. 

Terlebih jika sering beraktivitas di luar ruangan tanpa pelindung mata. Hal tersebut memungkinkan mata sering terpapar sinar matahari, banyak pasir, debu, asap polusi, yang dibawa angin dan membuat mata kering, sebagai cikal bakal pterigium ini. 

Pterigium bukan termasuk sel kanker, tapi bahaya jika menutupi kornea dan pupil. Beberapa gejalanya berupa : 

  1. Mata merah
  2. Selaput atau di area luar mata terasa sangat gatal
  3. Sensasi mengganjal jika selaput putih sudah melebar dan tebal

Bentuk penanganan dari pterigium ini bergantung pada tingkat keparahan gejalanya. Jika masih bisa diatasi dengan obat tetes atau salep mata, maka cukup tanpa operasi. Obat tersebut mengandung pelumas kortikosteroid atau pelumas agar bisa meredakan peradangan. Bisa juga diberi air mata buatan atau artificial tears.

Namun jika sulit ditangani hanya dengan kedua cara tersebut, dan penglihatan semakin turun, operasi pterigium akan dilakukan.  

Perbandingan Perbedaan Katarak dan Pterigium 

Memang sama-sama ada putih di mata, tidak menimbulkan rasa sakit, bisa menghalangi pandangan, dan bisa disebabkan oleh penggumpalan protein. Juga sama-sama diperparah oleh paparan sinar matahari secara langsung.

Namun, ada perbedaan katarak dan pterigium yang membuat keduanya menjadi dua penyakit yang sama sekali berbeda. Berikut ini kesimpulan perbedaan katarak dan pterigium : 

AspekKatarakPterigium
SebabMenebal dan tidak fleksibelnya lensa karena usia, lalu protein menggumpalAktivitas luar ruangan yang intens : terpapar debu, pasir, asap polusi
Bagian Mata yang KenaLensa mataKonjungtiva / selaput mata
Karakter Umum PenderitaBerusia 50 tahun ke atas atau lanjut usia.Semua umur, yang terpapar polusi luar ruangan di iklim tropis
Gejala nampakPutih pada lensa, yang cenderung ada di dalamPutih pada selaput mata, di luar bola mata
Gejala yang dirasakanPandangan ganda, kabur, silau, berasap, dan persepsi warna berubah. Mata merah, area luar terasa gatal dan seperti ada sesuatu mengganjal
TindakanOperasi katarakObat tetes atau salep mata, jika sudah tidak mungkin berupa operasi pterigium

Untuk mencegah kedua penyakit tersebut, tentu sahabat KMU bisa memakai pelindung mata seperti topi dan kacamata berfitur UV protector agar sinar matahari tidak langsung mengenai mata, terlebih jika beraktivitas lama di luar ruangan.

Baca juga : Anisometropia, Kelainan Refraksi yang Tidak Populer Tapi Sering Terjadi

Bisa juga dengan menambah asupan yang baik untuk mata seperti antioksidan dan buah sayuran berwarna merah agar mata mendapat nutrisi yang baik agar menjaga tajam penglihatan.

Jika sudah ada gejala baik katarak maupun pterigium, jangan takut untuk periksa mata ya sahabat KMU. Konsultasi dokter mata adalah untuk memastikan diagnosa dan mendapat penanganan yang tepat. Sudahi mental takut ke dokter atau ke dokter mata menunggu sakit parah dulu. 

Demi menyayangi kesehatan kita, terutama mata dan penglihatan kita, yuk konsultasi dokter mata di klinik mata terdekat di kota sahabat KMU.

Baca juga : Katarak Sekunder: Perlu Tahu, Ini 4 Perbedaan Dengan Katarak

Tonton juga video edukasi kesehatan dari KMU : 

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata