Anisometropia mungkin terdengar asing dibandingkan kelainan refraksi lain seperti Mata Minus atau Astigmatisme, namun kondisi ini tak kalah penting untuk dipahami. Anisometropia terjadi saat kedua mata memiliki kekuatan refraksi yang berbeda secara signifikan, sehingga penglihatan terasa tidak seimbang dan seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat dikelola untuk meningkatkan kualitas penglihatan. Yuk, kenali lebih dalam apa itu Anisometropia, gejalanya, dan dua pilihan pengobatannya agar Anda lebih siap menghadapi atau membantu orang terdekat yang mengalaminya!
Daftar Isi
Apa Itu Anisometropia
Anisometropia adalah suatu kondisi dengan kelainan refraksi pada kedua mata tidak sama. Atau dengan kata lain, gangguan yang terjadi pada mata yang berbeda kelainan refraksi antara mata kanan dan mata kiri.
Sebenarnya, hampir setiap penderita kelainan refraksi memiliki tingkat refraksi yang berbeda. Oleh karena itu, Anisometropia adalah istilah untuk kondisi kelainan refraksi dengan perbedaan yang signifikan antara mata kanan dan mata kiri. Misalnya mata kanan rabun dekat (Hipermetropi), mata kiri mata minus (Miopi). Atau mata kanan normal, mata kiri Miopi dengan minus besar.
Orang dengan Anisometropia biasanya melihat sekitar dengan penglihatan yang tidak seimbang. Salah satu mata mungkin melihat lebih jelas, sementara mata lainnya terlihat buram atau lebih kecil dari ukuran sebenarnya (efek aniseikonia). Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menggabungkan gambar dari kedua mata, sehingga penglihatan ganda, ketidaknyamanan visual, atau bahkan pusing bisa terjadi, terutama saat fokus pada detail atau jarak tertentu.
Baca Juga:
โ Biaya Operasi Katarak 2025
โ Operasi Katarak Gratis 2025
โ Biaya Pemeriksaan Mata 2025
Jenis Anisometropia
Beberapa ahli membagi Anisometropia menjadi dua kategori. Pertama, ringan, yaitu jika perbedaan kekuatan refraksi antara kedua mata kurang dari atau sama dengan 2 dioptri. Kedua, berat, yaitu jika perbedaannya lebih dari 2 dioptri.
Ada pula klasifikasi yang lebih rinci sebagai berikut:
1. Anisometropia absolut
Yakni jika terjadi perbedaan kemampuan pembiasan antara mata kanan dan mata kiri. Jenis ini dibagi lagi menjadi tiga tipe:
- Anisometropia absolut sederhana (simple): Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata normal tetapi mata lainnya mengalami rabun jauh (Miopi) atau rabun dekat (Hipermetropi).
- Anisometropia absolut gabungan (compound): Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata sama-sama mengalami rabun jauh (Miopi) atau rabun dekat (Hipermetropi), tetapi ukuran minus atau plus berbeda.
- Anisometropia absolut campuran (mixed): Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata mengalami rabun jauh (Miopi) sedangkan mata lainnya mengalami rabun dekat (Hipermetropi).
2. Anisometropia relatif
Yakni jika mata mengalami kelainan refraksi mata Silinder (Astigmatisme) dengan perbedaan aksis antara mata kanan dan mata kiri. Jenis ini dibagi lagi menjadi dua tipe:
- Anisometropia relatif sederhana (simple): Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata normal tetapi mata lainnya rabun jauh atau dekat, disertai dengan silindris (Astigmatisme).
- Anisometropia relatif gabungan (compound): Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata mengalami Astigmatisme dengan aksis (ukuran) berbeda.
Gejala Anisometropia
Gejala Anisometropia dapat bervariasi tergantung pada jenisnya dan kemampuan adaptasi penderitanya. Namun secara umum, gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
- Penglihatan lebih kabur atau buram pada salah satu mata
- Objek tampak berbeda ukuran (lebih kecil atau besar) ketika menggunakan satu mata
- Mata terasa lelah
- Mata terasa nyeri
- Penglihatan ganda (diplopia)
Pada kondisi yang lebih parah, beberapa gejala lain bisa muncul, seperti sakit kepala, mual, kelelahan, dan pusing. Jika perbedaan kelainan refraksi sangat kecil atau pada fase awal, gejala-gejala di atas umumnya tidak terasa. Demikian pula ketika perbedaannya sangat besar (lebih dari 6 dioptri), justru umumnya gejala-gejala tersebut juga tidak muncul.
Baca juga:
– Obat Mata Gatal
– Uveitis
– Minat Lasik? Ini List Dokter Lasik Yang Bisa Kamu Pilih
Penyebab Anisometropia
Pada umumnya, kelainan mata yang satu ini sebenarnya bersifat kongenital. Yakni dalam masa pertumbuhan kedua mata, kekuatan refraksinya tidak berkembang sama. Namun, bisa juga karena trauma yang menyebabkan Katarak traumatika dan kerusakan pada Kornea.
Sebagian ahli juga mengatakan salah satu penyebab Anisometropia adalah faktor genetik. Jadi, secara rinci ada tiga penyebab sebagai berikut:
- Faktor Genetik: Sebagaimana pada umumnya orang tua yang mengalami kelainan refraksi juga menurun kepada anaknya.
- Kongenital: Dalam masa pertumbuhan kedua mata, kekuatan refraksinya tidak berkembang sama.
- Didapat karena trauma atau cedera: Misalnya cedera mata saat menjalani Operasi Katarak atau operasi lensa mata.
Cara Mengobati Anisometropia
Seperti kelainan refraksi lainnya, kondisi ini juga bisa diatasi dengan penanganan yang tepat. Berikut ini beberapa cara menyembuhkan Anisometropia:
1. Lensa Korektif
Cara pertama adalah dengan menggunakan lensa korektif atau alat bantu penglihatan yang tepat, baik berupa kacamata maupun lensa kontak. Lensa ini disesuaikan dengan kondisi refraksi masing-masing mata, yang biasanya memiliki perbedaan signifikan antara mata kanan dan kiri.
Meskipun kacamata dan lensa kontak tidak menyembuhkan secara permanen, mereka mampu mengoreksi penglihatan secara temporer, sehingga penderita dapat melihat dengan lebih jelas saat mengenakannya. Penting untuk dicatat bahwa ketika kacamata atau lensa kontak dilepas, kelainan refraksi akan tetap ada. Meskipun demikian, penggunaan lensa korektif adalah solusi praktis dan non-invasif yang dapat membantu penderita dalam menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.
2. Laser Vision Correction (LVC)
Untuk solusi yang lebih permanen, Laser Vision Correction (LVC) adalah pilihan yang sangat efektif, masyarakat pada umumnya menyebutnya dengan istilah LASIK. LVC mencakup prosedur seperti Femto LASIK dan Relex SMILE, yang keduanya dirancang untuk memperbaiki kelainan refraksi secara permanen.
- Femto Lasik
Femto LASIK melibatkan pembentukan flap pada Kornea, yang kemudian dibuka untuk memungkinkan pembentukan kembali Kornea. Prosedur ini dikenal nyaman dan minim rasa sakit, serta merupakan generasi kedua dari teknologi LVC.ย - Relex SMILE
Relex SMILE adalah teknologi LVC generasi ketiga yang lebih canggih, tidak memerlukan pembuatan flap, sehingga operasi ini lebih cepat dan nyaman, serta hampir tanpa rasa sakit. Proses pemulihan setelah Relex SMILE juga lebih singkat dibandingkan dengan Femto LASIK, membuatnya menjadi pilihan populer bagi mereka yang menginginkan hasil cepat dan efektif tanpa ketidaknyamanan pasca operasi.
Dengan memahami kedua opsi pengobatan ini, penderita Anisometropia dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mata terlebih dahulu untuk mendapatkan rekomendasi terbaik berdasarkan kondisi mata Anda.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami keluhan seperti penglihatan tidak seimbang atau gangguan mata lainnya, jangan ragu untuk segera konsultasi dokter mata di RS & Klinik Mata KMU. Dengan layanan profesional, Anda bisa melakukan tes mata KMU yang lengkap untuk mengetahui kondisi mata Anda secara menyeluruh. Selain itu, Anda juga dapat melakukan periksa mata KMU untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kebutuhan. Jaga kesehatan mata Anda bersama kami dan nikmati penglihatan yang lebih baik setiap hari!
Tonton juga video menarik tentang edukasi kesehatan mata disini!