anisometropia

Anisometropia: Jenis, Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Salah satu masalah refraksi yang tidak seberapa populer adalah anisometropia. Apa itu anisometropia, apa saja gejala dan penyebabnya, serta bagaimana cara mengobati atau menanganinya?

Apa Itu Anisometropia

Anisometropia adalah suatu kondisi dengan kelainan refraksi pada kedua mata tidak sama. Atau dengan kata lain, gangguan yang terjadi pada mata yang berbeda kelainan refraksi antara mata kanan dan mata kiri.

Sebenarnya, hampir setiap penderita kelainan refraksi memiliki kelainan refraksi yang berbeda. Oleh karena itu, anisometropia adalah istilah untuk kondisi kelainan refraksi dengan perbedaan yang signifikan antara mata kanan dan mata kiri. Misalnya mata kanan rabun dekat (hipermetropi), mata kiri rabun jauh (miopia). Atau mata kanan normal, mata kiri miopia dengan minus besar.

Jenis Anisometropia

Beberapa ahli membagi anisometropia menjadi dua. Pertama, ringan. Yakni jika perbedaan kelainan refraksi antara kedua mata kurang atau sama dengan 2 dioptri. Kedua, berat. Yakni jika perbedaan kelainan refraksi antara kedua mata lebih dari 2 dioptri.

Ada pula klasifikasi yang lebih rinci sebagai berikut:

Anisometropia absolut

Yakni jika terjadi perbedaan kemampuan pembiasan antara mata kanan dan mata kiri. Jenis ini dibagi lagi menjadi tiga tipe:

  • Anisometropia absolut sederhana (simple). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata normal tetapi mata lainnya mengalami rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropi).
  • Anisometropia absolut gabungan (compound). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata sama-sama mengalami rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropi), tetapi ukuran minus atau plus berbeda.
  • Anisometropia absolut campuran (mixed). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata mengalami rabun jauh (miopia) sedangkan mata lainnya mengalami rabun dekat (hipermetropi).

Anisometropia relatif

Yakni jika mata mengalami kelainan refraksi silinder (asitgmatisme) dengan perbedaan aksis antara mata kanan dan mata kiri. Jenis ini dibagi lagi menjadi dua tipe:

  • Anisometropia relatif sederhana (simple). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata normal tetapi mata lainnya rabun jauh atau dekat, disertai dengan silindris (astigmatisme).
  • Anisometropia relatif gabungan (compound). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata mengalami astigmatisme dengan aksis (ukuran) berbeda.

Baca juga: Uveitis

Gejala Anisometropia

Gejala anisometropia bervariasi tergantung pada jenisnya dan kemampuan adaptasi penderitanya. Namun secara umum, gejala yang timbul adalah sebagai berikut:

  • Penglihatan lebih kabur atau buram pada salah satu mata
  • Objek tampak berbeda ukuran (lebih kecil atau besar) ketika menggunakan satu mata
  • Mata terasa lelah
  • Mata terasa nyeri
  • Penglihatan ganda (diplopia)

Pada kondisi yang lebih parah, beberapa gejala lain bisa muncul, seperti sakit kepala, mual, kelelahan, dan pusing.

Jika perbedaan kelainan refraksi sangat kecil atau pada fase awal, gejala-gejala di atas umumnya tidak terasa. Demikian pula ketika perbedaannya sangat besar (lebih dari 6 dioptri), justru umumnya gejala-gejala tersebut juga tidak muncul.

Baca juga: Obat Mata Gatal

Penyebab Anisometropia

Pada umumnya, anisometropia ini bersifat kongenital. Yakni dalam masa pertumbuhan kedua mata, kekuatan refraksinya tidak berkembang sama. Namun, bisa juga karena trauma yang menyebabkan katarak traumatika dan kerusakan pada kornea.

Sebagian ahli juga mengatakan salah satu penyebab anisometropia adalah faktor genetik. Jadi, secara rinci ada tiga penyebab sebagai berikut:

  • Genetik. Sebagaimana pada umumnya orang tua yang mengalami kelainan refraksi juga menurun kepada anaknya.
  • Kongenital. Dalam masa pertumbuhan kedua mata, kekuatan refraksinya tidak berkembang sama.
  • Didapat karena trauma atau cedera, misalnya cedera mata saat menjalani operasi katarak atau operasi lensa mata.

Cara Mengobati Anisometropia

Sebagaimana kelainan refraksi lainnya, anisometropia juga bisa terkoreksi dengan penanganan yang tepat.

Lensa Korektif

Cara pertama adalah dengan menggunakan lensa korektif yang tepat. Baik bentuknya kacamata maupun lensa kontak. Tentu lensanya disesuaikan dengan kelainan refraksi yang pasien alami, yang tentu saja antara mata kanan dan kiri berbeda.

Baik kacamata maupun lensa kontak, sebenarnya tidak menyembuhkan anisometropia. Ia mengoreksi secara temporal. Jika penggunanya melepas kacamata atau lensa kontak, kelainan refraksi tersebut tidak hilang.

Laser Vision Correction (LVC)

Jika kacamata dan lensa kontak sifatnya mengoreksi temporal, Laser Vision Correction (LVC) bisa menyembuhkan secara permanen. Umumnya, masyarakat umum menyebut LVC dengan istilah LASIK meskipun ada metode lain selain LASIK.

Ada dua metode LVC yang efektif menyembuhkan anisometropia secara permanen. Keduanya adalah Femto LASIK dan Relex SMILE.

Femto LASIK didahului dengan pembentukan flap, lalu pembentukan kornea dilakukan setelah flap tersebut dibuka. Karenanya, LASIK yang merupakan generasi kedua LVC terasa nyaman dan hampir tidak ada rasa sakit.

Sedangkan Relex SMILE, merupakan generasi ketiga LVC yang lebih canggih lagi. Bedanya dengan LASIK, Relex SMILE tidak memerlukan pembuatan flap. Karenanya, tindakan operasi laser ini lebih cepat, lebih nyaman, tanpa rasa sakit. Selain itu, proses recovery-nya jauh lebih cepat. [mbk/kmu.id]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *