Anisometropia_ Mengenal Jenis, Gejala, dan 2 Opsi Pengobatannya

Anisometropia: Mengenal Jenis, Gejala, dan 2 Opsi Pengobatannya

Anisometropia merupakan salah satu jenis kelainan refraksi yang kurang dikenal dibandingkan Miopi, Hipermetropi, dan Astigmatisme. Anisometropia terjadi ketika kedua mata memiliki kekuatan refraksi yang berbeda secara signifikan, sehingga penglihatan menjadi tidak seimbang. Dengan penanganan yang tepat, kualitas penglihatan dapat ditingkatkan dan gejala yang mengganggu dapat diminimalisir. Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai Anisometropia agar kita bisa memahami dan menangani kondisi ini dengan baik!

Apa Itu Anisometropia

Pengertian Anisometropia

Anisometropia adalah suatu kondisi dengan kelainan refraksi pada kedua mata tidak sama. Atau dengan kata lain, gangguan yang terjadi pada mata yang berbeda kelainan refraksi antara mata kanan dan mata kiri.

Sebenarnya, hampir setiap penderita kelainan refraksi memiliki kelainan refraksi yang berbeda. Oleh karena itu, Anisometropia adalah istilah untuk kondisi kelainan refraksi dengan perbedaan yang signifikan antara mata kanan dan mata kiri. Misalnya mata kanan rabun dekat (Hipermetropi), mata kiri mata minus (Miopi). Atau mata kanan normal, mata kiri Miopi dengan minus besar.

Jenis Anisometropia

Beberapa ahli membagi kondisi ini menjadi dua. Pertama, ringan. Yakni jika perbedaan kelainan refraksi antara kedua mata kurang atau sama dengan 2 dioptri. Kedua, berat. Yakni jika perbedaan kelainan refraksi antara kedua mata lebih dari 2 dioptri.

Ada pula klasifikasi yang lebih rinci sebagai berikut:

Anisometropia absolut

Yakni jika terjadi perbedaan kemampuan pembiasan antara mata kanan dan mata kiri. Jenis ini dibagi lagi menjadi tiga tipe:

  • Anisometropia absolut sederhana (simple). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata normal tetapi mata lainnya mengalami rabun jauh (Miopi) atau rabun dekat (Hipermetropi).
  • Anisometropia absolut gabungan (compound). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata sama-sama mengalami rabun jauh (Miopi) atau rabun dekat (Hipermetropi), tetapi ukuran minus atau plus berbeda.
  • Anisometropia absolut campuran (mixed). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata mengalami rabun jauh (Miopi) sedangkan mata lainnya mengalami rabun dekat (Hipermetropi).

Anisometropia relatif

Yakni jika mata mengalami kelainan refraksi silinder (Astigmatisme) dengan perbedaan aksis antara mata kanan dan mata kiri. Jenis ini dibagi lagi menjadi dua tipe:

  • Anisometropia relatif sederhana (simple). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika salah satu mata normal tetapi mata lainnya rabun jauh atau dekat, disertai dengan silindris (Astigmatisme).
  • Anisometropia relatif gabungan (compound). Yaitu perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata mengalami Astigmatisme dengan aksis (ukuran) berbeda.

Gejala Anisometropia

Gejala anisometropia bervariasi tergantung pada jenisnya dan kemampuan adaptasi penderitanya. Namun secara umum, gejala yang timbul adalah sebagai berikut:

  • Penglihatan lebih kabur atau buram pada salah satu mata
  • Objek tampak berbeda ukuran (lebih kecil atau besar) ketika menggunakan satu mata
  • Mata terasa lelah
  • Mata terasa nyeri
  • Penglihatan ganda (diplopia)

Pada kondisi yang lebih parah, beberapa gejala lain bisa muncul, seperti sakit kepala, mual, kelelahan, dan pusing.

Jika perbedaan kelainan refraksi sangat kecil atau pada fase awal, gejala-gejala di atas umumnya tidak terasa. Demikian pula ketika perbedaannya sangat besar (lebih dari 6 dioptri), justru umumnya gejala-gejala tersebut juga tidak muncul.

Baca juga:
Obat Mata Gatal
Uveitis
Operasi Katarak Gratis

Penyebab Anisometropia

Penyebab Anisometropia

Pada umumnya, anisometropia ini bersifat kongenital. Yakni dalam masa pertumbuhan kedua mata, kekuatan refraksinya tidak berkembang sama. Namun, bisa juga karena trauma yang menyebabkan Katarak traumatika dan kerusakan pada Kornea.

Sebagian ahli juga mengatakan salah satu penyebab anisometropia adalah faktor genetik. Jadi, secara rinci ada tiga penyebab sebagai berikut:

  • Genetik. Sebagaimana pada umumnya orang tua yang mengalami kelainan refraksi juga menurun kepada anaknya.
  • Kongenital. Dalam masa pertumbuhan kedua mata, kekuatan refraksinya tidak berkembang sama.
  • Didapat karena trauma atau cedera, misalnya cedera mata saat menjalani Operasi Katarak atau operasi lensa mata.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Cara Mengobati Anisometropia

Seperti kelainan refraksi lainnya, Anisometropia juga bisa diatasi dengan penanganan yang tepat. Berikut adalah dua cara utama untuk mengobati kondisi ini:

1. Lensa Korektif

Lensa Korektif - Anisometropia

Cara pertama adalah dengan menggunakan lensa korektif atau alat bantu penglihatan yang tepat, baik berupa kacamata maupun lensa kontak. Lensa ini disesuaikan dengan kondisi refraksi masing-masing mata, yang biasanya memiliki perbedaan signifikan antara mata kanan dan kiri. 

Meskipun kacamata dan lensa kontak tidak menyembuhkan secara permanen, mereka mampu mengoreksi penglihatan secara temporer, sehingga penderita dapat melihat dengan lebih jelas saat mengenakannya. Penting untuk dicatat bahwa ketika kacamata atau lensa kontak dilepas, kelainan refraksi akan tetap ada. Meskipun demikian, penggunaan lensa korektif adalah solusi praktis dan non-invasif yang dapat membantu penderita dalam menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.

2. Laser Vision Correction (LVC)

LVC - Anisometropia

Untuk solusi yang lebih permanen, Laser Vision Correction (LVC) adalah pilihan yang sangat efektif, masyarakat pada umumnya menyebutnya dengan istilah LASIK. LVC mencakup prosedur seperti Femto LASIK dan Relex SMILE, yang keduanya dirancang untuk memperbaiki kelainan refraksi secara permanen. 

  • Femto Lasik
    Femto LASIK melibatkan pembentukan flap pada Kornea, yang kemudian dibuka untuk memungkinkan pembentukan kembali Kornea. Prosedur ini dikenal nyaman dan minim rasa sakit, serta merupakan generasi kedua dari teknologi LVC. 
  • Relex SMILE
    Relex SMILE adalah teknologi LVC generasi ketiga yang lebih canggih, tidak memerlukan pembuatan flap, sehingga operasi ini lebih cepat dan nyaman, serta hampir tanpa rasa sakit. Proses pemulihan setelah Relex SMILE juga lebih singkat dibandingkan dengan Femto LASIK, membuatnya menjadi pilihan populer bagi mereka yang menginginkan hasil cepat dan efektif tanpa ketidaknyamanan pasca operasi.

Dengan memahami kedua opsi pengobatan ini, penderita anisometropia dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mata terlebih dahulu untuk mendapatkan rekomendasi terbaik berdasarkan kondisi mata Anda.

Jangan biarkan masalah ini mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika kalian mengalami Anisometropia maupun gangguan mata lainnya, kalian bisa banget untuk melakukan periksa mata ke cabang RS & Klinik Mata KMU terdekat di kota kalian. Disana kalian bisa banget untuk melakukan tes mata KMU atau periksa mata KMU. Kalian juga bisa melakukan konsultasi dokter mata terkait keluhan mata yang kalian alami. Ingat, kesehatan mata adalah investasi jangka panjang. Jadi, jangan ragu untuk mengambil langkah ini demi kenyamanan dan kesehatan mata Anda.

Tonton juga video menarik tentang edukasi kesehatan mata disini!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *