Retinometri

Retinometri, Alat Pemeriksaan Retina Setelah Operasi Katarak

Seseorang yang telah mengalami operasi Katarak, tentu perlu diperiksa kembali kondisinya secara berkala. Hal ini untuk mengamati kemajuan pemulihan dan mengatasi efek samping jika ada. Untuk itu, hadir alat pemeriksaan bernama retinometri. 

Retinometri memang khusus sebagai alat untuk memeriksa mata setelah diberi tindakan operasi Katarak. Nah, apakah penglihatan akan kembali mengalami gangguan seperti Katarak atau selainnya yang membuat tidak nyaman di masa depan meski sudah diobati? Alat ini lah bisa membantu menjawabnya. 

Yuk Sahabat KMU, kita simak artikel tentang Specular Microscope oleh dr. Rina Wulandari, SpM, salah satu dokter mata Klinik Mata KMU Gresik dan Lamongan berikut ini.

Baca juga : Ciri-Ciri Mata Katarak dan Cara Menyembuhkannya

Tentang Retinometri

Sebelum memahami lagi retinometri untuk pemeriksaan Katarak, maka perlu diketahui dulus serba-serbi Retinometri yakni alatnya serta cara kerjanya : 

Pengertian Retinometri

Retinometri adalah suatu instrumen atau alat yang didesain khusus dalam rangka mengukur ketajaman penglihatan menggunakan sinar sempit atau narrow beam atau sederhananya berkas cahaya yang fokusnya mengarah ke pupil. 

Hal tersebut bisa membantu mengidentifikasi perkiraan ketajaman visual yang tidak dipengaruhi oleh degradasi gambaran optik.

Baca juga : Gejala Katarak, Kenali Sebelum Kian Menjadi

Fungsi Retinometri

Sedangkan untuk kegunaan retinometri, yakni untuk memeriksa dan mengukur fungsi retina (lebih tepatnya saraf mata). Adapun pemeriksaan ini menggunakan sinar sempit tadi dengan intensitas tertentu.

Jadi bisa dibilang seperti melaser mata, terutama menjurus ke arah pupil untuk dilihat lebih dalam lagi yakni pada retina dan saraf mata untuk memastikan fungsi retina. Adapun fungsi retina yakni menangkap cahaya yang masuk dari pupil, iris, lensa, apakah bisa menangkap cahaya secara tajam dan jelas ataukah tidak.

Retinometri dalam Pemeriksaan Katarak 

Katarak adalah suatu penyakit yang dapat diindikasi dari kekeruhan lensa mata, baik karena faktor usia yang menua maupun karena faktor lainnya seperti genetik, trauma mata, kebiasaan merokok, maupun penyakit sistemik tubuh.

Nah, jika cara kerjanya tadi berupa “melaser” mata untuk mengamati pupil hingga ke arah dalam mata, maka sangat berguna pula untuk pemeriksaan Katarak. 

Retinometri ini sangat membantu dokter mata dalam menentukan tingkat keparahan katarak serta memantau perkembangan Katarak semasa pengobatan. Dengan demikian, jika data keparahan sudah terpantau maka dokter mata juga bisa menentukan jenis tindakan yang tepat akurat sesuai data gejala tadi.

Baca juga :
Persiapan Operasi Katarak, Keluarga Pasien Perlu Memperhatikannya

Terjebak Mitos Operasi Katarak, Bikin Takut Operasi
5 Proses Terjadinya Katarak Pada Mata Manusia

Dalam pemeriksaan Katarak ini, Retinometri bekerja dengan memancarkan cahaya laser tadi yang melalui lensa mata menuju retina sehingga respon retina bisa teramati. 

Nah, jika lensa mata yang seharusnya transparan meneruskan cahaya berfungsi baik, maka retina akan merespon baik pula. Sebaliknya, jika lensa mata buruk karena berawan sebagai gejala Katarak parah, maka cahaya tidak bisa direspon dengan baik oleh retina.

Retinometri Sebagai Alat Pemeriksaan Pasca Operasi Katarak

Selain pemeriksaan pra-operasi Katarak, Alat retinometri juga sangat berjasa dalam pemeriksaan setelah operasi Katarak. Selain memastikan gejala Katarak yakni tingkat butek lensa, retinometri sanggup menjawab persoalan seseorang ini “sudah berhasil pulih” atau belumnya dari Katarak setelah operasi.

Lebih detail, dengan cara kerja yang mengamati mendalam di bagian dalam mata terutama retina, Retinometri dapat memberi keterangan data lebih lengkap. Misalnya saja berupa : 

  1. Kejelasan visus, yakni kadar ketajaman penglihatan
  2. Adanya Myopia, atau kekeliruan refraksi berupa cahaya jatuh di depan retina yang nantinya bisa ada opsi LASIK untuk penyembuhan.
  3. Kasus retina lainnya, berupa kelainan menangkap warna, intensitas cahaya, dsb.

Nah, apabila hasil observasi mendalam pada mata pasca operasi Katarak ini sudah menunjukkan hasil normal, maka Katarak sudah bisa dikatakan sembuh. 

Namun, jika ada beberapa gejala abnormalitas yang terjadi setelah operasi dan teramati melalui retinometri, maka perlu dilakukan konsultasi dokter mata untuk tindakan pengobatan selanjutnya. Dikhawatirkan, bisa terjadi katarak sekunder maupun lainnya yang butuh tindakan tambahan seperti pembedahan ulang maupun terapi medis lainnya.

Kapan Waktu Tepat Periksa Mata

Baiknya, seseorang yang telah menjalani operasi Katarak, memeriksakan matanya pada 1 hari, 7 hari, dan 30 hari setelah operasi. Hal ini demi mencegah lebih dini, ketika ada kemungkinan efek samping operasi Katarak yakni beberapa jenis kelainan penglihatan.

Baca juga : Katarak Sekunder: Perlu Tahu, Ini 4 Perbedaan dengan Katarak

Pastikan untuk memilih tempat periksa yang memiliki alat observasi lengkap sehingga bisa mendapat penanganan tepat. Hati pun menjadi tenang karena pandangan menjadi lebih terang, termasuk bebas dari Katarak.

Bagi yang bingung tempat untuk periksa gejala katarak, Klinik Mata KMU terdekat bisa menjadi salah satu alternatif sebagai tempat periksa mata karena memiliki alat pemeriksaan mata yang lengkap termasuk Retinometri ini. 

Yuk, prioritaskan kesehatan mata kita Sahabat KMU !

Tonton juga video edukasi kesehatan mata, terutama Perawatan Pasca Operasi Katarak :
https://youtu.be/E0EjJFJUAzM