Penyebab Miopia, Gejala, dan Cara Menyembuhkan

Sahabat KMU, gangguan penglihatan terbanyak di dunia adalah kelainan refraksi. Yang tertinggi di antaranya adalah miopia atau rabun jauh. Apa penyebab miopia, apa saja gejalanya, dan bagaimana cara menyembuhkannya?

“Menurut data WHO pada 2015, distribusi penyebab kebutaan yang utama adalah katarak. Tetapi justru kelainan refraksi menempati gangguan penglihatan utama. Di mana miopia merupakan kasus yang tertinggi di antara kelainan refraksi lainnya,” kata dr. Diaz Alamsyah Sudiro, Sp.M.

Dokter spesialis mata KMU ini menambahkan, kasus rabun jauh ini akan bertambah di kemudian hari seiring dengan kemajuan teknologi digital. Dan hal itu terbukti, pada dan pasca pandemi Covid-19, terjadi peningkatan angka kasus kelainan refraksi ini. Termasuk, pada anak-anak.

Apa Itu Miopia

miopia

Miopia adalah gangguan penglihatan (kelainan refraksi) yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat suatu objek dari jarak jauh dengan jelas. Nama lainnya adalah rabun jauh. Sering pula orang awam menyebutnya mata minus.

Pengertian lebih detail, miopia adalah keadaan refraksi mata di mana dalam keadaan mata istirahat (tanpa akomodasi), seberkas cahaya sejajar yang berasal dari objek yang terletak jauh tak terhingga akan difokuskan pada satu titik fokus di depan retina. Akibatnya, objek jarak jauh tampak tidak jelas.

Gejala Miopia

Kelainan refraksi ini memiliki sejumlah gejala sebagai berikut:

Kesulitan melihat jauh

Gejala atau keluhan yang umum terjadi adalah kesulitan melihat objek jarak jauh. Misalnya, tulisan di papan tulis atau rincian di papan iklan di jalan.

Bahkan, pada tingkat yang lebih parah, tidak bisa mengenali wajah orang yang berjarak agak jauh darinya. Padahal orang tersebut adalah keluarga atau teman dekatnya.

Mata mudah lelah

Karena mata terus-menerus berusaha untuk fokus pada objek yang jauh, orang dengan miopia sering mengalami kelelahan mata, terutama setelah membaca atau melihat layar komputer untuk waktu yang lama.

Sering kali, penderita rabun jauh ini juga memicingkan mata untuk memaksa melihat yang jauh.

Mata sakit atau terasa tegang

Rasa sakit atau ketegangan di area sekitar mata salah satu gejala kelainan refraksi ini. Terutama, setelah melihat jarak jauh dalam waktu yang lama.

Penglihatan kabur saat mengemudi

Orang yang mengalami rabun jauh sering mengalami kesulitan melihat rincian jalan atau tanda lalu lintas yang jauh saat mengemudi.

Baca juga: Katarak

Penyebab Miopia

Ada dua penyebab miopia sehingga seseorang mengalami mata minus. Dua penyebab tersebut adalah:

  1. Panjang bola mata lebih dari rata-rata (miopia aksial)
  2. Kekuatan refraksi mata yang terlalu besar (miopia refraktif)

Baik miopia aksial maupun miopia refraktif, keduanya sama-sama menyebabkan bayangan jatuh pada titik fokus di depan retina.

Mengapa bola mata lebih panjang dari normal hingga saat ini penyebabnya belum bisa dipastikan secara rinci. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko tersebut.

Genetik

Salah satu penyebab utama miopia adalah faktor genetik. Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami kelainan refraksi ini, kemungkinan besar anak mereka juga akan mengalami masalah serupa.

Pernah penulis memeriksakan anak yang mengalami gejala mata minus. Penegakan diagnosis menyatakan, ia memang mengalami rabun jauh. Lantas dokter mata KMU menanyakan apakah ada keluarga yang juga mengalami rabun jauh.

Penulis sempat menjawab tidak. Sebab, penulis dan keluarganya tidak ada yang berkacamata. Lalu ia ingat, saudara-saudara istrinya semuanya berkacamata.

Kurangnya paparan cahaya matahari

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurangnya paparan cahaya matahari, terutama pada anak-anak yang lebih muda, dapat meningkatkan risiko miopia. Paparan cahaya matahari membantu dalam pengembangan mata yang sehat.

Penggunaan perangkat elektronik

Penggunaan yang berlebihan terhadap perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan komputer juga dapat meningkatkan risiko miopia, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan.

Kebiasaan membaca terlalu dekat

Orang yang sering membaca terlalu dekat dengan mata lebih mudah terkena rabun jauh. Demikian pula orang yang melihat layar komputer, gadget, atau televisi terlalu dekat.

Baca juga: Jarak Pandang Mata dengan Komputer dan Gadget

Cara Menyembuhkan Miopia

Ada beberapa cara ‘menyembuhkan’ miopia. Ada yang sifatnya koreksi sementara. Dan ada yang sifatnya koreksi ‘permanen.’ Koreksi sementara adalah dengan kacamata atau lensa kontak. Koreksi ‘permanen’ dengan LASIK atau Ortho-K.

Baca juga: Cara Menghilangkan Kantung Mata

Kacamata atau Lensa Kontak

Cara paling umum untuk menangani kelainan refraksi ini adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Tentu lensanya harus sesuai dengan besarnya miopia.

Kacamata dan lensa kontak ini sebenarnya tidak bisa menyembuhkan. Hanya membantu memfokuskan kembali bayangan yang masuk agar bisa tepat jatuh ke dalam retina sehingga penglihatan menjadi jelas.

Mengapa merupakan koreksi sementara? Karena ketika kacamata atau lensa kontak dilepas, minusnya masih ada.

Baca juga: Kedutan Mata Kiri Atas

Laser Refraktif

Cara berikutnya untuk menyembuhkan miopia adalah dengan prosedur laser rekraktif. Masyarakat umum menyebutnya LASIK, padahal LASIK hanyalah salah satu metode laser refraktif.

Prosedur ini merupakan koreksi permanen karena ia mengubah bentuk kornea mata menjadi normal dengan penggunaan laser. Jadi, minus menjadi nol tanpa harus memakai alat bantu seperti kacamata atau lensa kontak.

Setidaknya, ada tiga metode operasi laser sebagai berikut:

PRK

PRK (Photorefractive Keratectomy) adalah metode laser refraktif generasi pertama. Umumnya, hanya untuk mata dengan kondisi tertentu yang minusnya sangat tinggi.

Femto LASIK

Femto LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomielusis) adalah metode laser refraktif generasi kedua. Metode ini mengatasi kelainan refraksi (rabun jauh/rabun dekat/silinder) dengan minim rasa sakit dan pemulihan cepat. Dan inilah LASIK.

Zeiss SMILE

SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) adalah generasi ketiga laser refraktif. Zeiss SMILE lebih canggih dari PRK dan LASIK. Tidak terasa sakit, prosesnya lebih singkat, recovery atau pemulihannya juga lebih cepat.

Ortho-K

Orthokeratology (Ortho-K) merupakan prosedur di mana lensa kontak khusus digunakan saat tidur untuk sementara mengubah bentuk kornea mata. Sehingga, ketika bangun, mereka dapat melihat dengan jelas tanpa kacamata atau lensa kontak.

Sahabat KMU mau pilih prosedur yang mana untuk menyembuhkan miopia? Apa pun pilihannya, masing-masing ada keunggulannya. []

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *