mata kedutan blefarospasme

Setiap orang mungkin familiar dengan mata kedutan. Apa Sahabat KMU juga pernah merasakannya? Sebenarnya berbahaya atau tidak sih, penyakit ini? 

Selain itu, ada juga beberapa jenis mata kedutan, dan terjadinya yang tiba-tiba membuat kita juga bertanya tentang sebab-sebabnya. Juga, ada terapi pengobatan agar gejala mata ini bisa kembali normal. 

Yuk kita bahas mata kedutan lebih dalam di artikel ini yang dirangkum dari pemaparan dokter spesialis mata yakni dr. Tania Rahmania Maulani, Sp.M..

Baca juga : 
Katarak
Operasi Katarak
Operasi Katarak Gratis

Mata Kedutan (Blefarospasme)

Mata Kedutan atau Blefarospasme adalah kontraksi berulang pada kelopak mata yang terjadi secara spontan.

Hal ini berulang dalam beberapa detik dan berlangsung selama 1-2 menit. Padahal normalnya, kita berkedip sebanyak 15-20x per menit, selama ⅓ detik.

Uniknya, sejarah mata kedutan mulai dikenal pada abad ke 16 Masehi atau 1600-an. Gangguan mata ini dianggap sebuah kecacatan atau tak sehat secara fisik, dan akan diisolasi di penjara.

Pada abad ke 20 M, muncul penemuan oleh ilmuwan bernama Henry Meige bahwa mata kedutan bisa diterapi dengan menyuntikkan alkohol. Namun belum tepat, sehingga banyak yang mengalami kecacatan dan ada yang meninggal.

Dewasa kini, kasus mata kedutan ada 2000 kasus tiap tahun, di usia 40-60 tahun dan banyak dialami oleh wanita daripada pria.

Penyebab Mata Kedutan

Mata kedutan

Mata kedutan terbagi menjadi 2 jenis, sesuai dengan faktor penyebabnya. Berikut ini jenisnya :

  1. Benign Essential 

Untuk jenis yang benign essential, biasanya tidak diketahui penyebab jelasnya. Namun, bisa jadi dikarenakan ada riwayat keluarga yang memiliki bawaan otot mata kedutan.

Baca juga : 4 Cara Mengatasi Mata Kelilipan Dengan Aman

  1. Secondary

Jika penyebabnya ternyata bisa ditelusuri, mata kedutan ternyata juga bisa disebabkan penyakit lain seperti berikut ini.

  • Radang permukaan bola mata
  • Trauma saraf (cedera/gegar otak/kelainan saraf)
  • Syndrome tertentu : Bell’s Palsy, Parkinson, Tourette, Multiple Sclerosis

Bagi Sahabat KMU yang ingin mengetahui penyebabnya, bisa melakukan konsultasi dokter mata ya.

Baca juga : 
Mengenal Gangguan Kelopak Mata dan Tujuan Operasi Kelopak Mata
Kelopak Mata : Struktur, Fungsi, dan Penyakitnya

Mekanisme Mata Kedutan

Pemicu mata kedutan

Untuk memahami bagaimana mata bisa berkedut tidak wajar, yuk kita bahas mekanismenya Sahabat KMU.

Mata kedutan sendiri, berawal dari mata yang berkedip terlalu sering dan tidak wajar, bahkan di luar kontrol kita. Apa saja yang membuat kita lebih sering berkedip atau kedutan?

Pemicu Mata Kedutan 1 : Gangguan Permukaan Bola Mata

Mata kita sering berkedip melebihi normal, salah satunya sebagai pertahanan otomatis ketika ada gangguan permukaan bola mata. 

Dengan berkedip, mata bisa lebih terlubrikasi air mata alami dan terhindar dari beberapa gangguan permukaan bola mata yang itu bisa terjadi karena hal-hal ini:

  • Mata terpapar sinar matahari atau asap rokok
  • Kondisi dry eye misalnya naik motor tanpa pelindung mata, lama menatap layar maupun buku tidak sering kedip, di ruang AC yang cenderung membuat mata kering.
  • Ada peradangan baik di kelopak mata maupun permukaan bola mata seperti konjungtivitis dan keratitis.
  • Mata terkena infeksi tertentu

Baca juga : Konjungtivitis Alergi : Penyebab, Gejala, dan Tips Pencegahan

Pemicu Mata Kedutan 2 : Gangguan pada Serabut Saraf

Jika permukaan bola mata ternyata normal, dan mata masih berkedip terus secara tidak wajar, maka ada gangguan pada serabut saraf seperti:

  • Distonia, yakni gangguan yang menyerang saraf motorik
  • Trauma mata seperti cedera mata
  • Kompresi atau Iskemia misalnya peradangan selaput saraf dan struk
  • Adanya radang atau infeksi seperti di kabel saraf, akan memberi rangsangan ke otot di kelopak mata.

Terapi & Pengobatan Mata Kedutan

terapi mata kedutan

Nah Sahabat KMU yang mengalami mata kedutan, terapi dan pengobatannya tentunya akan disesuaikan dengan penyebab dan kondisinya. 

Jika yang terganggu adalah reseptor atau sensor di permukaan bola mata, terapinya berikut:

  1. Sering kerja di ruangan terbuka → sunglass UV filter
  2. Kerja di bawah ruangan AC, pergi dengan motor tanpa pelindung → artificial tears untuk melembabkan permukaan bola mata, sehingga ketika sudah terlubrikasi tidak ada sensor bahwa radang, 
  3. Jika radang atau infeksi → akan diterapi sesuai dengan lokasinya. Baik pengobatan untuk konjungtivitis, keratitis, dlsb

Jika tidak berkurang ketika sudah dilindungi dan diterapi permukaan bola matanya, berarti diterapi perbaikan kondisi serabut saraf yakni cara-cara berikut:

  1. terapi obat sedatif/antidepresan
  2. injeksi botulinum toxin, dengan menghambat asetilkolin atau sinyal yg menyuruh otot mata berkedip tak terkendali
  3. operasi mata

Baca juga :
LASIK
Bisakah Biaya Lasik Ditanggung BPJS Kesehatan?

Pencegahan Mata Kedutan

Mata berkedut yang terjadi begitu saja dan mungkin bisa menjadi kondisi kesehatan yang lebih berbahaya, ternyata bisa dicegah lho Sahabat KMU. Yuk jalani tips-tips berikut:

  • Mencukupkan waktu istirahat
  • Membatasi minuman berkafein (baik kopi, maupun teh berkafein sehari maks 3x)
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Menjaga kelembaban permukaan bola mata
  • Membatasi screen time (baik layar gadget, maupun bacaan sesuatu

Seperti pepatah lama, mencegah akan sangat lebih baik daripada mengobati. Terlebih mata adalah aset berharga tiada gantinya. Oleh karena itu, tips di atas bisa dilakukan agar mata kedutan tidak terjadi. 

Kapan Periksa ke Dokter Mata

Apabila ternyata mata kedutan tidak hilang berminggu-minggu, atau ada kondisi lainnya seperti : kelopak mata menutup seluruhnya, mata merah bahkan bengkak, kedutan meluas ke area wajah karena saraf yang terganggu mengarah ke cabang lain, dan ada gangguan penglihatan jangan ragu segera periksa mata.

Dokter mata akan memeriksa dengan beberapa alat untuk kemudian mendiagnosis penyebab, penyakit, serta pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gangguan mata Sahabat KMU.

Yuk sayangi kesehatan mata. []

—–
Sumber:
dr. Tania Rahmania Maulani, Sp.M

Tonton juga yuk, video edukasi kesehatan berikut ini :