Episkleritis: Simak 4 Tanda Gejala, Penyebab Serta Pengobatannya

Episkleritis: Simak 4 Tanda Gejala, Penyebab Serta Pengobatannya

Mari kita berkenalan dengan Episkleritis, sebuah kondisi mata yang mungkin belum banyak kita ketahui. Episkleritis merupakan peradangan ringan yang terjadi pada episklera, jaringan tipis di antara konjungtivis dan sklera mata. Meskipun biasanya tidak berbahaya, kondisi ini dapat menyebabkan mata merah, iritasi, bengkak, dan rasa tidak nyaman pada mata. Tapi tenang aja sahabat KMU! Dalam artikel kali ini, kita akan mengulas 4 tanda gejala utama, penyebab yang mendasarinya, serta opsi pengobatan yang tersedia. Yuk, simak informasi lengkapnya untuk memahami lebih dalam tentang Episkleritis dan bagaimana mengatasinya.

Apa Itu Episkleritis?

Pengertian Episkleritis
Pengertian Episkleritis

Episkleritis merupakan sebuah istilah medis yang merujuk kepada peradangan atau pembengkakan, iritasi dan kondisi kemerahan pada episklera. Kondisi ini umumnya hanya menyerang salah satu mata saja, namun bisa juga keduanya. Sekilas, kondisi mata merah yang kerap disebabkan oleh kondisi ini terlihat mirip dengan mata merah pada konjungtivis. Lalu, apa kira-kira penyebab Episkleritis? Bagaimana cara mengobatinya? Dan dapatkah Episkleritis sembuh tanpa pengobatan?

Menurut dr. Rina Wulandari, Sp.M, dokter spesialis mata dari Klinik Mata KMU, Gresik, Jawa Timur, secara spesifik, Episcleritis itu adalah peradangan di atas sklera tapi di bawah konjungtiva.

“Epi itu artinya di atas. Jadi, kalau, misalnya, kita lihat dari penampang samping yang paling luar namanya konjungtiva. Lalu, ada bagian lagi yang disebut episklera. Dan yang terakhir yang disebut sklera,” jelasnya.

Dokter Rina mengatakan bahwa Episcleritis dibagi menjadi dua tipe, yakni nodular dan difus. “Kalo nodular pasti bentuknya nodul. Jadi, lokal. Kalau, misalnya, difus, jadi hampir semua bagian itu terkena,” tutur dokter Rina.

Berdasarkan kajian Schonberg & Thomas [2023], Kondisi ini paling sering didiagnosis pada wanita muda hingga paruh baya dan jarang didiagnosis pada anak-anak. Diketahui bahwa Episcleritis difus secara signifikan lebih umum daripada kondisi bentuk nodular. Episcleritis difus terjadi pada sekitar 70% pasien, sedangkan Episcleritis nodular hanya terjadi pada sekitar 30% pasien.

Kajian Schonberg & Thomas juga menyebut bahwa insiden dan prevalensi Episcleritis lebih tinggi pada populasi dengan penyakit pembuluh darah kolagen sistemik dan penyakit autoimun. Dalam sebuah penelitian, Episcleritis berulang pada mata yang sama atau mata kontralateral terjadi pada sekitar 30% pasien.

Baca juga:
Ciri-ciri Mata Katarak dan Penyembuhannya
Katarak

Tanda dan gejala Episkleritis

Tanda dan Gejala Episkleritis
Tanda dan Gejala Episkleritis

Terdapat beberapa tanda dan gejala Episkleritis. Tanda yang paling umum Episkleritis yakni sebagai berikut.

  • Mata kemerahan dan iritasi pada bagian putih mata.
  • Peradangan atau pembengkakan pada mata.
  • Mata berair.
  • Ketidaknyamanan mata.

Dokter Rina mengatakan bahwa seperti halnya skleritis, pasien Episkleritis rata-rata mengalami mata merah. “Terus, mengeluh kalau ada yang mengganjal.  Juga berat.  Pokoknya, intinya tidak nyaman,’’ jelas dokter Rina.

Mata merah bisa jadi salah satu tanda episkleritis.
Mata merah bisa jadi salah satu tanda episkleritis.

Ia juga menjelaskan bahwa Episkleritis biasanya onset-nya lebih cepat. “Jadi, kejadiannya akut gitu. Dan agak berair,” sebutnya.

Baca juga: Daun Kitolod untuk Sembuhkan Katarak, Mitos atau Fakta?

Penyebab Episkleritis

Lantas, apa penyebab episkleritis? Mengutip laman clevelandclinic.org, dalam banyak kasus, episcleritis tidak diketahui penyebabnya alias idiopatik. Dalam kasus lain, episcleritis dapat dikaitkan dengan gangguan inflamasi dan sistem kekebalan tubuh, seperti beberapa jenis penyakit sebagai berikut. 

Pertama, artritis reumatoid. Ini adalah jenis radang sendi di mana sistem kekebalan menyerang jaringan yang melapisi sendi. 

Kedua, lupus. Juga dikenal sebagai lupus eritematosus sistemik. Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri di seluruh tubuh. 

Ketiga, penyakit radang usus  yang merupakan sekelompok gangguan yang menyebabkan rasa sakit dan bengkak di usus. Jika berlangsung lama  [menahun] dapat merusak jaringan.

Keempat, rosacea. Kondisi ini terutama mempengaruhi kulit di wajah, menyebabkan kemerahan yang sulit dihilangkan. Juga dapat menyebabkan masalah pada mata.

Kelima, behçet. Ini adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah [vaskulitis].

Beberapa infeksi juga dapat menyebabkan Episcleritis, termasuk penyakit Lyme, sifilis,  herpes, dan demam cakaran kucing.

Menurut dokter Rina, sepertiga kasus episcleritis punya keterlibatan sistemik. “Sisanya idiopatik gitu, tanpa diketahui apa sebabnya. Hadir tiba-tiba serangan pertama kali,” sebutnya. 

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Baca juga: Mata Terluka karena Kecelakaan Kerja, Kapan Harus ke Dokter Mata?

Pengobatan Episkleritis

Dalam upaya mengatasi Episkleritis, ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat dipertimbangkan. Menurut dokter Rina, terapi simtomatik seringkali menjadi pilihan utama. Dokter mata atau perawat mata mungkin akan meresepkan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid atau merekomendasikan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid untuk mengurangi gejala peradangan. 

Penggunaan obat tetes mata dalam penanganan Episkleritis diyakini dapat mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, jika pasien mengalami masalah dengan sistem kekebalan tubuhnya, kerjasama antara dokter mata dan seorang reumatologis dapat dilakukan untuk memastikan pasien menerima perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Dengan pengobatan yang tepat, diharapkan pasien dapat merasakan perbaikan kondisi mereka dan mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan.

“Sebenarnya kalau tidak diapa-apakan pun bisa membaik sendiri. Cuma kalau kita biarkan pasien matanya mengganjal, terus gimana kan? Kita juga nggak nyaman, ya jadi kita bisa berikan terapi simtomatik,” papar dokter Rina.

Obat tetes mata mungkin diresepkan untuk atasi episkleritis.
Obat tetes mata mungkin diresepkan untuk atasi episkleritis.

Baca juga: Trauma Mata, Begina Cara Penanganan Awal yang Aman

Sahabat KMU, demikian uraian singkat tentang tanda, penyebab, dan pengobatan Episkleritis. Semoga bermanfaat.

Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai masalah episcleritis ini maupun gangguan mata lainnya, seperti katarak, dapat menghubungi Klinik Mata KMU terdekat di kota Anda.

Begitu juga yang ingin melakukan konsultasi dokter mata, atau ingin memastikan soal prosedur dan tahapan lasik, tak perlu ragu untuk datang ke Klinik Mata KMU.

Anda yang sedang mencari informasi lengkap mengenai operasi katarak berbayar maupun operasi katarak gratis, dipersilahkan pula menghubungi kami, baik secara online maupun offline.

Untuk update terkini seputar kesehatan mata dan layanan pengobatan gangguan mata, silahkan ikuti kanal YouTube kami.

Sumber:
dr. Rina Wulandari, Sp.M