Kanker mata pada anak

Waspada! Deteksi Gejala Kanker Mata pada Anak Sejak Dini

Kanker tak hanya menyerang orang dewasa. Tetapi juga dapat menyerang anak-anak. Salah satunya yaitu kanker mata pada anak. Apa tanda-tandanya? Dan bagaimana sebaiknya penanganan kanker mata pada anak ini?

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] tahun 2020 menyebut  bahwa sekitar 8.677 anak di Indonesia usia antara 0-14 tahun mengidap kanker. Tentu,  termasuk kanker mata pada anak. Jumlah ini terbesar di Asia Tenggara. Hal ini ditegaskan oleh dr. Irma Cholidah, Sp.M, dokter mata dari RSNU Tuban dan RSUD Dr. R Kusma Tuban, Jawa Timur.

Baca juga: Menjaga Mata dari Polusi Udara

Mengutip rilis Indonesia Cancer Care Community, dr. Irma menyatakan bahwa jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu kanker darah [Leukemia], kanker bola mata [Retinoblastoma], dan kanker tulang [Osteosarkoma].

“Retinoblastoma ini merupakan peringkat kedua dan banyak dialami hampir 90 persen pada anak-anak di bawah usia 2 tahun. Ada beberapa literatur yang menyatakan 4 tahun,” ucap dr. Irma.

Penjelasan mengenai Retinoblastoma 

Menurut dr. Irma, Retinoblastoma adalah kanker yang menyerang mata. 

“Kanker mata atau sel kanker mata itu adalah sel yang dapat bertumbuh dan berubah. Secara agresif, ya, tumbuhnya. Sehingga dia dapat merusak organ di sekitarnya atau jaringan di sekitarnya,” jelasnya.

Disebutkan oleh dr. Irma bahwa Retinoblastoma sendiri adalah tumor ganas primer yang paling sering dijumpai pada bayi sehingga menyebabkan kerusakan pada mata, kebutaan, bahkan kematian.

Baca juga: Mengenal dan Memahami Katarak

Ihwal penyebabnya, dr. Irma mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan Retinoblastoma atau kanker mata pada anak ini belum diketahui dengan jelas. Tapi, tambah dr. Irma, ada beberapa teori menyatakan bahwa ada hubungan dengan gizi, kemudian dengan faktor keturunan, infeksi virus, dan lain sebagainya.

“Teori molekuler menyatakan bahwa terjadinya Retinoblastoma akibat mutasi genetik yang kita kenal dengan nama RB1. Ini merupakan sel atau suatu gen yang berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tumor yang ada dalam kromosom manusia,” tegas dr. Irma.

Menurutnya, terjadinya mutasi ini menyebabkan pembelahan sel terus menerus pada fotoreseptor retina sehingga terjadilah jaringan kanker yang tidak terkendali yang kita kenal dengan Retinoblastoma.

Retinoblastoma: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Baca juga: Mata Kering pada Ibu Hamil

“Mutasi dari gen RB1 ini bisa terjadi secara herediter, diturunkan oleh orangtua ke anak dan ada beberapa literatur yang menyatakan Retinoblastoma ini diturunkan secara acak atau sporadis pada beberapa kasus,” tuturnya.

Ia mengingatkan jika tidak ditangani secara cepat, maka pertumbuhan sel kanker akan semakin besar dan dapat menyebar hingga ke otak dan sumsum tulang belakang sehingga menyebabkan angka mortalitas yang lebih tinggi.

Gejala kanker mata pada anak

Dijelaskan dr. Irma bahwa gejala kanker mata pada anak bisa mulai dikenali pada bayi baru lahir atau bayi usia 2 sampai 4 tahun dengan munculnya fenomena leukokoria yaitu warna putih dalam manik matanya. 

“Biasanya kalau dia disenter atau kena cahaya akan berkilau. Kita kenal dengan istilah ‘mata kucing’. Biasanya kalau di tempat yang gelap, ada kayak sinar dan itu kita harus waspadai,” kata dr. Irma.

Lebih jauh, dr. Irma menerangkan bahwa beberapa gejala yang mungkin terjadi pada kasus kanker mata pada anak ini bisa berupa mata merah, nyeri, radang mata yang tak sembuh-sembuh, gangguan penglihatan, mata juling, bengkak, salah satu mata atau keduanya menonjol, serta adanya perubahan warna iris mata.

Baca juga: Mengenal dan Memahami Katarak

Diagnosa dan penanganan kanker mata pada anak

Untuk diagnosa, yang dilakukan dokter mata, menurut dr. Irma, yang pertama yaitu melakukan wawancara terhadap riwayat kesehatan anak, dan juga bisa sampai pada riwayat kesehatan kedua orangtuanya.

“Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan oftalmoskop. Untuk memastikan diagnosa penyebarannya, biasanya dokter mata melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, OCT, MRI atau CT scan untuk mengetahui lokasi dan penyebaran kanker,” terangnya.

Ditambahkan dr. Irma kalau di negara maju, biasanya dilakukan tes genetik untuk mengetahui pula apakah Retinoblastoma itu diwariskan dari orangtua atau tidak.

Menurut dr. Irma, kalau kasus ditemukan sejak awal, dan ukuran kanker masih kecil, juga pertumbuhannya masih terbatas di area retina, maka dapat dilakukan penyinaran laser untuk mematikan kanker dan jaringan penyokongnya.

Retinoblastoma adalah kanker mata pada anak

“Kemudian ada juga yang melakukan krioterapi yaitu menginjeksikan cairan nitrogen pada sel kankernya langsung. Kemudian kemoterapi intra arteri bisa jadi pilihan dimana dia menargetkan sel kanker Retinoblastoma secara lokal di retina,” paparnya.

Baca juga: Kotoran Mata Kerap Muncul, Begini Cara Membersihkannya

Nah, bagaimana kalau Retinoblastoma sudah menyebar sampai saraf mata dan tulang orbita?

Menurut dr, Irma, sebelum dilakukan tindakan pembedahan atau operasi enukleasi alias mengambil bola mata secara utuh pada anak yang mengidap Retinoblastoma, tentunya akan dilakukan kemoterapi untuk mereduksi atau memperkecil ukuran kankernya. 

“Kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi sistemik untuk menangani kanker yang bermetastase di organ lain di tubuh,” sebutnya.

Para ibu harus mengetahui pertanda kanker mata pada anak

Orangtua, terutama para ibu, perlu mengetahui gejala atau tanda awal terkait kemunculan kanker mata pada anak ini.

Baca juga: Begini Lho Prosedur Operasi Katarak

“Saat gejala muncul, terutama ‘mata kucing’ itu, nah, itu udah waspada para orangtua. Harus segera dibawa ke dokter. Kemudian dokter akan melakukan beberapa tes dan membicarakan pengobatan,” tutur dr. Irma.

Langkah pengobatan, kata dr. Irma, bertujuan yang pertama untuk menyelamatkan penglihatannya. 

“Yang kedua, menyelamatkan kondisi bola matanya, supaya tidak sampai dienuklasi atau diambil. Kemudian tentunya mencegah kematian, ya,” ucap dr. Irma.

Ditegaskan dr. Irma bahwa pengobatan kanker pada anak ini sangat bergantung pada jenis kankernya, kemudian tingkat pertumbuhan kanker, dan mulai kapan pengobatannya.

“Semakin cepat, semakin bagus, untuk menghindari metastase dan lain sebagainya,” terang dr. Irma.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Operasi Katarak Gratis?

Langkah pencegahan dan pemeriksaan kanker mata pada anak

Seperti telah dijelaskan oleh dr. Irma, Retinoblastoma muncul karena adanya mutasi genetik. Maka, boleh dibilang tak ada langkah pencegahan yang eksak yang dapat dilakukan.

Meski begitu, ketika mengetahui seseorang memiliki riwayat keluarga terkait Retinoblastoma, skrining atau pemeriksaan sejak dini akan sangat membantu dalam mengantisipasi kemungkinan risiko munculnya kanker mata pada anak ini.

Anak-anak yang memiliki ikatan kerabat dengan mereka yang pernah mengidap Retinoblastoma sudah selayaknya menjalani pemeriksaan mata secara menyeluruh, berkala, dan sinambung. 

Untuk melakukan konsultasi dokter mata dan pemeriksaan mata, selain dapat dilakukan di rumah sakit, juga dapat dilakukan di klinik mata. Salah satunya yakni di Klinik Mata KMU terdekat di kota Anda.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Baca juga: Mata Minus Ingin Bebas Kacamata? Di-LASIK Saja

Jangan lupa, simak dan ikuti kanal media sosial kami untuk update terkini informasi dan edukasi kesehatan mata.

Sumber: dr. Irma Cholidah, Sp.M

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *