ibu menyusui bisa lasik

Apakah Ibu Menyusui Bisa Lasik?

Kelainan Refraksi, seperti Mata Minus maupun Mata Silinder, saat ini dapat diatasi dengan LASIK [laser-assisted in-situ keratomileusis]. Tapi, apakah semua orang bisa di-LASIK? Apa saja syaratnya? Apakah ibu menyusui bisa LASIK?

LASIK adalah salah satu jenis operasi refraktif. Operasi LASIK melibatkan penggunaan laser untuk menanggulangi masalah penglihatan yang disebabkan oleh Kelainan Refraksi

Kelainan Refraksi dapat terjadi ketika mata kita tidak  mampu membiaskan [menekuk] cahaya dengan benar. Agar seseorang dapat melihat objek dengan jelas, sinar cahaya harus melewati Kornea dan lensa mata. Kornea dan lensa kemudian membiaskan cahaya sehingga mendarat di Retina. Lantas, Retina mengubah cahaya menjadi sinyal yang masuk ke otak dan mewujud menjadi citra/gambar. 

Pada orang yang mengalami Kelainan Refraksi, cahaya yang masuk tidak membias dengan benar sehingga tidak terfokus pada Retina. Hasilnya, penglihatan menjadi buram/kabur.

Baca juga: Lensa RGP Bantu Penglihatan tanpa Kacamata

Dengan metode LASIK, dokter mata memanfaatkan laser untuk mengubah bentuk Kornea pasien. Ini untuk meningkatkan sinar difokuskan pada Retina. 

TigaGenerasi Metode LASIK

Mereka yang telah menjalani operasi LASIK dipastikan tidak perlu lagi menggunakan kacamata untuk mengoreksi penglihatannya. Dengan kata lain, LASIK dapat membebaskan mereka yang mengalami Kelainan Refraksi dari ketergantungan harus memakai kacamata.

Sekarang ini, metode LASIK telah memasuki generasi ketiga. Sesuai urutannya, tiga jenis generasi LASIK adalah sebagai berikut.

1] Keraktektomi fotorefraktif [PRK]

Metode ini menggunakan laser untuk membentuk kembali Kornea sedemikian rupa sehingga mampu memfokuskan cahaya ke mata dengan benar.  Karena tidak melibatkan bedah flap, PRK mungkin lebih baik untuk pasien tertentu, termasuk mereka yang memiliki Mata Kering, mereka yang rentan terhadap cedera mata di tempat kerja, memiliki Kornea yang lebih tipis atau berbentuk tidak beraturan. Operasi PRK memakan waktu sekitar lima hingga sepuluh menit per mata. Tindakan pelaserannya sendiri hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh detik. 

Baca juga: Pertanda Infeksi akibat Softlens 

2] Femto-LASIK

Metode Llaser Femto telah dikembangkan sejak awal 1990-an. Dengan metode ini, ahli bedah dapat membuat penutup Kornea untuk LASIK dengan laser daripada menggunakan alat pemotong mekanis. Flap dapat diganti tanpa jahitan setelah operasi. Secara demikian, proses penyembuhan berjalan lebih cepat.

3] SMILE

Dengan metode SMILE, laser digunakan untuk membuat cakram kecil jaringan pada mata yang mirip soft lens. Dokter mata membuat sayatan kecil di mata untuk menghilangkan Lentikula. Dengan melakukan hal ini, dokter mata mengubah bentuk kornea sehingga mampu lebih meningkatkan penglihatan.

Mata tidak perlu dijahit dan akan sembuh dalam waktu sekitar satu atau dua hari. Operasi SMILE sendiri hanya membutuhkan beberapa menit untuk setiap mata. Proses pelaserannya memakan waktu sekitar 30 detik.

Baca juga: Bahaya Sinar UV  terhadap mata

Siapa kandidat yang baik untuk operasi LASIK?

Menurut American Optometric Association [AOA], untuk menjalani operasi LASIK, seseorang harus memenuhi persyaratan tertentu. Berikut beberapa di antaranya.

  • Harus berusia 18 tahun atau lebih [idealnya, lebih dari 21 tahun, saat penglihatan cenderung berhenti berubah].
  • Resep mata tidak banyak berubah dalam setahun terakhir.
  • Kelainan Refraksi haruslah salah satu yang dapat diobati dengan LASIK.
  • Kornea harus cukup tebal dan sehat, dan kesehatan mata secara keseluruhan harus baik.
  • Memiliki ekspektasi yang realistis tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan LASIK.

AOA menyebut beberapa hal yang mungkin diidap oleh pasien Kelainan Refraksi yang menjadikan mereka sebagai bukan kandidat yang baik untuk untuk LASIK. Hal-hal tersebut yaitu:

  • Kelainan Refraksi yang tidak stabil [berubah-ubah].
  • Mengidap Miopia, Hiperopia, atau Astigmatisme tingkat ekstrem.
  • Mata kering yang parah.
  • Kornea yang terlalu tipis.
  • Luka atau penyakit Kornea.
  • Keratoconus [Kornea berbentuk kerucut].
  • Glaukoma tingkat lanjut.
  • Katarak yang mempengaruhi penglihatan.
  • Memiliki riwayat infeksi mata tertentu.
  • Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.

Baca juga: Biaya Laser Mata di Klinik Mata KMU

Apakah ibu menyusui bisa LASIK?

Bagaimana dengan ibu yang sedang menyusui? Apakah ibu menyusui bisa LASIK? Apakah ia termasuk kandidat yang baik untuk LASIK?

Menurut dr.Irma Pasaribu, Sp.M, dokter spesialis mata dari Klinik Mata Utama [KMU], Jawa Timur, ibu menyusui boleh menjalani LASIK. Dengan kata lain, ibu menyusui bisa LASIK.

Nggak apa-apa. Asal setidaknya sudah enam bulan masa menyusui dan harus sudah dipastikan dengan pre-LASIK dahulu,” jelasnya.

Pre-LASIK sendiri merupakan langkah pemeriksaan mata sebelum dilakukannya LASIK. Pemeriksaan pada tahap pre-LASIK mencakup pemeriksaan ketajaman penglihatan, kondisi Kornea, kadar air mata, dan tekanan bola mata. 

Pre-LASIK penting dilakukan untuk memastikan apakah pasien dapat menjalani LASIK atau tidak. 

Dokter Irma menegaskan bahwa ibu yang telah melahirkan atau menyusui selama enam bulan, dapat mengatur jadwal LASIK-nya

“Kalau sudah enam bulan pasca melahirkan/menyusui, sudah bisa atur jadwal LASIK-nya,” tutur dokter Irma.

Baca juga: Cara Bebas dari Kacamata Silinder

Sahabat, demikian uraian mengenai apakah ibu menyusui bisa LASIK. Semoga bermanfaat.

Harga Lasik vs Softlens

Anda yang ingin melakukan konsultasi dokter mata terkait LASIK, atau yang masih penasaran soal apakah ibu menyusui bisa LASIK, dipersilahkan datang ke klinik kami.

Untuk mereka yang ingin mendapatkan informasi ihwal operasi katarak, tak perlu sungkan untuk menghubungi kami, baik secara online maupun offline.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapat Operasi Katarak Gratis

Simak dan ikuti pula kanal YouTube kami untuk update terkini seputar kesehatan mata berikut layanan pengobatannya.  

Sumber: dr.Irma Pasaribu, Sp.M