Ablasio Retina_ Kenali Penyebab, Gejala, Serta 5 Opsi Pengobatannya

Ablasio Retina: Kenali Penyebab, Gejala, Serta 5 Opsi Pengobatannya

Ablasio Retina merupakan salah satu penyakit mata yang memerlukan perhatian yang serius. Ablasio Retina terjadi ketika Retina, yaitu lapisan tipis di bagian belakang mata yang berfungsi mengirimkan sinyal gambar ke otak terlepas dari posisinya. 

Seperti halnya Katarak, kondisi ini bisa mengakibatkan gangguan penglihatan serius hingga kebutaan jika tidak segera ditangani. Penting bagi kita untuk mengenali penyebab, gejala, serta berbagai opsi pengobatan yang tersedia untuk Ablasio Retina. Dengan memahami lebih dalam tentang penyakit ini, kita dapat mengambil langkah cepat dan tepat untuk melindungi kesehatan mata kita. Yuk langsung aja simak pembahasannya!

Apa Itu Ablasio Retina

Pengertian Ablasio Retina

Ablasio Retina adalah kondisi medis serius dimana lapisan Retina sensorik terlepas dari Epitel Pigmen Retina (RPE) di bagian belakang mata. Secara sederhana, kondisi ini terjadi ketika Retina terpisah dari posisinya yang normal, menyebabkan gangguan signifikan pada penglihatan. Retina sendiri merupakan lapisan tipis yang berfungsi penting dalam proses penglihatan, yaitu dengan menangkap cahaya yang masuk ke mata dan mengubahnya menjadi sinyal listrik untuk dikirimkan ke otak.

Ketika Retina terlepas, sinar yang seharusnya difokuskan oleh Retina untuk menghasilkan gambar yang jelas tidak dapat diproses dengan baik. Akibatnya, tajam penglihatan akan menurun drastis dan dalam kasus yang lebih parah bisa menyebabkan kebutaan permanen. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang cepat serta tepat sangat penting untuk meminimalisir resiko dari kondisi ini.

Ablasio Retina tidak mengenal batas usia, namun lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti trauma pada mata, riwayat keluarga dengan Ablasio Retina, atau penyakit mata lainnya seperti Miopi tinggi dan Retinopati Diabetik.

Penyebab Ablasio Retina

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada sejumlah penyebab Ablasio Retina mulai dari mata minus (Miopi) tinggi, trauma, riwayat diabetes, dan riwayat kelainan imunologi. Berdasarkan penyebab-penyebabnya, Ablasio Retina sendiri diklasifikasikan dalam beberapa jenis, berikut jenis-jenisnya:

1. Ablasio Retina Regmatogen

Ablasio Retina Regmatogen

Di antara beberapa jenis Ablasio, Regmatogen merupakan yang paling banyak terjadi. Pada jenis ini, proses lepasnya lapisan Retina yang didahului proses kompleks dengan faktor presdisposisi berupa defek seluruh ketebalan pada Retina dan pencairan vitreus.

Defek Retina ini penyebabnya ada dua. Pertama, degenerasi perifer berupa penipisan Retina di daerah perifer. Kedua, Retina robek akibat tarikan jaringan vitreus.

2. Ablasio Retina Eksudatif

Ablasio Retina Eksudatif

Ablasio jenis ini merupakan kondisi sekunder, penyebabnya adalah adanya proses inflamasi di jaringan uvea posterior, yaitu Retina dan koroid.

Proses inflamasi Retina dan koroid akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding vaskular sehingga terjadi eksudasi cairan serum ke ekstravaskular. Ketika berakumulasi di ruang subretina, eksudasi cairan akan menyebabkan terpisahnya lapisan Retina dari epitel pigmen.

3. Ablasio Retina Traksional

Ablasio Retina Traksional

Jenis ini penyebabnya adalah kondisi iskemik Retina. Umumnya ia terjadi di daerah polus posterior yakni makula serta papil saraf optik. Namun bisa juga terjadi di berbagai area Retina.

Ablasio jenis traksional ini tidak diawali dengan robeknya Retina seperti pada Ablasio Regmatogen. 

Baca juga:
Kedutan Mata Kanan
LASIK
Operasi Katarak Gratis

Gejala Ablasio Retina

Umumnya, ablasio tidak terasa sakit pada gejala awal. Inilah yang sering kali membuat ablasio tidak disadari dan tidak tertangani hingga parah lalu menyebabkan kebutaan.

Sebenarnya ada 6 gejala Ablasio Retina yang muncul, yaitu:

  1. Munculnya floaters pada lapang pandang. Yaitu bayang-bayang pada penglihatan, tampak seperti nyamuk hingga cacing yang berterbangan di lapang pandang. Floaters ini umumnya tidak hilang meskipun sudah istirahat atau tidur.
  2. Munculnya fotopsia.  Yakni kilatan cahaya seperti sensasi terpapar cahaya blitz kamera. Awalnya hanya sesekali tetapi makin lama makin sering terjadi.
  3. Penglihatan mulai kabur.
  4. Ketajaman penglihatan menurun.
  5. Mata terasa berat.
  6. Munculnya ‘tirai hitam’ pada penglihatan. Ini sudah masuk gejala berat karena menandakan Retina yang sudah lepas menutupi sebagian lapang pandang.
Gejala Ablasio Retina

Sedangkan secara khusus berdasarkan jenisnya, gejala ablasio sedikit berbeda. Pada jenis Regmatogen, gejala awalnya adalah fotopsia dan floaters. Kemudian menyusul gangguan lapang pandang sampai penurunan tajam penglihatan.

Pada jenis eksudatif, gejalanya adalah penglihatan menurun secara progresif. Juga keluhan mata merah serta munculnya floaters. Sedangkan pada jenis traksional, tajam penglihatan turun mendadak. Juga munculnya floaters akibat ruptur neovaskular atau perdarahan vitreus.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Cara Mengobati Ablasio Retina

Sama halnya dengan Katarak yang tidak bisa sembuh dengan obat melainkan harus operasi, cara menyembuhkan Ablasio Retina yang terbukti secara medis adalah dengan operasi Retina. Operasi atau tindakan bedah ini merupakan satu-catunya cara menyembuhkan Ablasio Regmatogen dan Traksional.

Apa saja jenis operasi Retina tersebut? Ada lima jenis atau metode sebagai berikut:

Pneumatic Retinopexy

Pneumatic Retinopexy merupakan operasi untuk menangani Ablasio Retina yang belum terlalu parah. Prosedurnya dengan membekukan area Retina yang rusak untuk memasukkan gelembung ke rongga vitreous. Retina akan terdorong dan menempel ke posisi semula.

Scleral Buckling

Scleral Buckling adalah operasi Retina dengan menjahit semacam kumpulan karet silikon pada sklera yang lokasinya di bagian luar putih mata. Dokter mata membuat jahitan ini permanen untuk mengatasi ablasio tersebut.

Laser (Fotokuagulasi)

Fotokuagulasi merupakan operasi ablasio dengan menembakkan sinar laser melewati lensa menuju area Retina yang robek. Sinar laser ini akan membuat jaringan parut menempel pada jaringan lainnya dan menambal bagian yang robek.

Baca juga:
Ektropion
Entropion
Operasi Katarak

Cryosurgery (Cryotherapy)

Cryosurgery adalah prosedur operasi dengan mendinginkan Retina untuk menghancurkan jaringan yang rusak.

Vitrektomi

Vitrektomi merupakan operasi untuk mengambil gel vitreous dari mata. Setelah itu memberikan gelembung gas atau minyak silikon sebagai gantinya. Cairan pengganti ini kemudian diambil 2-8 bulan setelah operasi tersebut. 

Bagi kalian yang seringkali mengalami gangguan mata, baik itu terkait Ablasio Retina maupun gangguan mata yang lainnya, kalian bisa banget untuk melakukan periksa mata ke cabang Klinik Mata KMU terdekat di kota kalian. Disana kalian bisa banget untuk melakukan tes mata KMU atau periksa mata KMU. Kalian juga bisa melakukan konsultasi dokter mata terkait keluhan mata yang kalian alami.

Tonton juga video menarik lainnya seputar edukasi kesehatan mata disini!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *