penderita buta warna pada lansia yang butuh terapi buta warna

8 Terapi Buta Warna Bagi Penderita Genetik dan Nongenetik

Pepatah bilang, semua penyakit ada obatnya. Namun dari berbagai informasi, dinyatakan bahwa mata dengan buta warna tidak ada obatnya. Apalagi yang karena faktor keturunan dari keluarga. Tidak ada obat apakah sama dengan tidak ada jalan keluar lain? Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai terapi buta warna untuk berbagai penyebab, yang tentunya bisa menjadi jalan keluar selain obat yang masih dalam proses penelitian ahli.

Sekilas Tentang Buta Warna

Flat adventure background

Buta warna merupakan kelainan penglihatan di mana mata tidak bisa mendefinisikan warna pemandangan objek yang dilihat. Tidak selalu tentang hitam putih atau abu-abu, buta warna juga bisa dalam rupa tidak bisa melihat sebagian warna. Hal ini dikarenakan organ mata kita mempunyai sel saraf khusus yang merespon stimulus penglihatan.

Stimulus tersebut bisa berupa cahaya atau terang gelap yakni tugas sel batang, dan warna (merah, hijau, dan biru), yang merupakan tugas sel kerucut. Kemudian, impuls dilanjutkan ke otak untuk ditafsirkan sebagai warna tertentu. Buta warna terjadi ketika bagian sel kerucut mengalami kerusakan atau tidak normal. 

Penyakit ini bisa diderita sejak lahir yakni karena bawaan genetik, dan juga bisa karena faktor lain seperti beberapa penyakit atau kecelakaan. Uniknya, menurut dr. Irma Suryani, SpM penderita buta warna didominasi oleh laki-laki daripada wanita dikarenakan DNA kromosom X lah yang mewarisi data penyakit buta warna dari orang tua. Namun tidak dipungkiri ada juga wanita yang mengidap buta warna ini.

Tonton juga : Bagaimana Penderita Buta Warna Melihat Dunia? Ini Penjelasan Lengkap Dari dr. Irma Suryani, SpM

Gejala Buta Warna Umum

Buta warna bisa ditandai dengan perbedaan persepsi warna objek dengan orang sekitar kita, dan yang sifatnya sering. Orang lain sering mengatakan kalau seragam SMA itu warnanya biru muda, namun ia sering melihat warna lainnya atau malah warna abu-abu. Sering keliru mengambil buah matang padahal warnanya masih mentah juga bisa. 
Menurut Dr. Miftakhur Rochmah, SpM, ada 3 klasifikasi gejala buta warna, yakni :

Monokromatik atau total

Seperti yang umum kita ketahui, gejala buta warna ini tidak bisa mengenal warna apapun. hanya hitam putih saja. Perbedaan yang paling jelas dari warna objek yang dilihat adalah tingkat kecerahannya. Mulai dari putih, putih ke abu-abuan, abu-abu, abu-abu gelap, hitam putih pekat, seperti foto ala jadul dan pemandangan televisi zaman dahulu sebelum ada pengembangan teknologi RGB (red, green, blue).

Dikromatik atau parsial 

Untuk buta warna satu ini, banyak ditemui di masyarakat. Dikromatik atau parsial ini merupakan tipe buta warna yang jenisnya diindikasi dengan sulitnya mengenali warna tertentu. 

Misalnya saja seperti melihat bunga mawar merah terang menjadi abu-abu kegelapan, atau lampu merah di jalan raya padahal sudah kuning lalu hijau tapi melihatnya masih kemerahan alhasil masih berhenti padahal kendaraan lain sudah mulai gas. Nah, jenis gejala parsial ini ada buta warna merah dan hijau, yakni yang terbanyak dialami, dan juga biru-kuning yang lebih jarang kasusnya.

Trikromatik 

Jenis gejala buta warna yang terakhir ini sedikit berbeda dari yang parsial. Jika parsial masih bisa melihat normal sebagian warna dan sebagian makna warnanya tidak seperti sesungguhnya, penderita buta warna trikromatik masih bisa melihat berbagai warna. 

Tapi bedanya, interpretasi warna yang dilihat mata buta warna trikromatik akan selalu berbeda dengan mata orang yang normal, alias tidak parsial. Hal ini dikarenakan sel yang mendeteksi pigmen semua warna yakni merah, biru, dan hijau tidak berfungsi, sehingga makna warna yang dilihat bisa tertukar-tukar.

Baca juga : Apa Itu Buta Warna dan Bagaimana Cara Tes Buta Warna

Bentuk Terapi Buta Warna sebagai Jalan Keluar

Buta warna tidak seperti mata rabun baik jauh, dekat maupun silinder yang bisa dikoreksi dengan LASIK. Tidak ada obat maupun operasi spesifik, namun beberapa terapi buta warna ini bisa menjadi jalan terang bagi penderita. 

Berikut adalah terapi buta warna yang bisa dilakukan. Baik penderita buta warna bawaan gen maupun sebab lain seperti penuaan, dan juga mulai dari tingkat keparahan buta warna ringan, hingga berat.

Terapi Adaptasi Diri

Untuk terapi buta warna bawaan genetik, cenderung sulit untuk diobati sehingga perlu melakukan adaptasi diri berupa hal-hal berikut. Meski tidak dipungkiri juga buta warna karena sebab non-genetik yang belum diobati juga bisa menerapkan.

Hal-hal di dalam kendali 

Seorang penderita buta warna bisa melakukan terapi buta warna mandiri dengan cara terbiasa mengenali barang-barang pribadi atau yang setidaknya bisa diakses di rumah. Mulai dari baju, sepatu, obat, makanan di kulkas rumah, dll yang seringkali butuh diketahui warnanya. 

Diapakan agar bisa membedakan warna? Bisa dengan ditandai diberi label nama warna dan mengatur pencahayaan rumah agar tidak gelap sehingga bisa membantu membedakan. Terapi buta warna pada hal-hal dalam kendali juga bisa dilakukan dengan meminta bantuan orang terdekat untuk memberitahukan warna sebenarnya.

Hal-hal di luar kendali 

Tidak semua hal bisa ditandai dengan label maupun mengandalkan orang lain untuk memberi tahu warna dari suatu objek. Penderita buta warna yang bepergian sendiri tentu akan menemui lampu lalu lintas, penanda penunjuk jalan, atau memilih buah yang indikasi matangnya dari warna atau sayur yang sudah mulai busuk dengan indikasi warna hitam atau kecoklatan.

Solusi terapi buta warna untuk hal di luar kendali seperti contoh tersebut adalah dengan mengamati gejala lainnya selain warna. Bisa dari gelap terangnya objek tersebut seperti buah atau sayur, menghafal posisi warna tersebut seperti lampu lalu lintas, maupun menghafal lokasi yang sering dilewati termasuk rambu-rambunya.

Teknologi aplikasi

Selain terbiasa dengan yang bisa dikendalikan maupun tidak, ada juga perangkat adaptasi selanjutnya yang bisa dipakai untuk objek apapun. Penderita buta warna bisa memakai aplikasi pendeteksi warna berbagai macam di playstore yang menjadi terapi buta warna kekinian karena sangat membantu memudahkan mengenali warna. 

Kacamata buta warna

Ada juga terapi buta warna dengan kacamata buta warna yang dirancang khusus lensanya untuk penderita buta warna apapun.Adapun jenis kacamatanya, yaitu:

Kacamata buta warna EnChroma

Jika seorang penderita buta warna memiliki disfungsi pada sel saraf yang respon terhadap warna atau sel kerucut, kacamata EnChroma ini dilengkapi dengan fitur lensa khusus. Cara kerjanya bagaimana? lensa ini bisa membantu menangkap gelombang cahaya objek dengan baik dan tidak tumpang tindih sehingga penggunanya dapat membedakan warna dengan lebih baik.

Kacamata Color Correction System (CCS)

Cara kerja terapi buta warna dengan kacamata ini adalah membuat pengguna bisa menangkap warna lebih kuat dan meningkatkan kemampuan mata untuk membedakan warna. Hal ini dikarenakan fitur khusus yang bisa membantu mata menangkap gelombang cahaya dengan ukuran yang lebih bisa ditangkap mata.

Kacamata ini dirancang spesifik untuk memenuhi kebutuhan yang penderita buta warna yang spesifik pula. Namun, terapi buta warna jenis ini tidak sanggup mengatasi buta warna monokromatik. Hanya penglihatan warna merah dan hijau yang akan menjadi lebih baik saat menggunakannya, sisanya belum mirip seperti mata orang normal.

Lensa kontak buta warna

Selain opsi kacamata, ada juga lensa kontak yang dirancang seperti diwarnai (tinted) atau ada filter seperti pada kacamata CSS untuk membantu membedakan warna. Lensa kontak ini jadi pilihan terapi buta warna bagi yang tidak ingin memakai kacamata.

Terapi Sesuai Penyebab 

Untuk terapi buta warna tipe ini, lebih dikhususkan untuk penderita buta warna yang disebabkan oleh penyakit atau faktor lain. Penanganan umumnya adalah dengan mengobati akar masalah penyebab buta warna sehingga penderita bisa punya kemampuan untuk mendeteksi warna lebih baik. 

Adapun selain keturunan, faktor-faktor berikut dapat menyebabkan seseorang terkena buta warna dengan berbagai macam tingkatan gejala keparahan.

Efek Samping Konsumsi Obat atau alkohol

Beberapa pengobatan bisa menurunkan kemampuan penglihatan warna seseorang. Jenis obatnya bisa seperti antipsikotik chlorpromazine, thioridazine, digoxin, ethambutol, phenytoin, sildenafil, hydroxychloroquine. Ada juga obat yang untuk penyakit spesifik lainnya seperti Antibiotik etambutol (tuberculosis), obat-obatan autoimun, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, infeksi, gangguan saraf, dan antidepresan.

Meskipun begitu efek samping penurunan penglihatan karena pengobatan biasanya tidak berlangsung selamanya. Jika ini terjadi, terapi buta warna bisa dilakukan dengan cara adaptasi diri seperti cara di atas sekaligus mengobati penyebab sakit dan berhenti minum alkohol.

Paparan Eksternal

Selain obat, paparan zat kimia di tempat kerja, seperti karbon disulfida, pupuk, carbon disulfide yang digunakan dalam industri rayon, atau styrene yang dimanfaatkan dalam industri plastik dan karet.dapat menyebabkan hilangnya kemampuan melihat warna.

Terapi buta warna karena paparan bahan kimia eksternal juga bisa dilakukan dengan cara seperti penyebab obat, yakni adaptasi diri seperti cara di atas jika harus bertahan dalam pekerjaan sekaligus memakai safety tool, atau pindah ke pekerjaan yang tanpa resiko paparan bahan kimia.

Kecelakaan 

Jika penyebabnya berupa cedera mata, misalnya akibat kecelakaan atau benturan, maka untuk terapi buta warnanya berupa pengobatan cedera kecelakaan. Terutama pengobatan cedera yang terjadi di area retinanya atau tekanan pada bola mata dapat merusak saraf optik..

Penyakit Dalam

Selain karena pengobatan, penyakit tertentu juga bisa menimbulkan kerusakan pada sistem saraf optik dan retina dapat menjadi penyebab gangguan penglihatan ini. Kondisi sakit tersebut dapat memengaruhi satu mata, tapi kadang juga dapat memengaruhi kedua mata. 

Bentuk terapi buta warna terbaik untuk penyakit-penyakit dibawah ini adalah pengobatan sesuai sakitnya, seperti operasi katarak untuk penyakit katarak agar meningkatkan daya penglihatan warna. Adapun penyakit tersebut di antaranya:

Baca juga : Apa itu kelainan refraksi dan bagaimana pengobatannya?

Kapan Harus Ke Dokter

Meski pada beberapa sebab berlangsung seumur hidup, penderita buta warna tidak perlu khawatir kesulitan dalam kehidupan belajar, karir, atau sehari-hari. Seseorang dengan buta warna justru mampu menunjukkan produktivitas kerja yang serupa dengan orang-orang mata normal atau bisa lebih baik. Menurut peneliti angkatan darat AS, buta warna bisa melihat kamuflase warna lebih baik dan membedakan tekstur serta kecerahan objek.

Terlebih lagi, ada beberapa terapi buta warna seperti alat bantu khusus untuk membantu pasien buta warna dengan berbagai jenis gejala.

Jika ada gejala sulit membedakan warna maupun orang terdekat punya gejala tersebut, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata ke klinik mata terdekat Klinik Mata terdekat untuk memahami lebih jelas kondisi mata, dan saran terapi buta warna terbaik sesuai gejala keparahan.

Untuk memperkaya wawasan, Anda dapat terus update informasi melalui media sosial kami. Demikian informasi kami. Semoga bermanfaat dan sehat selalu. 

Saksikan juga tentang gangguan kesehatan mata lainnya : 

Mengenal Glaukoma Si Pencuri Penglihatan – Hadir Tanpa Keluhan Tapi Sebabkan Kebutaan