Trachoma

Trachoma: Gejala, Penyebab, Serta Pengobatannya

Selama ini kita mengenal Katarak dan Glaukoma bisa berisiko buta. Tapi siapa sangka, iritasi mata juga bisa memicu kebutaan lho Sahabat KMU. Ya, infeksi mata bernama Trachoma yang akan kita bahas ini lah, yang dimaksud.

Memang seperti apa gangguan mata Trachoma itu? Apa saja gejalanya? Sebab dan pengobatannya bagaimana?

Mari Sahabat KMU, kita simak pembahasan berikut dari Dokter Spesialis Mata KMU Gresik dr. Denisa Rosati, Sp.M.

Definisi Trachoma

Trachoma adalah infeksi mata akibat bakteri Chlamydia Trachomatis. WHO atau World Health Organization memaparkan bahwa Trachoma termasuk endemi, yang terjadi di negara berkembang dengan angka sekitar 21 juta orang aktif terkena Trachoma ini.

Penyakit infeksi mata ini sangat mudah menular, dan bisa terjadi pada anak maupun wanita. Nah, mengerikannya, Trachoma ini merupakan penyebab kebutaan yang disebabkan oleh infeksi terbanyak dibanding penyakit infeksi lain.

Baca juga : LASIK

Faktor Penyebab Trachoma

Trachoma tidak terjadi begitu saja. Seperti istilahnya, penyakit infeksi ini dibawa oleh buruknya lingkungan serta hewan seperti lalat yang membawa infeksi tersebut. 

Jika dirunut, berikut ini adalah beberapa pemicu seseorang bisa punya gangguan mata Trachoma.

Buruknya Kesadaran tentang Kebersihan

Kenapa biasa dialami di negara berkembang, karena di daerah tertentu, di mana masyarakatnya punya lingkungan yang kumuh, prioritas akan kebersihan tentu rendah. 

Tidak hanya di situ, boleh jadi kultur yang rendah tentang higienitas juga ada di lingkungan manapun. Contohnya seperti jarang mencuci tangan, mencuci muka, tidak akrab dengan sabun, makanan yang kurang bersih, dan lain sebagainya.

Hal tersebut memicu berkembang biak dan menyebarnya virus penyebab Trachoma hingga bisa menginfeksi mata seseorang.

Baca juga : 3 Penyakit Mata Ini Dapat Dicegah dengan Cuci Tangan

Kemiskinan

Trachoma dipicu karena apa

Erat juga kaitannya, Trachoma juga bisa meningkat risikonya (meski tidak langsung), karena kemiskinan. Tidak, bukan karena kondisi ekonominya yang langsung membuat seseorang infeksi mata.

Melainkan karena pengetahuan yang rendah, kemampuan untuk untuk mengakses air bersih sulit. Padahal air sangat vital untuk keseharian, mulai dari minum, mandi, bahkan untuk memasak.

Tak heran jika sebagian besar pengidap Trachoma ditemukan di lingkungan masyarakat sepaket dengan kondisi kemiskinan.

Baca juga : Selaput Mata (Konjungtiva): Fungsi Hingga Keluhannya

Penyebaran Bakteri Trachoma lewat Hewan 

    Juga masih terkait, jika kebersihan kurang dijaga bersama, maka datangnya hewan pembawa bakteri seperti lalat ini akan mudah saja.

    Bayangkan, lalat terbang kemanapun membawa bakteri Trachoma, hinggap di makanan yang dimakan, di tangan yang jarang dicuci lalu mengucek mata, dan sebagainya.

    Tidak heran, jika di mana ada lalat, di situlah ada orang-orang yang menderita Trachoma. Tidak selesai di situ, bahkan karena infeksi ini sangat menular, orang di sekitar penderita jadi mudah terkena karena minimnya kesadaran untuk mencuci tangan (terlebih setelah berjabatan dlsb)

    Hal ini akan terus menginfeksi satu sama lain, seperti kartu remi yang dirobohkan. Akan semakin banyak penderita jika pemicu datangnya bakteri Trachoma tidak dihentikan.

    Baca Juga: Operasi Katarak Gratis

    Gejala Trachoma

    Gejala Trachoma

    Adapun pengidap Trachoma, tentu akan mengalami beberapa gejala berikut ini Sahabat KMU : 

    1. Mata merah
    2. Gatal di bagian dalam dan kelopak mata (ada tonjolan kecil di dalam bagian kelopak mata yang menyentuh bola mata)
    3. Munculnya cairan mata yang seperti nanah, kotoran, dan lendir
    4. Nyeri luar biasa dan rasa tidak nyaman di mata
    5. Pembengkakan pada kelopak mata
    6. Fotofobia, atau lebih sensitif terhadap cahaya
    7. Peningkatan detak jantung
    konjungtiva meraang akibat trachoma

    Tidak berhenti sampai disitu, gejalanya bisa semakin menjalar dan menimbulkan komplikasi di bagian tubuh lain. Sementara di mata, bisa menggandeng penyakit mata lain seperti Entropion, Trikiasis, dan kornea mengeruh.

    Terlebih, Trachoma juga bisa berkembang menjadi kebutaan permanen jika tidak diberi penanganan segera oleh dokter mata. 

    Baca juga : Trikiasis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

    Pengobatan dan Pencegahan Trachoma

    Menurut WHO, ada akronim untuk penanganan Trachoma yakni SAFE untuk memudahkan memahami pengobatan penyakit infeksi mata ini : 

    Surgery 

    Operasi bisa menjadi jalan ampuh untuk mengatasi Trachoma yang sudah tahapan lanjut yakni seperti saat mata sudah infeksi parah, hingga merusak kornea maupun orientasi kelopak dan bulu mata.

    Prosedurnya bertahap, yakni : 

    • Pemasangan perban berperekat di atas bulu mata
    • Pencabutan bulu mata
    • Operasi pemutaran kelopak mata (entropion)
    • Transplantasi kornea untuk kornea keruh.

    Baca juga :  Operasi Katarak

    Antibiotics

    Selain operasi, bisa dilakukan pemberian obat antibiotik, yang tentu setelah melalui proses konsultasi dokter mata ya Sahabat KMU. 

    Kondisi masih awal, bisa diberikan obat ini sehingga tidak merembet menjadi gejala yang lebih parah lagi. Mulai dari obat minum, maupun salep mata.

    Facial Cleanliness

    Resiko penyebaran bakteri Trachoma adalah melalui kebersihan terutama yang mengenai langsung kulit tubuh kita. 

    Sehingga peningkatan kesadaran untuk selalu mencuci tangan, mencuci muka, secara rutin dengan sabun bisa drastis mengurangi resiko penyebaran bakteri sekaligus mengurangi gejala semakin parah bagi yang sudah mengidap.

    Environmental Change

    Selain kesadaran internal yang dibenahi, tatanan lingkungan yang biasanya di padat penduduk tentu dibenahi agar sanitasi, air bersih, dan proses rumah tangga seperti memasak, dan lain sebagainya bisa bebas dari lalat.

    Sehingga dari situ bisa meminimalisir sebisa mungkin peningkatan resiko dan gejala masyarakat terkena infeksi mata Trachoma ini.

    Mari sahabat KMU, jangan menunggu ada tanda-tanda datang penyakit infeksi mata untuk melakukan upaya pencegahan kebersihan dan periksa mata.

    Sebisa mungkin, periksakan mata ke dokter mata minimal satu tahun sekali agar terhindar dari berbagai resiko penyakit mata yang bahkan bisa datang tanpa gejala serta bisa mengarah pada kebutaan.

    Yuk, sayangi kesehatan mata kita. []

    Tonton juga video edukasi berikut ini :