Katarak Sekunder

Katarak Sekunder: Mengapa Bisa Terjadi dan Cara Menangani

Katarak sekunder adalah kondisi ketika lensa mata yang telah jernih menjadi keruh akibat adanya faktor-faktor tertentu seperti usia, penyakit, atau trauma. Kondisi ini dapat mengganggu penglihatan seseorang dan membatasi aktivitas sehari-hari. Katarak sekunder dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang yang telah berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit tertentu.

Penting untuk mengetahui apa penyebab dan bagaimana cara menangani katarak sekunder agar dapat mencegah kondisi ini semakin parah dan menjaga kualitas penglihatan yang optimal. Dalam artikel ini Admin KMU akan membahas lebih lanjut mengenai kenapa katarak sekunder bisa terjadi, dan bagaimana penanganannya.

Apa Itu Katarak Sekunder

Ada katarak sekunder berarti ada katarak primer. Katarak primer adalah katarak pertama yang pasien derita. Sedangkan katarak sekunder adalah katarak yang muncul kembali pasca operasi katarak. Pandangannya sudah membaik tetapi kemudian kabur lagi.

Apa yang pasien alami di atas, kemungkinan besarnya pasien menderita katarak sekunder. Nama ilmiahnya adalah posterior capsular oppacification. Yaki ada opasifikasi penggelapan pada kapsul posterior (bagian belakang).

Kapsul posterior mengalami kekeruhan sekunder akibat migrasi, proliferasi, dan diferensiasi dari lens epithelial cell (LECs). PCO dapat menyebabkan gejala visual yang signifikan terutama bila melibatkan aksis visual.

Ibarat memakai helm saat mengencara motor, kalau ada kekeruhan helm di samping, tidak mengganggu. Namun jika kekeruhannya tepat di tengah, pasti sangat mengganggu dalam berkendara. Demikian pula katarak sekunder ini akan mengganggu jika kekeuhannya di tengah.

Tentu tidak semua orang yang menjalani operasi katarak akan mengalami posterior capsular oppacification. Prevalensinya 20-50% pada pasien operasi katarak dan itu pun dalam waktu yang panjang, sekitar 2-5 tahun pasca operasi.

Baca juga:
Buta Warna
Operasi Katarak Gratis

Faktor Risiko

Faktor Resiko Katarak Sekunder

Ada lima faktor risiko utama katarak sekunder sebagai berikut:

Usia muda

Pengkabutan pada pasca operasi katarak ini justru pada pasien-pasien usia muda. Kenapa? Karena pada pasien usia muda, sistem imunnya masih bagus. Jadi sel-sel malah berkembang biak dengan cepat. Jadi semakin meningkatkan risiko pengkabutan pada kapsul.

Diabetes mellitus

Pengkabutan pasca operasi katarak ini lebih sering terjadi pada orang yang menderita penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (sakit gula).

Peradangan mata (uveitis)

Mata sering merah berulang juga meningkatkan risiko posterior capsular oppacification ini.

Retinitis pigmentosa

Pasien retinitis pigmentosa (kelainan saraf bawaan) lebih sering terkena risiko pengkabutan kedua ini.

Katarak yang traumatik

Pasien yang awalnya menderita katarak bukan karena umur tetapi karena trauma.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Bagaimana Katarak Sekunder Terjadi

Lensa mata yang seharusnya bening sehingga menampakkan bola mata berwarna hitam, pada penderita katarak menjadi tampak seperti ada mutiara di dalam lensa mata. Pada mata normal, mata berwarna gelap sedangkan pada penderita katarak, warnanya menjadi keputihan karena ada kekeruhan yang bentuknya mirip jelly.

Saat operasi katarak, bagian yang berwarna putih itu disedot dengan alat khusus. Massa yang seperti jelly itu hanya diambil bagian tengahnya sedangkan plastik depan dan plastik cangkangnya masih ada. Setelah jelly di dalamnya dibersihkan, dipasang lensa di dalam kapsul plastik yang tersisa tersebut. Lensa yang baru menggantikan lensa keruh yang mirip jelly tadi.

Katarak Sekunder lensa yang keruh
Lensa yang keruh (bagian mirip jelly) dibersihkan saat operasi katarak

Seiring berjalannya waktu, terjadi kekeruhan  di bagian belakang lensa. Semakin lama semakin keruh hingga keruh sekali seperti gambar F.

Katarak Sekunder dari A-F
Katarak sekunder dari A sampai F

Sepanjang pasien merasakan pandangannya baik-baik saja, meskipun pemeriksaan dokter mata menunjukkan kondisinya sudah C atau D, dokter mata tidak perlu melakukan tindakan. Sebab pandangan itu subyektif dan kondisi yang pasien alami lah yang utama.

Penanganan Katarak Sekunder

Terkadang, kekeruhan katarak sekunder tidak merata. Jika terjadi di tepi dan pasien tidak mengeluhkan pandangannya, dokter mata tidak perlu melakukan tindakan operasi apa pun.

Apabila sudah kabur, tindakannya sederhana. Lebih sederhana dari operasi katarak. Pasien diminta duduk seperti biasa saat pemeriksaan di depan alat. Alatnya bukan alat biasa. Ada lampu yang di dalamnya terdapat unit laser. Pasien hanya diminta menghadap lampu sekitar 5-10 menit kemudian dilaser supaya tembus. Dibuat lubang baru tanpa merusak apa pun yang ada di dalamnya.

Bukaan ini sangat kecil hanya 2-3 mm. Tanpa operasi. Hanya diberikan tetes mata untuk mengurangi rasa sakit agar tidak terasa selama prosedur. Mudah dan tidak sakit, cepat selesai, tidak perlu menginap.

Yang perlu menjadi perhatian, jangan mendiagnosa sendiri. Manfaatkan jaminan kesehatan baik BPJS atau lainnya ke dokter mata. Jika kabur, segera lakukan konsultasi dokter mata akan membantu. Jangan menggunakan tetes mata sembarangan.

Baca juga:
Laser Mata

Lasik

Kemungkinan Lain

Selain katarak sekunder, ada dua kemungkinan lain apabila terjadi pengkabutan pasca operasi katarak.

Pertama, kekeruhan lensa tanam. Lensa tanam juga bisa keruh sama seperti lampu motor yang awalnya bening, lama kelamaan terkena sinar ultraviolet dan lain-lain, lampunya menjadi keruh. Demikian pula lensa tanam juga bisa keruh dan jika yang keruh ada lensa tanam, tindakannya tidak cukup dilaser saja.

Penyebab lain kekeruhan pasca operasi yang paling menakutkan adalah kelainan retina. Operasi katarak itu ibarat HP yang rusak casing dan screeshield-nya. Bisa diganti dengan yang baru, bisa lebih terang. Namun jika HP rusak karena yang kena adalah LCD-nya, perbaikannya jauh lebih sulit. Seperti itulah ketika terjadi kerusakan retina. Karena retina itu tempat menangkap gambar. Apabila karena faktor umur terjadi eksudasi sehingga kolesterol menumpuk pada retina, ibarat HP yang LCD-nya rusak. Penangannya jauh lebih rumit.

Tonton juga video edukasi kesehatan berikut ini !

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata