ukuran kacamata

Ukuran Kacamata Sering Berubah? Waspada Diabetes

Anda mengidap Kelainan Refraksi serta memakai kacamata sebagai alat bantu? Lalu, ukuran kacamata Anda seringkali berubah? Waspadalah! Mungkin Anda mengidap Diabetes. Lho, apa  hubungannya antara Diabetes dengan ukuran kacamata? Bagaimana kok bisa penyakit ini mempengaruhi perubahan ukuran kacamata?

Sekilas Diabetes

Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes adalah penyakit kronis dan metabolik yang ditandai oleh kadar glukosa darah (atau gula darah) yang tinggi, yang menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf dari waktu ke waktu. 

Diabetes yang paling umum sejauh ini adalah Diabetes tipe 2. Ini terjadi ketika ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin.  WHO mencatat dalam tiga dekade terakhir, prevalensi Diabetes tipe 2 telah meningkat secara dramatis di berbagai negara. 

Adapun Diabetes tipe 1, dahulu dikenal sebagai Diabetes juvenil atau Diabetes tergantung insulin, adalah kondisi kronis di mana pankreas menghasilkan sedikit atau tidak ada insulin secara alami. 

Penyakit Diabetes dapat pengaruhi fungsi penglihatan.

Mereka yang mengidap Diabetes, akses terhadap pengobatan yang terjangkau, termasuk insulin, sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka. Saat ini diperkirakan sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita Diabetes, mayoritas tinggal di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah. 

Laporan WHO menyebut 1,5 juta kematian langsung dikaitkan dengan penyakit Diabetes setiap tahunnya. WHO menyebut, jumlah kasus maupun prevalensi Diabetes terus meningkat secara stabil selama beberapa dekade terakhir.

Dampak Diabetes ke Mata

Diabetes dapat memiliki dampak signifikan pada mata karena efeknya pada pembuluh darah dan saraf. Berikut ini beberapa kondisi di mana Diabetes dapat mempengaruhi mata atau setidaknya terkait dengan risiko gangguan mata.

Pertama, Retinopati Diabetes. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah tinggi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di Retina, jaringan yang sensitif terhadap cahaya di bagian belakang mata. Pada tahap awal, Retinopati Diabetes mungkin tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan masalah penglihatan ringan. Namun, seiring kondisi memburuk, ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan kebutaan jika tidak diobati.

Kedua, Edema Makula Diabetes. Pada beberapa kasus Retinopati Diabetes, cairan dapat bocor ke Makula, bagian pusat Retina yang bertanggung jawab atas penglihatan tajam dan sentral. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan penglihatan kabur, kondisi yang dikenal sebagai Edema Makula Diabetes.

Ketiga, Katarak. Orang dengan Diabetes berisiko lebih tinggi untuk mengidap Katarak, kekeruhan Lensa alami mata. Katarak dapat menyebabkan penglihatan kabur dan silau, yang dapat sangat mengganggu penglihatan jika tidak diobati.

Kondisi Katarak
Penderita Diabetes lebih berisiko terjangkit Katarak.

Keempat, Glaukoma.  Diabetes juga meningkatkan risiko terjadinya Glaukoma, yang dapat merusak Saraf Optik dan menyebabkan kehilangan penglihatan. Glaukoma sering kali berkembang ketika cairan mengumpul di mata, meningkatkan tekanan dan merusak Saraf Optik.

Kelima, Kerusakan Saraf (Neuropati). Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengontrol otot yang bertanggung jawab untuk fokus Lensa mata. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam fokus, terutama pada jarak dekat, kondisi yang dikenal sebagai Insufisiensi Akomodasi Diabetes.

Keenam, risiko infeksi yang lebih tinggi. Mereka yang mengidap Diabetes lebih rentan terhadap infeksi mata, seperti Konjungtivitis (Mata Merah) dan bisul (Infeksi Kelenjar Kelopak Mata). Infeksi ini dapat menyebabkan kemerahan, iritasi, dan keluarnya cairan dari mata.

Baca juga:

Katarak

Operasi Katarak

Emang Bisa? Tidak Pakai Kacamata Pasca Operasi Katarak

Penyebab Ukuran Kacamata Sering Berubah, Salah Satunyan Kadar Gula Darah Tidak Terkontrol

Penyebab Ukuran Kacamata Sering Berubah, Salah Satunya Kadar Gula Darah Tidak Terkontrol

Penyebab utama perubahan ukuran kacamata dapat bervariasi tergantung pada kondisi masing-masing individu. Namun, salah satunya yaitu yang terkait dengan kadar gula darah.

“Fluktuasi kadar gula darah itu menentukan penglihatan. Karena itu, kontrol gula darah mesti terkontrol secara baik, secara stabil,” tegas dr. Pinky Endriana H, Sp.M, dokter mata dari Klinik Mata KMU, Sidoarjo, Jawa Timur.

Berdasarkan penjelasan dr. Pinky Endriana, kadar gula darah dapat mempengaruhi Kesalahan Refraktif utamanya melalui perubahan bentuk dan fleksibilitas Lensa mata yang pada gilirannya dapat menyebabkan ukuran kacamata kerap berubah. 

Seperti diketahui, fluktuasi kadar gula darah dapat memengaruhi keseimbangan osmotik cairan di dalam mata. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan perubahan dalam tingkat hidrasi Lensa, menyebabkannya membengkak atau menyusut. Perubahan dalam hidrasi Lensa mengubah bentuk dan kekuatan refraktifnya, yang dapat menghasilkan pergeseran dalam kesalahan refraktif.

Kadar gula darah yang tinggi dapat pula  menyebabkan Lensa membengkak karena ketidakseimbangan osmotik. Pembengkakan ini dapat menyebabkan peningkatan sementara dalam kekuatan refraktif Lensa, menghasilkan pergeseran mengarah ke Miopia. Sebaliknya, ketika kadar gula darah menurun, Lensa mungkin kehilangan sebagian hidrasinya, menyebabkan penurunan kekuatan refraktif dan pergeseran ke arah Hipermetropia. Buntutnya, ukuran kacamata dapat berubah.

kacamata minus
Faktor gula darah dapat pengaruhi perubahan ukuran kacamata.

Di sisi lain, paparan kronis terhadap kadar gula darah yang tinggi pada individu dengan Diabetes dapat menyebabkan perubahan struktural jangka panjang pada Lensa. Perubahan ini dapat mempengaruhi elastisitasnya dan kemampuannya untuk fokus, menghasilkan perubahan dalam Kelainan Refraksi. Misalnya, peningkatan kekakuan Lensa dapat berkontribusi pada kesulitan dalam fokus pada jarak dekat, kondisi yang dikenal sebagai Presbiopia.

Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi seperti Retinopati Diabetik dan Katarak, yang dapat secara tidak langsung mempengaruhi  Gangguan Refraksi. Sebagai contoh, Katarak dapat menyebabkan perubahan pada sistem optik mata, menyebabkan pergeseran dalam Kelainan Refraksi.

Penting untuk dicatat bahwa pengaruh gula darah pada Gangguan  Refraksi dapat bervariasi di antara individu dan dapat dipengaruhi oleh faktor seperti durasi dan keparahan Diabetes, kesehatan mata keseluruhan, dan predisposisi genetik. 

Menjaga kontrol gula darah yang optimal melalui modifikasi gaya hidup dan manajemen medis yang tepat dapat membantu meminimalkan dampak Diabetes pada Kelainan Refraksi. 

Baca juga:

LASIK

Operasi Katarak Gratis

Perlu Diwaspadai Tanda-tanda Penyakit Mata Berikut

Periksa Mata Rutin bagi Penderita Diabetes

Pasien Diabetes disarankan untuk secara teratur melakukan konsultasi dokter mata dan  pemeriksaan mata. Kenapa? Karena Diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi mata yang serius. Ada beberapa alasan mengapa pemeriksaan mata teratur penting dilakukan oleh penderita Diabetes.

1) Deteksi dini Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik adalah komplikasi mata yang umum terjadi pada penderita Diabetes. Ini terjadi ketika kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah di Retina, lapisan di belakang mata yang penting untuk penglihatan. Dalam tahap awal, Retinopati Diabetik mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi pemeriksaan mata rutin dapat membantu mendeteksi masalah ini sebelum gejalanya muncul dan sebelum kerusakan Retina menjadi lebih parah.

2) Mengantisipasi komplikasi 

Selain Retinopati Diabetik, Diabetes juga dapat meningkatkan risiko komplikasi mata lainnya seperti Katarak, Glaukoma, dan Edema Makula Diabetik. Pemeriksaan mata rutin dapat membantu mendeteksi perubahan yang terkait dengan kondisi-kondisi tersebut secara dini, memungkinkan intervensi dan pengelolaan yang tepat waktu untuk mencegah kerusakan mata yang lebih lanjut.

manfaat pemeriksaan mata

3) Memantau perubahan refraktif

Diabetes dapat mempengaruhi kekuatan refraktif mata dan dapat menyebabkan fluktuasi dalam reseptor kacamata. Pemeriksaan mata rutin memungkinkan dokter mata untuk memantau perubahan ini dan menyesuaikan resep ukuran kacamata jika sewaktu-waktu diperlukan.

4) Mencegah kehilangan penglihatan

Dengan mendeteksi dan mengelola komplikasi mata secara dini, pemeriksaan mata rutin dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan yang signifikan atau bahkan kebutaan pada pasien Diabetes. Ini memungkinkan mereka untuk tetap menjalani gaya hidup yang aktif, independen, dan produktif.

Pada akhirnya, pemeriksaan mata rutin sangat penting bagi pasien Diabetes untuk mendeteksi, mencegah, dan mengelola komplikasi mata yang mungkin timbul akibat kondisi mereka. Ini merupakan bagian integral dari perawatan yang komprehensif untuk menjaga kesehatan mata dan mempertahankan penglihatan yang optimal.

Atur Jadwal Konsultasi dan Bebaskan Keluhan Mata

Sahabat, demikian paparan mengenai ukuran kacamata yang kerap berubah yang kemungkinan terkait dengan penyakit Diabetes. Semoga bermanfaat.

Sumber: dr. Pinky Endriana H, Sp.M

Baca juga:

Mata Bengkak Sebelah, Ini Penyebabnya

Cara Cegah Retino Diabetik dengan Terapi Ini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *