Setelah LASIK Pakai Softlens

Setelah LASIK Pakai Softlens? Gunakan Cara yang Aman, Ya!

LASIK – singkatan dari Laser-assisted in situ keratomileusis – merupakan prosedur operasi yang melibatkan penggunaan laser untuk mengoreksi Rabun Jauh, Rabun Dekat, atau Silinder [Astigmatisme]. Nah, bagaimana jika setelah LASIK pakai softlens? Hal apa saja yang perlu diperhatikan jika setelah LASIK pakai softlens?

Saat ini, LASIK dapat menjadi pilihan untuk mengatasi problem Kelainan Refraksi. Dengan menjalani LASIK, pasien Kelainan Refraksi, semisal mengidap Mata Minus, dapat terbebas dari kacamata.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Operasi Katarak Gratis

Operasi LASIK tidak membutuhkan banyak waktu, baik tindakan operasinya maupun waktu pemulihannya. Pasien tidak perlu melakukan rawat inap. Beres operasi, pasien dapat langsung pulang ke rumah.

Operasi Lasik
Operasi LASIK untuk atasi ketergantungan pada kacamata.

Pantangan setelah LASIK

Perawatan pasca LASIK menjadi kunci guna tercapainya pemulihan yang cepat dan sekaligus mencegah terjadinya komplikasi. Mengikuti arahan dokter atau perawat mata terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah LASIK bakal memastikan pemulihan yang aman dan segera sehingga pasien mendapatkan penglihatan yang lebih baik.

Nah, apa saja yang perlu diperhatikan setelah LASIK?

Yang harus dilakukan setelah LASIK yaitu sebagai berikut. 

1] Menghindari aktivitas berat

Setelah LASIK, istirahatlah sebanyak mungkin.Hindari aktivitas berat. Tunda olahraga atau aktivitas berat setidaknya selama dua minggu setelah LASIK. Lakukan konsultasi dokter mata sebelum Anda kembali aktif berolahraga. 

kacamata sunglasses
Kacamata pelindung dibutuhkan pasca LASIK.

2] Kenakan kacamata pelindung

Setelah melakoni LASIK, pasien biasanya diberi pelindung mata yang yang perlu dikenakan saat tidur. Pelindung ini membantu memproteksi mata hingga mata pasien pulih sepenuhnya. Selain itu, pasie juga diminta mengenakan kacamata hitam jika berada di luar ruangan, serta dan kacamata pelindung saat berolahraga maupun beraktivitas lainnya.

Adapun pantangan yang tidak boleh dilakukan mencakup hal-hal berikut ini.

1] Mengemudi kendaraan

Setelah operasi LASIK, pasien dilarang mengemudikan kendaraan, setidaknya selama 24 jam pasca operasi. Oleh sebab itu, mintalah seseorang untuk mengantar pulang setelah operasi. 

2] Hindari menyentuh atau mengucek mata

Seusai LASIK, pasien mungkin merasakan matanya berair, gatal, dan agak tidak nyaman. Meski begitu, hindari untuk menggosok atau mengucek-ngucek mata hingga mata benar-benar pulih. Pasien biasanya diberi obat tetes untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

3] Jangan memakai obat yang tidak diresepkan

Hindari penggunaan obat di luar yang telah diresepkan dokter mata. Dokter yang merawat umumnya akan meresepkan obat tetes antibiotik dan antiinflamasi untuk membantu proses penyembuhan pasca LASIK.

Bersihkan sekitar kelopak mata sekurangnya dua kali sehari dengan tisu steril. Segera hubungi dokter mata jika tiba-tiba terjadi penurunan penglihatan, nyeri hebat, keluar cairan serta mata berubah merah.

Baca juga: Apa dan Bagaimana Operasi Katarak

Memilih LASIK di NEC

Di Indonesia, saat ini sudah cukup banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan LASIK. Salah satunya adalah National Eye Center [NEC],  Surabaya, Jawa Timur.

NEC menawarkan metode LASIK terkini yakni Zeiss SMILE, selain juga masih menyediakan layanan metode LASIK lainnya: PRK dan Femto LASIK.

Mereka yang merasa jengah karena harus mengenakan kacamata dan ingin benar-benar bebas dari kacamata, NEC menjadi opsi terbaik untuk mewujudkan impian agar bebas dari kacamata.

Tentu saja, sebelum dapat benar-benar menjalani operasi LASIK di NEC, setiap calon pasien operasi perlu mengikuti prosedur pre-LASIK terlebih dahulu, guna memastikan apakah ia kandidat yang cocok menjalani LASIK serta memastikan metode LASIK mana yang paling sesuai baginya. 

Ada baiknya lakukan konsultasi dokter mata terlebih dahulu. Baru setelah itu, buat janji melakukan pre-LASIK di NEC.

Jam operasional NEC dari Senin-Jumat, mulai pukul 09.00-20.00 dan Sabtu mulai dari pukul 09.00-16.00

NEC beralamat di Jalan Dr. Ir. Soekarno Nomor 41, Surabaya (Seberang Kampus C UNAIR), telefon 031 5952590 dan 082 234 666 888.

Bolehkah setelah LASIK pakai softlens?

Seperti diutarakan sebelumnya, operasi LASIK dimaksudkan untuk mengoreksi Kelainan Refraksi, seperti Rabun Jauh, Rabun Dekat, dan/atau Silinder, sehingga akhirnya menghilangkan ketergantungan pada penggunaan kacamata maupun lensa kontak,

Namun, ada kalanya lensa kontak masih diperlukan setelah seseorang menjalani operasi LASIK. Kenapa?

Baca juga: 10 Penyebab Katarak

Faktanya, tak semua Kelainan Refraksi dapat dikoreksi sepenuhnya menggunakan LASIK. Mereka yang memiliki Kelainan Refraksi yang sangat tinggi, tak memungkinkan dikoreksi dikoreksi sepenuhnya dengan LASIK. Nah, pada kasus seperti ini, ia mungkin tetap perlu menggunakan menggunakan lensa kontak.

Lensa RGP
Lensa kontak mungkin saja dibutuhkan setelah LASIK.

Pada kasus lain, seseorang mungkin saja telah menjalani LASIK dan Kelainan Refraksinya telah sepenuhnya terkoreksi. Namun, seiring dengan pertambahan usia, ia lantas mengalami Presbiopi. Maka, ketimbang harus mengenakan kacamata, ia mungkin saja memilih menggunakan lensa kontak.

Bisa juga seseorang telah memiliki penglihatan sempurna setelah di-LASIK. Namun, ia kepingin mengubah penampilan dengan mempercantik warna matanya. Maka, ia bisa saja mengenakan softlens. 

Penggunaan softlens yang baik dan benar

Ihwal setelah LASIK bisa pakai softlens tentu tidak menjadi problem. Pasalnya, memakai lensa kontak setelah LASIK secara umum terbilang aman dan efektif. 

Hanya saja, ada beberapa hal yang memang perlu menjadi bahan perhatian tatkala memilih tetap menggunakan softlens.

Menurut dr. Alissa Devi Agustina, Sp.M, dokter spesialis mata dari Eyelink Group, lensa kontak itu alat bantu yang berfungsi mengoreksi kelainan mata. “Selain itu, lensa kontak juga bisa digunakan sebagai penunjang penampilan dan bisa juga sebagai terapi pada kelainan kornea tertentu,” jelasnya.

Baca juga: Penyebab Mata Silinder

Dalam hal pemakaian lensa kontak, kata dokter Allisa, yang paling ditekankan yaitu soal kebersihan. 

“Yang penting adalah kebersihan, ya. Jadi, kita harus cuci tangan dulu dengan sabun. Lalu, kita memastikan arah dari kontak lens. Jangan sampai arahnya terbalik, ya,” sebut dokter Allisa menyinggung soal pemasangan lensa kontak.

Begitu juga dalam hal perawatan lensa kontak. Dokter Allisa mengatakan bahwa cairan untuk kontak  harus diganti setiap hari dengan cairan pembersih khusus. “Kemudian wadahnya juga harus diganti, tiap bulan atau tiga bulan sekali,” terangnya.

Dokter Allisa mengingatkan agar sering-sering cuci tangan sebelum dan sesudah memakai lensa kontak. Di samping itu, sambungnya, perlu memperhatikan pula masa pemakaian.

Softlens Mudah Dipakai
Kebersihan sangat ditekankan dalam pemakaian softlens.

“Ada yang disposable. Ada yang mingguan. Bahkan, ada yang bulanan.  Jangan lupa juga expire date-nya. Jangan lupa lepas lensa kontak pada saat mandi atau tidur,” ia mengingatkan.

Baca juga: Operasi Katarak Gagal Ditandai dengan Penglihatan Buram?

Dokter Allisa memaparkan bahwa salah satu komplikasi pemakaian lensa kontak yaitu mata jadi lebih kering karena lensa kontak menyerap cairan atau air.

“Otomatis, matanya jadi lebih kering. oleh sebab itu, pada pasien-pasien yang menggunakan lensa kontak, harus kita berikan tetes mata yang khusus. Ada tetes mata atau pelembab mata yang khusus yang diberikan untuk pasien pasien pengguna lensa kontak,” sebutnya.

Dokter Allisa menyarankan agar kita segera melepas lensa kontak apabila sudah menimbulkan mata merah dan tidak nyaman. “Segera periksa ke dokter spesialis mata,” tegasnya.

Baca juga: Softlens Tidak Sesuai dengan Ukuran Minus Silinder, Bahayakah? 

Sahabat, jika Anda masih penasaran ihwal setelah LASIK bisa pakai softlens atau tidak, maupun memiliki keluhan pasca operasi LASIK maupun operasi Katarak, silahkan segera lakukan konsultasi dokter mata dan pemeriksaan mata di Klinik Mata KMU terdekat di kota Anda.

Sumber:  dr. Alissa Devi Agustina, Sp.M.