retinopati

4 Jenis Retinopati Beserta Gejala dan Cara Mengobatinya

Salah satu bagian dari anatomi mata adalah retina. Ia peran vital yang jika terganggu maka terganggulah penglihatan. Karenanya perlu waspada terhadap penyakit yang bisa mengenainya. Salah satunya adalah retinopati.

Apa itu retinopati, apa saja jenisnya, bagaimana gejala dan cara mengobatinya? Tulisan ini akan membahasnya.

Apa Itu Retinopati

Retinopati adalah kerusakan pada retina yang mengganggu penglihatan hingga menyebabkan kebutaan. Secara umum, kerusakan pada retina ini akibat kelainan pembuluh darah atau aliran darah yang abnormal.

Ia merupakan gangguan yang serius. Tak hanya mengurangi kualitas hidup, pada tingkat yang parah, bisa mengakibatkan kebutaan. Dan kalau sampai buta tentu bukan hanya kualitas hidup yang turun, tetapi bisa menjadi beban bagi orang-orang tercinta.

Mengapa penyakit ini berbahaya? Sebab ia menyerang retina, bagian vital dari mata  yang berfungsi membentuk penglihatan. Yakni menangkap cahaya yang kemudian merangsang saraf dan dikirim ke otak sehingga bisa ‘melihat.’ Ketika retina mengalami kerusakan, fungsinya tidak bisa bekerja. Penglihatan menjadi tidak sempurna, bahkan sampai buta.

Baca juga: Iris

4 Jenis Retinopati

Retinopati bisa diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan penyebabnya; prematuritas, diabetik, hipertensi, dan serosa sentral. Masing-masingnya memiliki gejala yang agak berbeda. Demikian pula cara mengobatinya.

Retinopati Prematuritas

Sesuai namanya, ia adalah kerusakan retina akibat kelainan pertumbuhan pembuluh darah pada bayi yang lahir prematur.

Kelainan retina ini terjadi pada bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, dengan badan kurang dari 1.500 gram. Risiko penyakit ini meningkat jika bayi tidak langsung menangis saat lahir. Juga apabila konsumsi oksigen dalam jangka waktu lama (lebih dari 7 hari).

Jika gangguan retina ini terlambat terdeteksi, ada risiko bayi mengalami kebutaan permanen.

Retinopati Diabetik

Jika prematuritas terkait dengan bayi prematur, diabetik terkait dengan diabetes melitus (DM). Yakni gangguan retina akibat hiperglikemia kronik pada penderita diabetes mellitus.

Diabetes melitus mengakibatkan pembuluh darah di seluruh tubuh termasuk yang di dalam mata rapuh sehingga mudah mengalami kebocoran. Kebocoran pada pembuluh darah di mata mengakibatkan terjadinya komplikasi khususnya vitreous dan lapisan retina.

Penyakit retina ini merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan di seluruh dunia pada pasien usia 20-64 tahun.

Retinopati Hipertensi

Dari namanya, Anda bisa menebak bahwa ini terkait dengan hipertensi. Ya, ia adalah penyakit pada retina akibat hipertensi sistemik. Risiko penyakit ini meningkat dengan semakin lamanya menderita tekanan darah tinggi.

Ketika hipertensi terjadi secara terus menerus, pembuluh darah di sekitar retina akan menebal dan membuat aliran darah ke retina tidak lancar. Semakin lama dan semakin parah, retina bisa terlepas dari posisinya hingga memicu kebutaan permanen.

Umumnya, penyakit ini menimpa usia 40 tahun ke atas. Namun ia juga bisa terjadi pada usia sebelum 40 tahun jika memiliki tekanan darah tinggi di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

Retinopati Serosa Sentral

Jenis keempat adalah retinopati serosa sentral. Yaitu merembesnya cairan dari belakang retina sehingga menyebabkan penglihatan menjadi buram.

Kemungkinan besar, pemicunya adalah faktor genetis atau keturunan. Penyakit retina ini juga bisa mengakibatkan hilangnya penglihatan karena bagian sentral retina atau makula lepas.

Baca juga: Vitamin Mata

Gejala Retinopati

Empat jenis kerusakan retina di atas memiliki gejala yang berbeda meskipun ada kemiripan. Pada kondisi gangguan yang makin parah atau memasuki stadium atas, gejala akan semakin terlihat jelas.

Gejala Retinopati Diabetik

Gejalajenis diabetik baru terasa jelas ketika sudah parah atau masuk ke stadium akhir, yaitu:

  • Penglihatan kabur atau samar
  • Mengalami fotopsia (merasakan kilatan cahaya di mata)
  • Kehilangan penglihatan mendadak pada satu atau dua mata
  • Terdapat bintik-bintik hitam pada visual
  • Kesulitan membaca atau melihat benda yang detail

Gejala Retinopati Prematuritas

Jenis ini lebih sulit terlihat gejalanya. Sebab tidak ada gejala fisik. Namun, dokter mata atau oftalmologis berpengalaman bisa mendeteksinya.

Karenanya dokter mata akan segera memeriksa bayi yang lahir prematur di ruamh sakit. Dokter umumnya menggunakan kamera khusus untuk retina bayi.

Gejala Retinopati Hipertensi

Jenis hipertensi juga sering kali tidak terdapat gejala yang jelas. Namun sebagian pasien mengeluhkan sulit melihat karena buram, keluhan rasa nyeri pada mata, dan/atau sakit kepala.

Gejala Retinopati Serosa Sentral

Gejala paling umum dari gangguan retina ini adalah penglihatan kabur secara tiba-tiba pada satu mata. Namun terkadang terjadi pada dua mata sekaligus.

Gejala lainnya adalah munculnya titik hitam di tengah penglihatan, ketajaman penglihatan berkurang, dan kesulitan membaca atau melihat benda yang detail.

Baca juga: Cara Menyembuhkan Mata Minus

Cara Mengobati Retinopati

Untuk mengobati retinopati, penanganannya tidak selalu langsung pada mata. Sebab beberapa jenis retinopati bisa sembuh dengan mengatasi penyebabnya.

Untuk retinopati diabetik, cara mengobatinya fokus pada penyembuhan diabetes pasien. Misalnya dengan mengontrol gula darah dan tekanan darah. Jika diperlukan, baru digunakan opsi berikutnya seperti terapi laser atau fotokougulasi dan injeksi VEGF inhibitor pada mata.

Demikian pula jenis cara mengobati retinopati hipertensi. Langkah yang paling utama adalah dengan mengurangi tekanan darah dan menjaganya pada level aman (120/80 mmHg). Jika tekanan darah di atas itu –terutama jika ada pembengkakan saraf optik- pasien perlu mendapat perawatan di rumah sakit.

Pada retinopati prematuritas, yang sangat penting adalah pemeriksaan bayi secara intensif. Jika terdeteksi retinopati, pemeriksaan dilakukan tiap 1-2 pekan mulai usia 8 minggu hingga 14 minggu. Selanjutnya, pemeriksaan bisa setiap 1-2 bulan. Jika belum sembuh, pada tahap berikutnya bisa dengan tindakan laser.

Sedangkan retinopati serosa sentral bisa sembuh dengan sendirinya. Pada tahap tertentu, dokter akan menyarankan terapi kortikosteroid sekaligus untuk mencegah retinopati serosa sentral datang lagi. [mbk/kmu.id]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *