pterygium

Pterygium: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Anda mengalami mata merah berulang dengan rasa iritasi pada pada permukaan mata seperti mengganjal dan perih? Waspadai gejala pterygium. Apa itu pterygium, apa saja gejala dan penyebabnya serta bagaimana cara mengobati penyakit mata tersebut?

Prevalensi penyakit yang mengenai limbus kornea ini di Indonesia tergolong tinggi daripada di negara lain. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015 menunjukkan prevalensi di Indonesia sebesar 8,3 persen dengan jumlah tertinggi di Provinsi Bali.

Apa Itu Pterygium

Penyakit mata ini berasal dari bahasa Yunani pterygos yang artinya sayap. Sesuai dengan bentuknya yang menyerupai sayap. Istilah lainnya adalah surfer’s eye karena sering kali terjadi pada orang yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, terutama peselancar.

Dalam istilah medis, pterygium adalah kelainan klinis berupa jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga pada limbus kornea. Penyakit mata ini ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata yang bisa mencapai kornea. Ia bisa terjadi pada salah satu mata atau kedua mata. Jika terjadi di kedua mata, kondisi ini disebut bilateral pterygium.

Pterigium bukan sel kanker dan jarang menyebabkan komplikasi berbahaya. Namun, jika tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat, ia dapat mengganggu penglihatan. Terutama jika sudah menutupi kornea atau bahkan pupil mata.

Baca juga: Mata Juling

Gejala Pterygium

Penyakit ini bermula dari munculnya noda kekuningan di bagian putih mata (pinguecula). Pinguecula muncul akibat penggumpalan protein, lemak, atau kalsium di dalam mata.

Jaringan yang tumbuh memiliki warna merah muda dan bertekstur sedikit menonjol. Jaringan tersebut biasanya tumbuh di bagian mata yang dekat dengan hidung kemudian menyebar ke arah tengah mata bahkan bisa mencapai kornea. Pada kondisi ini, ia dapat menganggu penglihatan karena cahaya yang masuk melalui pupil mata terhalang.

Gejala pterygium lainnya adalah sebagai berikut:

  • Mata merah
  • Rasa gatal atau perih di area selaput
  • Mata kering yang disertai dengan gatal dan sensasi panas
  • Rasa mengganjal atau berpasir pada mata, khususnya jika jaringan yang tumbuh sudah tebal
  • Pandangan menjadi samar atau ganda, khususnya jika jaringan sudah mencapai kornea

Baca juga: Papiledema

Penyebab Pterygium

Penyebab pterygium belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan sejumlah proses patogenesis yang diduga berperan terhadap timbulnya penyakit ini. Dasar terjadinya kelainan klinis ini adalah degenerasi yang dipengaruhi oleh pajanan ultraviolet kronik. Karenanya, penyakit ini banyak mengenai orang yang menghabiskan banyak waktu di luar ruangan seperti para peselancar.

Selain itu, iritasi kronik serta cuaca kering dan berdebu bisa menyebabkan inflamasi kronik yang berakibat merusak jaringan konjungtiva dan menimbulkan pterygium.

Baca juga: Keratitis

Cara Mengobati Pterygium

Sebelum mengobati pterygium, langkah pertama adalah penegakan diagnosis. Selain melakukan anamnesis dengan mewawancari pasien terkait keluhan dan riwayat kondisi mata, dokter akan mendeteksi gejala utamanya, yaitu tumbuhnya selaput tipis di permukaan bola mata.

Pemeriksaan lebih lanjut mulai dengan menggunakan slit lamp dan alat khusus untuk memeriksa kondisi mata. Termasuk pemeriksaan untuk memeriksa perubahan lengkungan pada kornea pasien.

Pada stadium awal yang hanya muncul selaput tanpa menimbulkan keluhan, pterygium biasanya tidak membutuhkan penanganan.

Jika terjadi mata merah dan iritasi akibat penyakit ini, dokter akan memberikan obat tetes atau salep mata yang mengandung kortikosteroid. Bisa pula dengan pelumas untuk meredakan peradangan.

Jika penanganan dengan obat tetes atau salep mata tidak bisa, cara berikutnya adalah dengan operasi pterygium. Khususnya jika penglihatan terganggu hingga kemampuan penglihatan menurun. Atau kalau pun kemampuan penglihatan tidak menurun tetapi dari faktor estetika terganggu, operasi juga bisa menjadi solusi.

Baca juga: Operasi Katarak

Cara Mencegah Pterygium

Karena faktor utama yang sering menyebabkan terjadinya penyakit mata ini adalah ultraviolet, ia bisa dicegah dengan memakai kacamata hitam. Selain mencegah paparan sinar matahari, kacamata tersebut juga bisa melindungi dari debu atau asap.

Seseorang yang berisiko terkena mata kering –salah satu penyebab penyakit ini- bisa mengantisipasinya dengan menggunakan obat tetes air mata buatan.

Dan yang ketiga, perlu melakukan pemeriksaan mata ke dokter mata secara berkala. Tidak perlu sering, pemeriksaan berkala ini cukup 1-4 tahun sekali. Sehingga ketika ada gangguan mata, ia bisa dideteksi dan dicegah sejak dini. [mbk/kmu]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *