refraksi

Kelainan Refraksi Dapat Sebabkan Kebutaan? Begini Pengobatannya

Kelainan Refraksi atau Anomali Refraksi merupakan salah satu problem penglihatan yang membuat seseorang sulit melihat dengan jelas. Pada dasarnya, Kelainan Refraksi dapat terjadi tatkala bentuk mata membuat cahaya tidak dapat difokuskan dengan benar pada Retina [lapisan jaringan yang peka terhadap cahaya di bagian belakang mata].

Pertanyaannya adalah: apakah Kelainan Refraksi dapat menyebabkan kebutaan? Bagaimana pula dengan langkah pengobatannya?

Baca juga: Operasi Katarak

Macam-macam kelainan refraksi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia [WHO], Kelainan Refraksi merupakan salah satu jenis masalah penglihatan yang paling umum. 

Pemeriksaan oleh dokter mata akan memastikan apakah seseorang memiliki Kelainan Refraksi atau tidak. Dokter mata dapat meresepkan kacamata atau lensa kontak untuk membantu pasien Kelainan Refraksi agar dapat melihat dengan jelas.

Penyakit Pada Lensa Mata
Jenis kelainan refraksi

Berdasarkan penjelasan yang diberikan dr. Danti Ayu Irawati, Sp.M, dari Klinik Mata KMU, sejauh ini, ada sekurangnya empat macam Kelainan Refraksi.

1] Miopia 

Pada mereka yang mengidap Miopia, benda yang dekat terlihat jelas, dan benda yang jauh terlihat buram. “Pada miopia, bayangan itu direfleksikan di depan, sehingga penderita akan merasa kabur,” jelas dokter Danti.

Miopia biasanya diturunkan dan sering ditemukan pada masa kanak-kanak. Miopia sering berkembang selama masa remaja ketika tubuh tumbuh dengan cepat. 

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Operasi Katarak Gratis

2] Hipermetropia 

Sering disebut juga hiperopia. Pengidap Kelainan Refraksi ini mengalami penglihatan buram saat melihat benda dekat, namun melihat jelas benda yang lebih jauh.

“Hipermetropia dikatakan sebagai rabun dekat, karena bayangan direfleksikan melebihi dari syaraf mata. Jadi, refleksinya terlalu kuat, terutama pada anak-anak karena bola mata relatif masih pendek, sehingga bayangan yang direfleksikannya terlalu kuat,” ungkap dokter Danti.

3] Presbiopia

Menurut dokter Danti, Presbiopia adalah menurunnya daya akomodasi lensa. Itu diakibatkan oleh karena faktor usia. “Umumnya usia lebih dari 40 tahun seseorang sudah membutuhkan kacamata baca untuk membantu penglihatan dekat,” sebutnya. 

Secara teoritis, setelah usia 40 tahun, lensa mata memang menjadi lebih kaku dan tidak mudah melentur. Buntutnya, mata kehilangan kemampuan fokus dan menjadi lebih sulit untuk membaca dalam jarak dekat. 

Baca juga: Kala Katarak Menghambat Fungsi Mata

4] Astigmatisme 

Astigmatisme, yang oleh orang awam disebut Silinder, biasanya terjadi ketika permukaan Kornea memiliki kelengkungan yang tidak simetris. Normalnya, Kornea halus dan melengkung sama rata ke segala arah, dan cahaya yang masuk ke Kornea difokuskan secara sama rata ke semua bidang, atau ke segala arah. Pada mereka yang mengalami Astigmatisme, permukaan depan Kornea lebih melengkung ke satu arah dibandingkan ke arah lainnya. Kelainan ini dapat menyebabkan penglihatan seperti melihat ke dalam cermin yang terdistorsi dan bergelombang. Astigmatisme umumnya menyebabkan penglihatan kabur pada semua jarak.

Dokter Dati mengutarakan bahwa pada Astigmatisme, bayangan jatuh tidak pada satu titik. “Jadi, ada beberapa bias pada syaraf mata itu,” jelasnya.

Gejala Kelainan Refraksi

Gejala paling umum Kelainan Refraksi yaitu penglihatan buram. Adapun gejala-gejala lain di antaranya meliputi beberapa hal berikut ini.

  • Penglihatan ganda.
  • Melihat silau atau lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang.
  • Sering menyipitkan mata.
  • Sakit kepala.
  • Ketegangan mata [terutama ketika mata terasa lelah atau sakit].
  • Kesulitan untuk fokus saat membaca atau melihat komputer.

Baca juga: Daftar Dokter Mata Sidoarjo yang Berpraktik di KMU

refraksi
Kelainan refraksi membuat penglihatan buram. Foto: innerwesteyesurgeons.com.au.

Apakah Kelainan Refraksi dapat sebabkan kebutaan?

Kelainan Refraksi yang tidak dikoreksi dapat menjadi salah satu penyebab paling umum dari gangguan penglihatan dan penyebab utama kebutaan kedua di dunia.

Kebutaan sendiri adalah ketidakmampuan untuk melihat atau kurangnya penglihatan. Ada kebutaan parsial, yaitu ketika seseorang memiliki sebagian penglihatan, atau disebut juga low vision. Ada pula kebutaan total, yaitu ketika tidak dapat melihat atau mendeteksi cahaya.

Merujuk data dari WHO mengenai Kelainan Refraksi yang tidak dikoreksi, diperkirakan ada sekitar 153 juta orang yang terkena dampak Kelainan Refraksi jarak jauh yang tidak dikoreksi.

Dari jumlah tersebut, 8 juta mengalami kebutaan dan 145 juta mengalami gangguan penglihatan jarak jauh yang signifikan.

Sebagian orang mungkin saja tidak menyadari akan gejala Kelainan Refraksi, sehingga akhirnya Kelainan Refraksi yang diidapnya tidak terkoreksi dan membawa implikasi yang lebih buruk bagi penglihatannya.

Periksa Mata

Baca juga: Pilihan Cara Bebas Kacamata Baca Selamanya 

Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur. Dengan demikian, dokter mata dapat segera mengambil tindakan memadai begitu diketahui ada tanda-tanda gangguan atau kelainan pada mata.

Cara menyembuhkan Kelainan Refraksi

Menurut WHO, Kelainan Refraksi tidak bisa dihindari. Namun, bisa didiagnosa dengan pemeriksaan mata dan kemudian diterapi atau diatasi dengan penggunaan kacamata maupun lensa kontak.

Bagi mereka yang tidak ingin bergantung pada kacamata atau lensa kontak, maka opsi terbaiknya adalah menjalani operasi LASIK [laser-assisted in situ keratomileusis].

Metode LASIK merupakan prosedur yang secara permanen mengubah bentuk Kornea dengan menggunakan laser excimer. Mikrokeratome mekanis maupun keratome laser dapat digunakan untuk memotong flap pada Kornea, sehingga akhirnya mata pasien dapat membiaskan [membelokkan] cahaya dengan benar.

LASIK digunakan untuk mengatasi Miopia, Hipermetropia, dan Astigmatisme.

Saat ini, sudah banyak rumah sakit maupun klinik mata yang memberikan layanan operasi LASIK. Salah satunya yang dapat diandalkan dan menjadi opsi terbaik, berkat pengalaman dan reputasinya, yaitu National Eye Center [NEC] Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: Mau Operasi LASIK, Pastikan Hal-Hal Ini Terlebih Dahulu 

Ada tiga metode LASIK yang ditawarkan NEC, yaitu PRK, Zeiss SMILE, dan Femto LASIK. Ihwal metode mana yang sebaiknya dipilih, tentu saja pasien perlu lebih dahulu melakukan konsultasi dokter mata dan menjalani proses Pre-LASIK.

Secara umum, kandidat yang cocok untuk menjalani LASIK yaitu mereka yang telah berusia 18 tahun ke atas di mana penglihatan sudah tidak lagi berubah atau stabil. Selain itu, preskripsi mata juga tidak banyak berubah dalam satu tahun terakhir.

operasi lasik
LASIK dapat mengatasi Kelainan Refraksi.

Syarat lainnya yaitu Kelainan Refraksi haruslah Kelainan Refraksi yang dapat diatasi dengan LASIK, Kornea cukup tebal dan sehat, serta kesehatan mata secara keseluruhan harus baik.

Sahabat, demikian uraian tentang Kelainan Refraksi Dapat Sebabkan Kebutaan. Semoga bermanfaat.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh soal Kelainan Refraksi, maupun gangguan mata lainnya, seperti Katarak, dapat menghubungi Klinik Mata KMU terdekat di kota Anda.