mitos mata bintitan

Fakta dan Mitos Mata Bintitan. Ini Yang Perlu Kamu Tahu!

Sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami mata bintitan. Rasanya cenut-cenut dan bikin aktivitas kadang tidak nyaman. Nah, sering ngga sih ketika ada orang bintitan lalu kita mendengar mitos mata bintitan dari teman-teman atau yang lainnya, berceletuk: “ih kebanyakan ngintip yaa? Jadi bintitan gitu.”

Memang yaa, banyak beredar mitos-mitos tentang bintitan. Namun benar tidak ya mitos yang sering kita dengar di tengah-tengah masyarakat tersebut? Simak yuk pemaparan dari dokter mata yang menjadi ahlinya, dr. Alissa Devi Agustina, SpM.

Bintitan Itu Apa Sih? Benarkah Bintitan Karena Kebanyakan Ngintip?

mitos mata bintitan

Bintitan atau Hordeolum merupakan peradangan pada kelenjar di kelopak mata. Umumnya bintitan terjadi karena infeksi bakteri. Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa bintitan karena kebiasaan-kebiasaan yang tidak ada hubungannya dengan medis, bisa disimpulkan bahwa hal tersebut adalah mitos ya!

Berdasarkan letaknya, Hordeolum atau bintitan bisa dibagi menjadi dua. Yakni Hordeolum Interna (di dalam kelopak mata) dan Eksterna (bintitan di luar kelopak mata).

Penyebab Bintitan

Bintitan terjadi karena adanya sumbatan. Jadi ada sumbatan pada kelenjar minyak, dimana jika sumbatan tersebut jika disertai dengan kebersihan yang kurang baik, maka akan timbul infeksi yang ditandai dengan kemerahan dan bengkak. 

Sudah jelas yaa bahwa penyebab bintitan disebabkan oleh infeksi akut, bukan karena mengintip.

Baca Juga:
4 CARA MENANGANI MATA BINTITAN (HORDEOLUM) DENGAN AMAN

Fakta dan Mitos Mata Bintitan Lainnya

Untuk menghindari keluhan yang tak diinginkan, maka lupakan mitos mata bintitan yang tersebar. Banyak kasus, terkait mitos mata bintitan yang membuat orang semakin mengalami keluhan yang parah.

  1. Benarkah Bintitan menular lewat tatapan mata?

Itu mitos ya teman-teman. Karena bintitan tidak menular begitu saja lewat udara. Karena bakteri tersebut tidak bisa terbang.

Namun penularan bisa terjadi karena:

  • Bersalaman dengan penderita yang baru mengucek mata
  • Tidak mencuci tangan saat akan menyentuh wajah
  • Penderita diabetes mellitus, dermatitis seboroik dan hiperkolesterol karena pada pasien-pasien tersebut kondisi minyak yang diproduksi oleh kelenjar minyaknya lebih pekat. Sehingga rentan mengalami penyumbatan.

Bintitan juga bisa disebabkan oleh makeup pada wajah yang tidak dibersihkan dengan baik khususnya di area mata. Karena kosmetik seperti eye shadow, maskara, dan yang semacamnya memiliki serbuk yang bisa menimbulkan sumbatan hingga infeksi.

  1. Benarkah ketika bintitan tidak dianjurkan memakai softlens?

Jawabannya adalah benar. Masih dari pemaparan dr. Alissa Devi Agustina, SpM disebutkan bahwa jangan memakai softlens atau lensa kontak. Karena bisa jadi nanah yang pecah menempel ke softlens, dan nantinya akan mengakibatkan infeksi yang lebih parah.

  1. Benarkah kompres hangat dapat membantu mata bintitan?

Benar, kompres hangat dapat mengurangi nyeri yang diakibatkan oleh infeksi karena bintitan. Selain itu kompres hangat juga dapat meredakan pembengkakan dan melunakkan sumbatan.

Baca Juga:
OPERASI KATARAK: JENIS, PERSIAPAN, PERAWATAN, HINGGA BIAYA

Karena pada dasarnya kelenjar minyak yang mengalami infeksi tersebut jika diberi air hangat akan melunak dan setidaknya mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh bintitan.

Caranya cukup mudah, sebagai berikut:

  • Gunakan handuk yang telah direndam air hangat
  • Kompres 2-4 kali dalam sehari
  • Durasi mengompres adalah sekitar 5-10 menit

Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Mengalami Bintitan?

Daripada mempercayai mitos mata bintitan, maka kamu bisa melakukan cara sederhana untuk mengurangi rasa nyeri. Pada dasarnya bintitan ini bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu. Namun kita juga harus memastikan bahwa tidak semua bengkak pada kelopak mata disebabkan oleh infeksi. Bisa juga disebabkan oleh penyakit mata yang lainnya.

Biasanya kalau kita terdiagnosis Horodeulum atau bintitan, dokter akan menyarankan untuk kompres hangat, mengonsumsi antibiotic (baik yang diminum atau dengan cara tetes pada mata), serta selalu menjaga kesehatan mata.

Lalu bagaimana jika tidak kunjung hilang jika sudah melakukan seluruh prosedur yang disarankan oleh dokter di atas?

Biasanya dokter akan melakukan tindakan operatif dengan cara insisi. Yakni dengan membuka dan membuat jalan keluar untuk nanah yang terjebak di dalam kelopak mata/

Bintitan jangan dipecah sendiri ya. Karena dapat menyebabkan infeksi, memperparah peradangan dan juga menimbulkan bekas luka yang kurang estetik.

Bagaimana Mencegah Bintitan?

Berikut adalah cara dari dr. Alissa Devi Agustina, SpM untuk mencegah mata bintitan:

  • Harus selalu menjaga higienitas dengan cara tidak sering mengucek mata
  • Mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh mata
  • Tidak memakai kosmetik yang kadaluwarsa
  • Segera menghapus riasan pada area mata
  • Selalu menjaga kebersihan lensa kontak apabila kita sering memakai lensa kontak/
  • Jika sering berada di luar ruangan yang banyak debunya, sebaiknya menggunakan kacamata pelindung agar mata terhindar dari debu yang kotor.

Semoga penjelasan tentang mitos dan fakta soal mata bintitan ini sudah bisa menjawab pertanyaan sobat KMU semua yaa. 

Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dokter mata atau pergi berkunjung ke dokter mata jika terjadi sesuatu pada mata kita, apalagi jika sudah sangat mengganggu aktivitas.

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mata adalah dengan rutin memeriksakan mata ke klinik atau dokter mata yang berpengalaman. Salah satunya adalah KMU yang sudah memberikan banyak kontribusi untuk kesehatan mata masyarakat Indonesia termasuk katarak yang menjadi momok mok terberat di Indonesia. 

KMU juga memberikan pelayanan operasi katarak gratis hingga operasi katarak premium, layanan lasik, dan masih banyak lagi. Jadi jangan ragu untuk berkunjung dan senantiasa menjaga kesehatan mata ya!

Baca juga cara menjaga kesehatan mata melalui link ini ya: https://kmu.id/tips-menjaga-kesehatan-mata-pekerja/

Atau tonton juga video seputar edukasi kesehatan mata di sini:

Semoga artikel ini bermanfaat!

Sumber:
dr. Allisa Agustina, SpM