Oklusi Vena Retina: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh

Terakhir diperbaharui pada

6 May 2025

Bagikan

Oklusi Vena Retina (RVO) adalah penyumbatan pada pembuluh darah kecil yang membawa darah menjauh dari Retina. Retina adalah lapisan jaringan bagian dalam mata yang bisa mengubah cahaya menjadi sinyal saraf dan mengirimnya ke otak. Gejala Oklusi vena Retina (RVO) yaitu seperti, penglihatan mulai kabur atau kehilangan penglihatan pada satu mata, yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Selain itu Gejala (RVO) dapat Menyebabkan komplikasi serius seperti pembekakan atau pendarahan , jika tidak segera ditangani oleh dokter spesialis mata

oklusi vena retina

Baca juga

Keluhan mata bisa ditangani di Klinik/RS KMU

Apa itu Oklusi Vena Retina Mata?

Retina memiliki pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah. Ketika terjadi penyumbatan pada vena retina, kondisi ini disebut oklusi vena retina, yang dapat disebabkan oleh bekuan darah atau tekanan dari pembuluh darah yang lebih besar. Penyumbatan ini dapat melemahkan pembuluh darah hingga bocor, menyebabkan edema makula, yaitu pembengkakan pada makula yang mengakibatkan penglihatan kabur atau menurun. 

Selain itu, dapat terjadi pertumbuhan pembuluh darah abnormal di iris, yang berisiko menyebabkan glaukoma neovaskular. Jika pertumbuhan pembuluh darah baru terjadi di retina, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan di bagian belakang mata dan meningkatkan risiko ablasio retina.

Oklusi vena retina terbagi menjadi dua jenis:

  1. Oklusi Vena Retina Sentral adalah Penyumbatan terjadi pada vena utama retina.
  2. Oklusi Vena Retina Cabang adalah penyumbatan terjadi pada pembuluh darah yang lebih kecil dan terhubung dengan vena utama.

Kondisi ini dapat berdampak pada kesehatan mata dan penglihatan, sehingga deteksi dan penanganan dini sangat penting.

Penyebab dan Faktor Resiko

Oklusi vena retina umumnya disebabkan oleh pengerasan arteri (aterosklerosis) dan pembentukan bekuan darah. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah di vena retina terhambat, terutama pada titik persimpangan antara arteri dan vena. 

Pada kasus Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) atau penyumbatan vena cabang retina, masalah umumnya terjadi di lokasi di mana arteri yang menebal menekan vena yang berada di sekitarnya. Tekanan dari arteri tersebut dapat memperlambat aliran darah, memicu terbentuknya bekuan, dan menyebabkan terjadinya penyempitan pada vena. Akibatnya, aliran darah di retina terganggu, sehingga memicu sumbatan dan gangguan sirkulasi di area tersebut.

Faktor risiko oklusi vena retina meliputi:

  1. Diabetes
  2. Glaukoma (ketika tekanan tinggi di dalam mata merusak saraf optik dan menyebabkan hilangnya penglihatan).
  3. Tekanan darah tinggi
  4. Edema Makula
  5. Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah (vascular disease) atau mengalami obesitas.

Risiko gangguan ini meningkat seiring bertambahnya usia, oleh karena itu oklusi vena retina paling sering menyerang orang yang lebih tua. Penyumbatan vena retina dapat menyebabkan masalah mata lainnya, termasuk, Glaukoma (tekanan tinggi di mata), disebabkan oleh pembuluh darah baru yang abnormal tumbuh di bagian depan mata dan Edema makula, disebabkan oleh kebocoran cairan di retina.

Apa saja gejala oklusi vena retina?

Oklusi vena retina umumnya memengaruhi satu mata dan dapat menimbulkan berbagai gejala. Gejala yang paling umum adalah penglihatan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan, yang bisa terjadi secara tiba-tiba atau berkembang perlahan dalam hitungan jam hingga hari. Selain itu, penderita mungkin mengalami floaters, yaitu bintik-bintik atau garis-garis gelap yang melayang di bidang penglihatan. Pada kasus yang lebih parah, dapat timbul rasa nyeri atau tekanan pada mata. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini tidak menimbulkan gejala apapun hingga muncul komplikasi. Bahkan, sebagian orang baru menyadari adanya masalah ketika dokter menemukannya saat pemeriksaan mata rutin.

Diagnosa dan Pemeriksaan

Diagnosis oklusi vena retina dilakukan oleh dokter spesialis mata melalui serangkaian pemeriksaan menyeluruh, baik secara visual maupun menggunakan teknologi pencitraan canggih. Berikut adalah metode pemeriksaan yang umum digunakan:

1. Funduskopi (Pemeriksaan Retina)

Langkah awal diagnosis biasanya dilakukan dengan funduskopi atau oftalmoskopi, yaitu pemeriksaan langsung terhadap kondisi retina. Dokter akan melihat adanya perdarahan retina, pembengkakan (edema), pelebaran pembuluh vena, atau bercak putih kecil yang menandakan gangguan aliran darah. Ciri-ciri ini sangat khas dan membantu mengidentifikasi jenis oklusi, baik itu Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) maupun Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO).

2. Optical Coherence Tomography (OCT)

OCT adalah teknik pencitraan non-invasif yang memberikan gambar melintang dari lapisan retina dengan resolusi tinggi. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi pembengkakan pada makula (edema makula), penebalan retina, dan perubahan struktur jaringan akibat sumbatan vena. OCT sangat penting untuk memantau progres penyakit dan menilai efektivitas pengobatan.

3. Fluorescein Angiography

Dalam prosedur ini, zat pewarna khusus (fluorescein) disuntikkan ke dalam pembuluh darah, lalu pergerakan pewarna dalam pembuluh retina diamati menggunakan kamera khusus. Teknik ini membantu dokter untuk mendeteksi area pada retina yang mengalami gangguan aliran darah (non-perfusi), menemukan adanya kebocoran cairan, serta mengetahui letak sumbatan pada pembuluh darah. Prosedur ini sangat bermanfaat untuk menilai seberapa parah kondisi RVO dan merancang pilihan terapi yang paling sesuai.

4. Tonometri (Pengukuran Tekanan Bola Mata)

Meskipun tidak selalu menjadi penyebab langsung, tekanan intraokular yang tinggi (seperti pada glaukoma) merupakan faktor risiko penting dalam terjadinya oklusi vena retina. Oleh karena itu, pengukuran tekanan bola mata juga menjadi bagian dari prosedur diagnosis.

5. Evaluasi Kesehatan Sistemik

Karena RVO sering dikaitkan dengan kondisi sistemik seperti hipertensi, diabetes, gangguan pembekuan darah, atau kolesterol tinggi, pasien biasanya dianjurkan menjalani pemeriksaan penunjang tambahan seperti:

  • Tes darah lengkap
  • Profil lipid
  • Gula darah puasa
  • Tekanan darah
  • Evaluasi fungsi jantung

Diagnosis oklusi vena retina tidak hanya berfokus pada kondisi mata secara lokal, tetapi juga memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kesehatan tubuh secara umum. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah penurunan penglihatan yang lebih parah. Pemeriksaan mata secara rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti usia lanjut, tekanan darah tinggi, atau diabetes.

Pencegahan oklusi vena retina.

Mengetahui bahwa Anda berisiko mengalami oklusi vena retina merupakan langkah awal yang penting dalam upaya pencegahan kondisi ini. Konsultasi dengan dokter mata sangat dianjurkan untuk memahami sejauh mana tingkat risiko yang dimiliki serta tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkannya. 

Selain itu, penting pula untuk berkonsultasi dengan dokter umum terkait kondisi medis yang dapat mempengaruhi aliran darah, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol. Penanganan yang tepat terhadap kondisi-kondisi tersebut akan berkontribusi besar dalam menjaga kesehatan mata maupun tubuh secara keseluruhan.

Beberapa langkah preventif yang dapat dilakukan meliputi penerapan pola makan bergizi seimbang yang mendukung kesehatan kardiovaskular, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, serta menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari konsumsi produk tembakau. 

Gaya hidup sehat secara menyeluruh tidak hanya membantu menurunkan risiko oklusi vena retina, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kualitas hidup secara keseluruhan.

Simak juga berbagai informasi lainnya tentang kesehatan mata dalam video berikut! 

Lokasi kami

Klinik Mata KMU Madura
Ruko Khayangan, Jl. Halim Perdana Kusuma, Manggisan, Burneh, Kec. Bangkalan, Madura, Jawa Timur 69121
Klinik Mata KMU Trenggalek
Jl. Pahlawan Raya, Sukobanteng, Karangsoko, Trenggalek, Jawa Timur 66318
Ruang Edukasi
Jl. Perum Pondok Mutiara No. L 12, Banjarbendo, Sidoarjo, Jawa Timur 61213, Indonesia
Patient-Counseling
Ruko Permata, Kav. 34, 35, 37, Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62212, Indonesia
Klinik Mata KMU Gresik
Jl. Sumatra No.27F, Kebomas, Gresik, Jawa Timur 61121, Indonesia
RS Mata KMU
Jl. Raya No.181, Wahyu, Plosowahyu, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62218